UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pencampuran bahan pelikan dan bahan penghancur, pembuatan tablet dengan kompresi Ansel, 1989.
3. Metode Granulasi Kering Metode granulasi kering dibentuk oleh pelembaban atau penambahan
bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa dalam jumlah yang besar dari campuran serbuk dan setelah itu
memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan kedalam massa granul yang kecil.
Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk
mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan Ansel, 1989.
2.5 Tablet Hisap
2.5.1 Definisi Tablet Hisap
Tablet hisap adalah suatu sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang dapat melarut
atau hancur perlahan-lahan di dalam mulut Depkes RI, 1995. Tablet hisap adalah bentuk lain dari tablet untuk pemakaian dalam rongga
mulut. Tablet ini digunakan dengan tujuan memberi efek lokal pada mulut atau kerongkongan yang umumnya di berikan sebagai pengobatan sakit tenggorokan
atau untuk mengurangi batuk pada influenza, atau dapat pula mengandung anastetika lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri, demulsen, astrigen dan
antitusif. Jenis tablet ini di rancang tidak hancur di dalam rongga mulut tetapi melarut atau terkikis secara perlahan-lahan dalam waktu 30 menit atau kurang
Lachman, 1994. Tablet hisap adalah bentuk sediaan obat tablet yang diberi penambah rasa
untuk dihisap dan di diamkan ditahan di dalam mulut atau faring Siregar, 2010. Berbeda dengan tablet biasa, pada tablet hisap tidak digunakan bahan
penghancur, dan bahan yang digunakan sebagian besar adalah bahan-bahan yang larut air. Tablet hisap cenderung menggunakan banyak pemanis 50 atau lebih
dari berat tablet keseluruhan seperti sukrosa, laktosa, manitol, sorbitol dan sebagainya. Selain itu diameter tablet hisap umumnya lebih besar yaitu 18 mm.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tablet hisap yang baik memiliki kekerasan 10 kgm
3
Hasyim, 2008; Lachman, 1994; Parrot, 1971.
2.5.2 Bahan Tambahan Tablet Hisap
Bahan tambahan atau bahan pembantu tabletasi dapat di artikan sebagai zat-zat yang memungkinkan suatu obat atau bahan obat yang memiliki beberapa
sifat khusus untuk dibuat menjadi suatu sediaan obat, dengan mempertimbangkan efek obat, kinerja obat, organoleptis, sifat kimia obat dan kemungkinan
pengembangan jenis sediaan lain, adapun zat-zat tambahan dalam sediaan tablet hisap meliputi :
a. Bahan pembawa Siregar, 2010 1. Pembawa Dasar Gula
Formulasi tablet yang paling sederhana kemungkinan menggunakan gula sukrosa sebagai pembawa dasar. Gula tidak mahal dan dapat digunakan
untuk membentuk tablet yang memiliki karakteristik pengempaan dan raba mulut yang dapat diterima.
2. Pembawa dekstrosa dan sukrosa yang di modifikasi, seperti Nu-tab atau Sugartab.
3. Pembawa dasar bebas gula, seperti manitol dan sorbitol. 4. Pengisi-pengisi lain, seperti dikalsium fosfat, kalsium sulfat, kalsium
karbonat, laktosa. b. Bahan pengikat
Bahan pengikat adalah bahan tambahan yang diperlukan untuk memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi dan memberikan
sifat kohesif yang telah ada pada bahan pengisi sehingga dapat membentuk struktur tablet yang kompak setelah pencetakan dan meningkatkan daya tahan
tablet, oleh karena itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butiran granulat. Bahan pengikat dapat di tambahkan ke
dalam bahan yang akan dicetak dalam bentuk kering, cairan atau larutan, tergantung pada metode pembuatan tablet Depkes RI , 1995.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Bahan Pelincir Voight, 1994; Lachman, 1994 Bahan pelincir dapat memenuhi berbagai fungsi yang berbeda sehingga
banyak di kelompokkan menjadi bahan pengatur aliran glidant, bahan pelincir lubricant dan bahan pemisah hasil cetakan antiadheren.
Bahan pengatur aliran atau glidant berfungsi untuk memperbaiki daya luncur dan daya gulir bahan yang akan di cetak, karena itu menjamin terjadinya
keteraturan aliran dari corong pengisi ke dalam lubang cetakan. Glidant juga berfungsi untuk mengurangi penyimpangan massa, memperkecil gesekan sesama
partikel dan meningkatkan ketepatan takaran tablet. Contoh zat yang dapat digunakan sebagai glidant yaitu talk, kalsiummagnesium stearat, asam stearat,
PEG, pati dan aerosil. Bahan pelincir atau lubrikan berfungsi untuk mengurangi gesekan logam
stempel di dalam lubang ruang cetak dan gesekan tablet dengan logam, serta memudahkan pengeluaran tablet dari mesin pencetak. Pada umumnya lubrikan
bersifat hidrofobik sehingga cenderung menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu kadar lubrikan yang berlebihan harus dihindarkan.
Contoh lubrikan antara lain talk, kalsium, atau magnesium stearat, asam stearat, PEG, pati dan paraffin.
Bahan pemisah hasil cetakan atau antiadheren adalah bahan yang berfungsi untuk mencegah lekatnya bahan yang dikempa pada permukaan stempel
atas. Contoh bahan ini adalah talk, amilum maydis, cab-o-sil, natrium lauril sulfat, kalsium dan magnesium stearat.
d. Zat Warna Penggunaan zat warna dalam tablet memberikan keuntungan yaitu
menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi dan membuat suatu produk menjadi lebih menarik. Penyediaan warna alami dari tumbuh-
tumbuhan dibatasi karena warna-warni ini sering kali tidak stabil Lachman, 1994.
Zat pewarna larut air dapat ditambahkan pada campuran serbuk selama pembuatan pembawa granulasi basah sebelum dilakukan granulasi eksipien dan
zat aktif. Selain itu, pewarna dapat dilarutkan dalam larutan penggranulasi dan ditambahkan pengikat Siregar, 2010.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e. Pemberi Rasa Bahan pemberi rasa biasanya pada tablet kunyah atau tablet lainnya yang
ditujukan larut dalam mulut. Pada umumnya zat pemberi rasa yang larut dalam air jarang dipakai dalam pembuatan tablet oleh karena stabilitasnya kurang baik
Lachman, 1994. Untuk tablet hisap, waktu huni tablet yang lama dalam rongga mulut
mensyaratkan agar formulator mengembangkan tidak saja produk dengan penambah rasa yang menyenangkan, tetapi juga produk yang penambah rasanya
dapat menutupi dasar pahit yang mungkin dimiliki formulasi Siregar, 2010.
2.5.3 Permasalahan dalam Pembuatan Tablet Hisap Siregar, 2010