Berdasarkan prinsip-prinsip korporasi, Pemerintah juga dapat memberikan penugasan- penugasan khusus kepada BUMN, namun harus mendapatkan persetujuan dari RUPSMenteri,
dan penugasan khusus tersebut dapat ditetapkan melalui peraturan perundang-undangan.
70
1. Sejarah Ringkas
Seiring  dengan  konfrontasi  politik  di  Indonesia  pada  tahun  1959,  Pemerintah telah  mengambilalih  perusahaan-perusahaan  asing  termasuk  perusahaan  Belanda.
71
Ketika itu pemerintah menginginkan dan berharap agar perusahaan-perusahaan Belanda yang  telah  diambil-alih  dapat  dikelola  dan  dikembangkan  oleh  para  pengusaha  swasta
pribumi, akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa para pengusaha swasta pribumi saat itu  belum  memiliki  kemampuan  untuk  menanganinya  karena  keterbatasan  modal  usaha
dan  sumber daya manusia. Sejumlah  pengusaha  etnis Tionghoa  yang bersedia membeli dan  mengelola  eks  perusahaan-perusahaan  Belanda  tersebut  ditolak  Pemerintah  dengan
alasan  pengusaha  etnis  Tionghoa  tidak  boleh  lagi  mendominasi  dunia  usaha  di  bidang perdagangan, industri dan pertanian seperti pada jaman pemerintahan kolonial Belanda.
Karena itu Pemerintah akhirnya mengambil keputusan mendirikan sejumlah perusahaan negara untuk mengelola eks perusahaan-perusahaan Belanda dimaksud.
72
70
Bacelius Ruru, 1, dalam Riant Nugroho D.  Ricky Siahaan ed, Op.Cit., hal. 129-143.
71
Menurut  Martiono  Hadianto  ketika  menjabat  Direktur  Jenderal  BUMN  Depkeu  RI, BUMN didirikan dengan latar belakang yang berbeda, misalnya BUMN yang berasal dari nasionalisasi
beberapa  perusahaan  ex  Hindia  Belanda  Jawatan  Kereta  Api  dan  Pegadaian.  “Di  samping meneruskan  warisan  pemerintah  Hindia  Belanda,  pemerintah  mendirikan  beberapa  BUMN
di  antaranya  Garuda,  Pelni,  Jakarta  Liyod  sektor  perhubungan,  BNI,  BRI  sektor  perbankan,  PT Semen  Gresik  dan  PT  Pupuk  Sriwijaya  sektor  manufaktur.  Selain  itu  pemerintah  juga  mendirikan
BUMN  yang  berasal  dari  pengambilalihan  perusahaan  Inggris,  Malaysia  dan  Singapura”.  Martiono Hadianto, “Peran dan Posisi BUMN dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua” dalam Moh. Arsjad
Anwar  dkk  ed,  Strategi  Pembiayaan    Regrouping  BUMN:  Upaya  Menciptakan  Sinergi  dalam Rangka Peningkatan Daya Saing BUMN, Jakarta, 1994, hal. 11-12.
72
Indra Bastian, Privatisasi di Indonesia, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2002, hal. 94.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan  yang  diambil  Pemerintah  pada  awal  tahun  60-an  tersebut  hampir mengalami  kebuntuan  karena  Indonesia  pada  masa  itu  belum  memiliki  sumber  daya
manusia  yang  cukup  memadai  untuk  menjalankan  perusahaan-perusahaan  berskala besar secara efisien dan produktif. Dalam pada itu, pengusaha pribumi sendiri belum
memiliki  pengetahuan  dan  pengalaman  yang  banyak  untuk  memimpin  unit  usaha yang  besar.  Untuk  mengatasi  masalah  sumber  daya  manusia  ini  Pemerintah
mengerahkan sumber daya manusia dari kalangan militer yang ketika itu relatif cukup baik. Di Indonesia, kalangan militer telah berpengalaman dalam mengelola kegiatan-
kegiatan  berskala  besar  seperti  pengadaan  personil  rekruitmen,  pendidikan  dan pelatihan  dan  logistik  pengadaan,  pengangkutan  dan  logistik,  sehingga  boleh
dikatakan bahwa kebijakan Pemerintah inilah yang menumbuhkan embrio dwifungsi militer di Indonesia.
73
Pada  masa  ini,  perusahaan  negara  diatur  dengan  berbagai  peraturan  perundang- undangan seperti Undang-Undang Perusahaan Negara Indonesiche Bedrijven WetIBW,
Undang-Undang Perbendaharaan Negara Indonesische Comptabliteits WetICW, Kitab
73
Indra  Bastian,  Ibid,  hal.  94.  Dapat  ditambahkan  bahwa  posisi  dan  peranan  negara  dalam perekonomian  nasional  pasca  kemerdekaan  sangat  dominan.  Hal  ini  didasarkan  pada  pertimbangan
sebagai  berikut:  1  Situasi  negara  yang  baru  lepas  dari  penjajahan  tidak  memiliki  social  overhead capital  SOC  sebagai  modal  pembangunan;  2  Besarnya  kerugian  dan  kerusakan  public  utilities
sebagai  akibat  perang;  dan  3  Terpinggirkannya  pengusaha  pribumi  sebagai  kelas  ketiga  setelah pengusaha  Eropa  dan  Keturunan  Arab  dan  China.  Berbagai  permasalahan  tersebut  mendorong
pemerintah  untuk  berperan  lebih  besar  dan  melakukan  beberapa  intervensi  untuk  mendorong tumbuhnya  perekonomian  nasional.  Upaya  menggerakkan  perekonomian  dalam  masa  demokrasi
parlementer diimplementasikan melalui Rencana Urgensi Perekonomian RUP dan Program Benteng yang  ditujukan  untuk  membantu  pengusaha  pribumi.  Beberapa  kebijakan  ekonomi  pemerintah  juga
diarahkan  untuk  mendorong  perekonomian  nasional  dengan  mendirikan  perusahaan  negara  melalui proses  nasionalisasi.  Nasionalisasi  terutama  terjadi  pada  beberapa  perusahaan  Belanda  di  bidang
infrastruktur  yang  bersifat  natural  monopoly.  Lihat  Setyanto  P.  Santosa,  “Privatiasi:  Penerapan Nasionalisme
Pengelolaan BUMN”,
http:kolom.pacific.net.idindmediaPrivatisasiPenerapan NasionalismePengelolaanBUMN.pdf.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang  Hukum  Perdata  dan  Hukum  Dagang.
