Gambaran data demografi siswi SMA Negeri 2 Tangerang

suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati secara langsung atau tidak langsung. Antara pengetahuan, kesadaran, sikap dan perilaku sangat berhubungan satu sama lain. Apabila penerimaan perilaku baru didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan terjadi perilaku yang diharapkan sehingga terjadi perubahan perilaku. Pengetahuan yang baik tentang kanker payudara dan pencegahannya akan membuat seseorang berperilaku untuk melakukan tindakan pencegahan yang diperoleh dari interaksi sosial baik didalam kelompok maupun diluar kelompok Sobur, 2003. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Namun peningkatan pengetahuan tidak selalu mengambarkan perubahan perilaku. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah pengetahuan dan sikap, namun pembentukan perilaku itu sendiri tidak semata-semata berdasarkan hal tersebut tapi masih dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat kompleks. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno 1993 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan remaja antara lain, tingkat perkembangan teknologi dan komunikasi, faktor sosial, ekonomi, budaya, religi, serta penampilan makanan. Sedangkan menurut Khomsan 2003 mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan remaja salah satunya adalah teman sebaya peer group karena sebagian besar waktu remaja digunakan bersama teman sebaya sehingga hal-hal yang 60 menjadi kebiasaan kelompok akan menjadi kebiasaan juga , body image atau citra raga, media massa, tingkat ekonomi, suasana dalam keluarga dan kemajuan industri makanan. Dari hasil penelitian didapatkan masih terdapat siswi dengan pengetahuan tentang kanker payudara baik namun dengan pola konsumsi makanan olahan kedelainya kurang dari 30 mghari. Hal tersebut dapat disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan remaja diantaranya, keyakinan, nilai dan norma. Sediaoetama 1996 menyatakan bahwa kepercayaan atau keyakinan individu tentang konsepsi kesehatan dan gizi sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan. Faktor lainnya yaitu pemilihan dan arti makanan preferences menurut Suhardjo 1996 Preference pangan diasumsikan bahwa sikap seseorang terhadap makanan, suka atau tidak suka akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan.pangan yang dikenal dan dipelajari untuk disenangi pada masa kanak-kanak pada umumnya dilanjutkan menjadi preferensinya sampai tumbuh dewasa. Fisiologi, perasaan, dan sikap terintegrasi membentuk prefensi terhadap pangan dan akhirnya membentuk perilaku konsumsi pangan. Pengaruh teman sebaya peer group juga berpengaruh terhadap pemilihan makanan. Menurut Hurlock 2004 ketika anak mulai sekolah tekanan teman sebaya mulai mempengaruhi pemilihan makanan yang menyebabkan pengabaian terhadap kebutuhan gizi. Remaja mulai peduli dengan penampilan fisik dan perilaku sosial, serta berusaha untuk mendapatkan penerimaan dari teman sebayanya. Pemilihan makanan menjadi penting supaya mereka diterima oleh 61