Gas Chromatography-Mass Spectrophotometer GC-MS

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta S. mutans merupakan bakteri utama yang terlibat dalam proses karies gigi terutama pada saat awal terjadinya karies gigi terutama pada saat awal terjadinya karies karena kemampuannya yang cepat dalam memfermentasi karbohidrat dan umumnya ditemukan pada plak gigi Kidd and Bechall, 1987; Mount dan Hume, 2005. Mekanisme perlekatan S.mutans pada permukaan gigi merupakan potensial target yang penting untuk intervensi antikariogenik Shemesh et al., 2007.

2.9 Instrumen

2.9.1 Gas Chromatography-Mass Spectrophotometer GC-MS

Kromatografi gas digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang dapat menguap dan hasil pemisahan dapat dilihat berupa kromatogram. Spektroskopi massa adalah metode analisa dimana sampel yang dianalisa akan diubah menjadi ion-ion gasnya dan massa dari ion-ion tersebut dapat diukur berdasarkan hasil deteksi berupa spektrum massa. Pemisahan komponen senyawa GC Chromatography Gas terjadi di dalam kolom dengan melibatkan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam merupakan zat yang berada di dalam kolom sedangkan fase gerak adalah gas pembawa helium atau hydrogen. GC Chromatography Gas dengan teknik pemisahan dimana solut-solut yang mudah menguap dan stabil terhadap pemanasan akan bermigrasi melalui kolom yang merupakan fase diam dengan suatu kecepatan yang tergantung pada ratio distribusinya. Pada umumnya solut akan terelusi berdasarkan pada peningkatan titik didihnya kecuali jika terjadi interaksi khusus antara solut dengan fase diam. Pemisahan pada kromatografi gas di dasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solut dengan fase diam. Fase gerak yang berupa gas akan mengelusi solut dari ujung kolom yang akan dihantarkan ke detektor. Penggunaan suhu yang meningkat bertujuan untuk menjamin bahwa solut akan menguap dan akan cepat terelusi, suhu yang biasa digunakan berkisar 50-350 ⁰C Sudjadi, 2007. 21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Formulasi Sediaan Padat, Laboratorium Penelitian 1, Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta serta Laboratorium Uji Mutu, Balitro Bogor dan Pusat Laboratorium Forensik POLRI, Kebayoran Baru Jakarta Selatan pada bulan Maret sampai September 2013.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan adalah timbangan analitik Precisa, gelas ukur Pyrex, beaker glass Schott Duran, corong, pipet tetes, pipet volumetrik Pyrex, lemari asam Hycerax, pisau, kertas saring, lumpang dan alu, termometer, cawan penguap, chamber, kaca arloji, pinset, piringan alumunium, Hot Plate Wiggen Hauser mistar, single machine tablet Erweka EP-1, tapped density Erweka SVM 201, hardness tester Erweka TBH 225, friabilator Elektrolab EF-2, disintegration tester Elektrolab ED-2L, moisture content balance Wiggen Hauser, piknometer Phyrex, polarimeter Atago AP 300, refraktometer Bausch Lomb 0113823, jangka sorong Tricle brand, alat destilasi, statif, spatula, batang pengaduk, oven France Etuves C3000, vial, Gas Cromatography-Mass Spectrophotometer Shimadzu, lemari pendingin Samsung, serta peralatan lainnya yang lazim digunakan di Laboratorium.

3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan adalah minyak atsiri kemangi Ocimum americanum L., Aquadest, Natrium sulfat Na 2 SO 4 anhidrat, Pelarut dietil eter Merck, Gas pembawa helium, Pelarut n-heksan PT Brataco, Pelarut etil asetat PT Brataco, H 2 SO 4 10, Silica gel blue, Plat silika gel GF 254 Merck, Avicel PH 102 PT Brataco, Mg stearat, Talkum, Aerosil CV Total Equipment, Sukrosa CV Total Equipment, dan Maltodekstrin CV Pasundan Biotech.