Parameter Spesifik Depkes, 2000 Parameter non Spesifik 1. Bobot Jenis Depkes 1995; Depkes 2000

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan energi 1,25 kv. Proses analisa ini memakan waktu 68 menit. Spektrum massa masing-masing puncak senyawa hasil kromatogram GC-MS selanjutnya dibandingkan dengan spektrum massa autentik yang ada pada bank NIST National Institute of Standard Technology library Sulianti, Sri Budi., 2008.

3.3.4 Parameter Uji Minyak Atsiri

3.3.4.1 Parameter Spesifik Depkes, 2000

1. Identitas Memberikan identitas obyektif dari nama dan spesifik dari senyawa identitas dengan cara melihat kandungan dari minyak atsiri kemangi. 2. Organoleptik Mengamati bentuk, warna, bau, dan rasa dari minyak atsiri kemangi.

3.3.4.2 Parameter non Spesifik 1. Bobot Jenis Depkes 1995; Depkes 2000

Parameter bobot jenis adalah masa per satuan volume pada suhu kamar tertentu 25 ⁰C yang ditentukan dengan alat khusus. Bobot jenis dari sampel minyak atsiri kemangi ditentukan dengan menggunakan piknometer. Pada suhu ruangan, piknometer yang bersih dan kering ditimbang A g. Kemudian diisi dengan air dan ditimbang kembali A 1 g. Air dikeluarkan dari piknometer dan piknometer dibersihkan. Minyak atsiri kemangi diisikan kedalam piknometer dan ditimbang A 2 g. Bobot jenis minyak dapat diukur dengan perhitungan sebagai berikut : Bobot jenis ρ = A2 – A X Bobot jenis air 1 gmL A1 – A 2. Indeks Bias Depkes, 1995; Guenther, 1987 Indeks bias suatu zat n adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berguna untuk identifikasi zat dan deteksi ketakmurnian. Refraktor adalah alat yang tepat dan cepat untuk menetapkan nilai indeks bias. Dari beberapa tipe refraktometer maka yang dianggap paling baik adalah refraktometer Pulfrich Abbe. Tipe Abbe dengan kisaran 1,3-1,7, digunakan untuk analisis minyak atsiri secara rutin dan ketepatan alat ini cukup untuk keperluan praktis. Pembacaan dapat langsung dilakukan tanpa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan tabel konversi; minyak yang diperlukan untuk penetapan hanya berjumlah 1-2 tetes dan suhu saat pembacaan dilakukan dapat diatur baik. 3. Rotasi Optik Depkes, 1995 Rotasi optik dinyatakan dalam derajat rotasi jenis. Prosedur yang dilakukan adalah jika zat berupa cairan, atur suhu hingga 25 ⁰C dan pindahkan ke dalam tabung polarimeter. Lakukan sebagai berikut : mulai dengan “Lakukan paling sedikit 5 kali pembacaan”, lakukan penetapan blangko dengan tabung kosong yang kering. 4. Kelarutan dalam Alkohol Guenther, 1987 Kelarutan minyak atsiri dalam alkohol dapat dilakukan dengan memasukkan 1 mL minyak kedalam 10 mL labu silinder bertutup dikalibrasi pada 0,1 mL dan tambahkan secara perlahan-lahan sejumlah kecil alkohol dengan konsentrasi tertentu kemudian dikocok. Jika dihasilkan larutan berwarna jernih, catatlah jumlah volume dan konsentrasi alkohol yang dibutuhkan.

3.4 Formulasi Tablet Hisap