Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika penghasilan seseorang cukup besar maka dirinya
mampu untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik. f. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
C. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja
Zakiah Darajad mendefinisikan remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari anak-anak menuju dewasa, meliputi semua
perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa Darajad, 1990. Zakiah Darajad dalam bukunya yang lain mendefinisikan remaja sebagai
tahap umur yang datang setelah masa anak-anak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan membawah
akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja Darajad, 1995. Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa
kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab Bisri, 1995. Masa remaja sebagai masa penuh kegoncangan,
taraf mencari identitas diri dan merupakan periode yang paling berat Hurlock, 1993.
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, karena pada masa ini
remaja telah mengalami perkembangan fisik maupun psikis yang sangat pesat, dimana secara fisik remaja telah menyamai orang dewasa, tetapi secara psikologis
26
mereka belum matang sebagaimana yang dikemukakan oleh Monsk 2002 masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena
remaja belum memiliki status dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak. Perkembangan fisik dan psikis menimbulkan kebingungan dikalangan remaja
sehingga membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja.
Lebih jelas pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja secara lebih konseptual, sebagai berikut : Remaja adalah suatu masa dimana individu
berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami
perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relatif lebih mandiri Sarwono, 2001.
2. Tahap Perkembangan Remaja
Menurut Powel, masa remaja digolongkan : “Pre adolescence 10-12 tahun, early adolescence
13-16 tahun, dan late adolescence 17-21 tahun. Leulla Cole menyebutkan masa adolescence dan membagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
“early adolescence 13-15 tahun, middle adolescence 16-18 tahun, late adolescence
19-21 tahun Mulyono, 1995. WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja Sarwono, 1995. Kaplan Sadock dalam
bukunya Sinopsis Psikiatri, menyebutkan fase remaja terdiri atas remaja awal 11- 14 tahun, remaja pertengahan 14-17 tahun, dan remaja akhir 17-20 tahun
Kaplan Sadock, 1997. Menurut Wong remaja adalah mereka yang berumur 13-18 tahun Wong, 2002. Sementara F.J. Monks berpendapat bahwa secara
global masa remaja berlangsung antara 12 – 21 tahun, dengan pembagian 12 – 15 27
tahun: masa remaja awal, 15 – 18 tahun: masa remaja pertengahan, 18 – 21 tahun masa remaja akhir Monsk, 2002. Dari beberapa pendapat diatas dapat dibuat
suatu batasan usia remaja adalah dimulai dari umur 10 – 21 tahun.
3. Perilaku dan Pola Makan Remaja
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah
suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh karena itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi,
berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, perseptif dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati sacara langsung atau tidak langsung Notoatmodjo, 2003.
Perilaku makan adalah cara seseorang berfikir, berpengetahuan dan berpandangan tentang makanan. Apa yang ada dalam perasaan dan pandangan itu
dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Jika keadaan itu terus menerus berulang maka tindakan tersebut akan menjadi kebiasaan makan
Khumaidi, 1994. Ada beberapa definisi mengenai pola makan menurut beberapa pakar, yaitu
Baliwati 2004 mengatakan pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok
orang pada waktu tertentu. Sedangkan Soegeng Santosa dan Anne Lies Ranti 2004 mengungkapkan bahwa pola makan merupakan berbagai informasi yang
memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok
28