Luhut Hamonangan : Prospek Pembangunan Sektor Pertanian Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianut memperlihatkan bahwa penganut agama Kristen merupakan yang terbanyak baru disusul oleh pemeluk agama
Islam dan agama lainnya.
4.1.4. Potensi Wilayah
Wilayah Kabupaten Karo memiliki potensi lahan yang sangat luas dan potensial yang dapat dikembangkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.
Sebagian besar wilayah ini merupakan areal pertanian, oleh karena itu kegiatan terpenting perekonomian masih mengandalkan sektor pertanian. Disamping itu danau
dan sungai tidak kalah pentingnya, ini digunakan sebagai potensi perikanan dan pehubungan sedangkan keindahan alamnya merupakan potensi energik untuk
pengembangan industri, perdagangan dan lain-lain. Daerah ini juga merupakan salah satu tujuan wisata yang utama di Provinsi
Sumatera Utara serta sudah banyak dikenal baik domestik maupun mancanegara. Hal ini didukung oleh panorama yang indah dengan alam udara pegunungan yana sejuk
dan dekat dengan kota Medan sebagai salah satu pintu gerbang ke dunia internasional di Provinsi Sumatera Utara.
4.2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pembagunan yang dilaksanakan, khususnya bidang ekonomi.
Pertumbuhan tersebut merupakan perubahan jumlah produksi yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung, hal ini merupakan
Luhut Hamonangan : Prospek Pembangunan Sektor Pertanian Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
gambaran tingkat perubahan ekonomi yang terjadi di suatu daerah. Bagi suatu daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang dicapai dan
juga berguna untuk menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan datang. Untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat melalui
perubahan PDRB atas dasar harga konstan, dimana pada tahun 2007 kegiatan perekonomian di Kabupaten Karo mengalami peningkatan sebesar 5,13.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan pada tahun 2006 sebesar 4,96.
Pertumbuhan tersebut didukung oleh semua sektor perekonomian di Kabupaten Karo, seperti terlihat dari tabel dimana pada tahun 2007 semua sektor
mengalami pertumbuhan positif yang menunjukkan semua sektor mengalami peningkatan.
Tabel 4.1. Perkembangan PDRB Kabupaten Karo
Tahun 2000-2007
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2000-2007 Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 Nilai Rp
Pertumbuhan Nilai Rp
Pertumbuhan
2000 2.104.374,02
- 2.104.374,02
- 2001
2.467.302,96 17,25
2.217.015,11 5,35
2002 2.710.285,82
9,85 2.283.135,69
2,98 2003
2.996.488,40 10,56
2.403.876,36 5,29
Luhut Hamonangan : Prospek Pembangunan Sektor Pertanian Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
2004 3.270.304,48
9,14 2.483.643,38
3,32 2005
3.683.020,64 12,62
2.600.529,76 4,71
2006 3.978.802,62
8,03 2.729.610,27
4,96 2007
4.483.323,77 12,68
2.869.736,96 5,13
Pembangunan ekonomi dapat menumbuhkan kegiatan-kegiatan sektor lapangan usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha-usaha sektor
informal maupun formal. Pada prinsipnya pembangunan ekonomi itu sendiri merupakan rangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
taraf hidup masyarakat dan memperluas lapangan kerja, pemerataan pendapatan masyarakat dan peningkatan hubungan ekonomi regional dalam peningkatan investasi
daerah sehingga dapat menggairahkan lapangan usaha dengan sektor-sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Karo.
Struktur dan perkembangan perekonomian Kabupaten Karo dari tahun 2000- 2006 dapat diketahui dari data distribusi Produk Domestik Bruto PDRB atas dasar
harga berlaku dan harga konstan Kabupaten Karo seperti diperlihatkan pada Tabel 4.2 dan 4.3.
