Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Secara umum faktor-faktor yang menjadi penentu perilaku konsumsi makan dan minum seseorang dipengaruhi oleh pendidikan, pendapatan, status kesehatan mental, ketersediaan makanan, keamanan, kualitas gizi, daya terima terhadap makanan, politik, ideology, institusi sosial, ekonomi, budaya dan teknologi. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku makan dan minum seseorang dalam menentukan makanan dan minuman adalah yang erat hubungannya dengan tradisi serta status symbol atau gengsi Asmoro, 1993. Sedangkan menurut Hardinsyah dan Suharjo 1986 faktor yang dianggap berpengaruh terhadap perilaku konsumsi makan dan minum adalah stimulasi yang diterima seseorang dapat berupa rasa tertarik, senang, ingin, rasa lapar, dan hal lain yang menarik dari informasi yang diterima baik dari iklan, promosi, pengalaman maupun perilaku orang-orang terkemuka. Menurut Winarno 1993 faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan pada remaja antara lain: tingkat perkembangan teknologi dan komunikasi, faktor sosial, ekonomi, budaya, dan religi, penampilan makanan. Menurut Khomsan 2003 mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan remaja: pengaruh teman sebaya, body image atau citra raga, media massa, tingkat ekonomi, suasana dalam keluarga dan kemajuan industri makanan. Worthington-Robert 2000 menyebutkan banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan. Pertumbuhan remaja meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial dan aktivitas remaja dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan remaja. Remaja mulai dapat membeli makanan dan mempersiapkan makanan untuk mereka sendiri dan biasanya remaja lebih suka makanan serba instan yang berasal dari luar rumah. 30 D. Penelitian Terkait Beberapa penelitian tentang pengaruh konsumsi kedelai terhadap kanker payudara telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, salah satunya dilakukan oleh Xiao Ou Shu, dkk 2009 dengan judul, “Soy Food Intake and Breast Cancer Survival ”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari konsumsi makanan dari kedelai setelah di diagnosis kanker payudara dengan total kematian dan kecenderungan untuk mengalami kekambuhan. Metode penelitian menggunakan kohort dan jumlah sampel 5033 wanita usia 20-75 tahun yang di diagnosis mengalami kanker payudara. Hasil penelitian menunjukkan, dengan mengonsumsi makanan dari kedelai berhubungan dengan menurunnya risiko kematian dan kekambuhan kanker payudara. Penelitian lain dilakukan oleh Bruce J. Trock, dkk 2006 dengan judul “Meta Analysis of Soy Intake and Breast Cancer Risk ”. Peneliti menggunakan meta analisis dari 18 studi epidemiologi 12 case control dan 6 kohort yang dipublikasikan dari tahun 1978 sampai 2004 tentang paparan kedelai dan risiko kanker payudara. Hasil dari penelitian ini mengatakan intake kedelai berhubungan dengan berkurangnya risiko kanker payudara. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Messina dan Wu yang berjudul “Perspective on the soy-breast cancer relation” yang menegaskan perlunya intake kedelai dimulai dari sejak dini untuk memberikan perlindungan maksimum. 31