Definisi Prestasi Belajar KAJIAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan beberapa teori tentang variabel-variabel yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti. Pertama akan dipaparkan teori tentang prestasi belajar, konsep diri, adjustment, dan masa remaja. Bahasan berikutnya adalah kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

2.1. Definisi Prestasi Belajar

Proses belajar mengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadinya perubahan pada diri siswa baik dalam pengetahuan, keterampilan maupun dalam sikapnya. Indikator dari perubahan itu biasanya akan tampak pada prestasi belajarnya. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah belajar mengajar berlangsung. Istilah prestasi belajar kerap kali diungkapkan atau digunakan dalam dunia pendidikan untuk mengungkapkan kondisi hasil belajar siswa atau peserta didik yang telah melalui proses pembelajarannya dalam suatu masa tertentu. Dalam kamus etimologi bahasa Indonesia dikatakan bahwa prestasi adalah a. Pencapaian, b. Penampilan, c. Kemampuan. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988, prestasi belajar adalah penguasaan, pengetahuan, atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pembelajaran, yang ditunjukkan dengan tes atau angka. Serta dalam Kamus Bahasa Indonesia karangan W. J. S. Koewadarminta 1976, arti prestasi menurut bahasa adalah hasil yang telah dicapai dikerjakan, dilaksanakan. Sedangkan menurut istilah prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai. Jadi prestasi bisa diartikan sebagai hasil dari berbagai proses dengan membuahkan tujuan yang diharapkan. Sunarto 1985, mengatakan prestasi belajar adalah kemampuan seseorang dalam menguasai sejumlah program setelah program selesai dan prestasi ini bisa dilambangkan dalam bentuk nilai angka sehingga mencerminkan keberhasilan belajar atau prestasi belajar siswa dalam periode tertentu. Oleh karena itu, prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai raport pada setiap caturwulan. Poerwanto 1986, memberikan definisi prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Demikian juga Utami Munandar 1999, menyatakan bahwa prestasi belajar dapat dinilai dari angka raport. Ngalim Purwanto 1995, berpendapat bahwa prestasi merupakan sesuatu yang digunakan untuk menilai belajar yang diberikan guru kepada siswanya atau dosen kepada mahasiswanya dalam waktu tertentu. Maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai perolehan hasil yang dicapai seseorang siswa dalam rangkaian proses belajar-mengajar, baik dinyatakan dalam angka maupun huruf. Dengan prestasi belajar ini seorang guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswanya dalam menyampaikan pelajarannya dan siswa dalam menerima pelajaran. Prestasi belajar menurut Nawawi 1981, adalah tingkat keberhasilan siswa mempelajari materi pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah pembelajaran tertentu. Menurut Winkel 2004, prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Tirtonegoro mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang mengatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu Prayitno, 2005. Prestasi belajar disebut juga hasil belajar Nashar, 2004. Hasil belajar merupakan konsekwensi logis dari terjadinya perbuatan belajar Nashar, 2004. Belajar itu terjadi jika ada stimuli yang dapat mempengaruhi individu yang belajar, sehingga terjadi perubahan tingkah laku dari waktu sebelum belajar dan setelah belajar. Hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang dicapai peserta didik setelah mengikuti program belajar- mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Nana 2009, hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan- kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi. Dari beberapa definisi prestasi belajar di atas, maka penulis dapat simpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar yang dilambangkan dengan angka-angka atau huruf-huruf. 2.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa Gunarsa, 2006 terbagi dua yaitu internal dan eksternal. 1. Dimensi internal a. Kecerdasan Tidak dapat disangkal bahwa prestasi yang ditampilkan anak di sekolah mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang relatif lebih tinggi tentu lebih mudah menangkap dan mencerna pelajaran-pelajaran yang diberikan di sekolah daripada anak-anak yang memiliki kecerdasan yang lebih rendah. b. Kepribadian si anak Sikap anak yang pasif, rendah diri, mempunyai kecenderungan agresif dan dapat merupakan faktor yang menghambat anak dalam menampilkan prestasi yang diharapkan. Anak-anak yang biasanya dikarakteristikkan seperti itu sebagai anak yang mempunyai harga diri yang kurang baik dan juga tampak kurang ada rasa aman dalam dirinya untuk dapat berprestasi dengan baik. Dengan demikian, kita melihat bahwa siswa yang memiliki konsep diri yang kurang negatif dapat menghambat anak dalam menampilkan prestasi yang diharapkan. c. Motivasi atau hasrat untuk berprestasi Kurangnya hasrat untuk berprestasi pada anak dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain: ketidakpuasan terhadap prestasi yang diperoleh, kurangnya rangsangan dari pihak sekolah ataupun orangtua. 2. Dimensi eksternal A. Lingkungan si anak Faktor lingkungan ini dapat berupa: 1. Lingkungan sekolah a. Guru: Tidak jarang kita mendengar bahwa seorang anak menampilkan prestasi yang rendah karena ia tidak senang dengan sikap ataupun tingkah laku gurunya. b. Teman-teman: Sering kita melihat anak-anak yang mudah terpengaruh oleh teman-temannya. Di sekolah ia tidak mendengarkan pelajaran yang diberikan oleh guru tetapi sibuk bermain atau memperhatikan teman-temannya. Adanya rasa kurang sesuai dengan teman-teman di sekolah dapat pula menyebabkan anak enggan ke sekolah, dan ini tentu saja mengakibatkan anak enggan belajar.

c. Situasi belajar: Lindgren mengemukakan bahwa situasi belajar