Luhut Hamonangan : Prospek Pembangunan Sektor Pertanian Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.2. Persentase Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 1993 No Jenis Sarana
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006
01 Pertanian 65,40
64,33 63,49 63,15 64,63 60,09 59,53 02 Penggalian
0,11 0,12
0,12 0,12
0,29 0,32
0,32 03 Industri
1,50 1,59
1,68 1,75
1,82 0,79
0,81
04 Listrik, gas dan Air
Bersih 0,48
0,51 0,54
0,56 0,46
0,31 0,30
05 Bangunan 1,91
1,99 2,12
2,30 2,90
3,49 3,59
06 PerdaganganHotel dan
Restoran 13,53
14,22 14,71 14,99 14,35 13,79 13,95
07 Angkutan dan
Komunikasi 5,62
5,78 6,01
6,12 3,97
9,51 9,58
08 BankLembaga
Keuangan 3,34
3,43 3,47
3,41 2,23
1,45 1,47
09 Jasa-jasa 8,10
8,02 7,86
7,59 9,34 10,26 10,46
Jumlah 100
100 100
100 100
100 100
Tahun 2000 – 2006 persen
Sumber : BPS Kabupaten Karo 2007
Luhut Hamonangan : Prospek Pembangunan Sektor Pertanian Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.3. Persentase Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000 – 2006 persen
No Jenis Sarana
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006
01 Pertanian 65,57
66,26 65,75 65,25 62,58 60,55 59,58 02 Penggalian
0,29 0,30
0,30 0,30
0,29 0,29
0,29 03 Industri
1,46 1,63
1,73 1,76
2,05 0,80
0,85
04 Listrik, gas dan Air
Bersih 0,36
0,39 0,41
0,44 0,53
0,42 0,40
05 Bangunan 2,17
2,21 2,35
2,64 2,71
3,66 3,72
06 PerdaganganHotel dan
Restoran 12,06
12,90 13,39 13,75 15,47 12,05 12,11
07 Angkutan dan
Komunikasi 3,75
3,87 4,02
4,02 4,68
9,18 9,15
08 BankLembaga
Keuangan 2,25
2,39 2,39
2,29 2,49
1,66 1,66
09 Jasa-jasa 10,10
10,05 9,66
9,54 9,21 11,39 12,24
Jumlah 100
100 100
100 100
100 100
Sumber : BPS Kabupaten Karo 2007
Luhut Hamonangan : Prospek Pembangunan Sektor Pertanian Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Laju pertumbuhan PDRB kabupaten Karo merupakan indikator pertumbuhan ekonomi makro Kabupaten Karo yakni menggambarkan tingkat pertumbuhan
ekonomi. Indikator ini bisa digunakan sebagai parameter penilaian sampai sejauh mana keberhasilan pembangunan di suatu daerah dalam periode tertentu, sedangkan
petumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan seluruh sektor ekonomi.
Tabel 4.2 memperlihatkan perkembangan PDRB Kabupaten Karo periode 2000-2006 dalam harga konstan. Berdasarkan harga konstan, dengan menggunakan
harga dasar tahun 2000 PDRB Karo juga mengalami kenaikan dari sebesar 2,6 milyar pada tahun 2005 menjadi 2,729 milyar pada tahun 2006. Adapun berdasarkan harga
berlaku, PDRB Karo juga mengalami pertumbuhan, yakni dari 3,683 milyar pada tahun 2005 menjadi 3,978 milyar pada tahun 2006. Dalam hal ini mengalami
peningkatan sebesar 8,03. Dari data tersebut diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo periode 2000-2006 secara umum meningkat sebesar 4,96.
Baik dalam harga berlaku maupun dalam harga konstan 2000 kontribusi sektor pertanian adalah yang terbesar. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dalam
harga berklaku tercatat sebesar 67,57 pada tahun 2000 dan 59,58 pada tahun 2006, sedangkan dalam harga konstan tahun 2000 ialah sebesar 65,40 pada tahun
2000 dan 59,53 pada tahun 2006. Melihat besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Karo dapat menggambarkan bahwa sektor pertanian masih tetap menjadi andalan dalam menopang perekonomian daerah di Kabupaten Karo, hal ini sesuai
Luhut Hamonangan : Prospek Pembangunan Sektor Pertanian Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
dengan karakteristik daerah dengan hamparan pertanian yang luas serta masyarakat yang dikenal sebagai petani yang tangguh dan ulet.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karo dapat dilihat berdasarkan indikator pertumbuhan Pruduk Domestik Regional Bruto PDRB untuk harga
berlaku dimana pada tahun 2000 sebesar Rp. 1.730.902.070.000,- dan pada tahun 2006 meningkat menjadi sebesar Rp. 3.978.802.620.000,- atau meningkat rata-rata
16,66 per tahun. Pendapatan per kapita Kabupaten Karo berdasarkan harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp. 6.671.418,- pada tahun 2001 menjadi
Rp. 11.615.077,- pada tahun 2006, atau rata-rata kenaikan per tahun 12,35. Pertumbuhan ekonomi meningkat dari 5,35 pada tahun 2001 menjadi 4,71 pada
tahun 2006, atau meningkat rata-rata 4,36 per tahun.
4.3. Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Karo