74
Pengaturan  perusahaan  negara dengan  berbagai  ketentuan  tersebut  pada  akhirnya  menimbulkan  kesulitan  di  bidang
administrasi dan pengawasan oleh pemerintah. Karena itu, untuk melakukan reorganisasi alat-alat  produksi  dan  distribusi  yang  sesuai  dengan  Pasal  33  UUD  1945,  maka
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Perpu No. 19  Tahun  1960.  Dengan  Perpu  ini,  pengertian  perusahaan  negara  diseragamkan  yaitu
semua  perusahaan  dalam  bentuk  apapun  yang  modalnya  untuk  seluruhnya  merupakan kekayaan  Negara  Republik  Indonesia  kecuali  jika  ditentukan  lain  dengan  atau
berdasarkan Undang-Undang.
75
Sistem  ekonomi  terpimpin  di  masa  Orde  Lama  ORLA  memfungsikan perusahaan-perusahaan  negara  sebagai  instrumen  industrialisasi  ekonomi  dan
pengelolaannya  didominasi  oleh  militer.  Ketika  kekuasaan  ORLA  berakhir  pada tahun  1967,  perusahaan  negara  telah  mendominasi  perekonomian  seperti  perbankan,
perdagangan, perkebunan, pertambangan, perminyakan, industri manufaktur, industri barang modal, bahkan industri berat seperti industri baja, perkapalan, elektronika dan
semen.  Seiringan  dengan  itu  pula,  kalangan  pengusaha  semakin  maju  dan berkembang  pada  sektor  perdagangan,  transportasi,  industri  ringan  dan  industri  jasa
karena  mereka  bernaung  dalam  suatu  asosiasi  yang  dikendalikan  oleh  Pemerintah. Perusahan-perusahaan negara bisa menjadi kuat karena disubsidi dan diproteksi oleh
Pemerintah  dengan  maksud  agar  perusahaan-perusahaan  negara  tersebut  dapat
74
Marwah M. Diah, Op.Cit., hal. 184.
75
Martiono Hadianto, Op.Cit., hal. 12.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
berperan sebagai agent of industrial growth. Namun kebijakan Pemerintah ini dinilai pilih-kasih  dan  berdampak  buruk  terhadap  perkembangan  peranan  swasta  dalam
konteks pembangunan perekonomian nasional.
76
Konsep  Presiden  Soekarno  tentang  sistem  ekonomi  nasional  ternyata dipengaruhi oleh “laporan-laporan yang diterima dari Atase Indonesia di Yugoslavia,
yang  telah  menggunakan  perusahaan  negara  sebagai  kendaraan  untuk  pembangunan nasional  dengan  sukses  luar  biasa.  Perusahaan  negara  juga  merupakan  kompromi
yang  berhasil  antara  kapitalisme  dan  komunisme  dan  secara  politis  berhasil  karena Yugoslavia  merupakan  anggota  blok  komunis  yang  paling  condong  keluar”.
77
Dengan  mengembangkan  perusahaan  negara  pada  seluruh  sektor  ekonomi,  di  mana masing-masing perusahaan negara memiliki wewenang eksklusif atas sektor ekonomi
yang vital dan strategis, Presiden Soekarno berharap pembangunan ekonomi nasional bisa berhasil dan meningkat dengan cepat.
Kemudian  perubahan  mendasar  terjadi  dalam  sistem  perkonomin  Indonesia ketika  Orde  Baru  ORBA  mengambil  alih  kekuasaan  pada  tahun  1967.  Terjadinya
perubahan  mendasar  tersebut  terutama  dipengaruhi  oleh  dua  lembaga  donor internasional,  yaitu  International  Governmental  Group  on  Indonesia  IGGI  dan
International  Bank  for  Reconstruction    Development  IBRD.  Kedua  lembaga donor  ini  berhasil  meyakinkan  Pemerintah  bahwa  upaya  pemulihan  perekonomian
76
Indra Bastian, Op.Cit., hal. 94.
77
Lihat  Robert  Pabrikan,  “Pertamina:  Sebuah  Perusahaan  Minyak  Nasional  di  Negara Berkembang”,  dalam  Mulya  Lubis  dan  Richard  M.  Buxbaum  ed,  Peranan  Hukum  dalam
Perekonomian Negara Berkembang, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986, hal. 212.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
Indonesia harus didukung oleh bantuan luar negeri. Namun untuk dapat memperoleh bantuan  luar  negeri  tersebut,  kedua  lembaga  donor  dimaksud  mensyaratkan
Pemerintah  Indonesia  menjalankan  kebijakan  “pintu  terbuka”  untuk  memberi  jalan masuknya  modal  asing.  Agar  bantuan  luar  negeri  tersebut  dapat  diperoleh,  maka
Indonesia  menerbitkan  Undang-Undang  No.  1  Tahun  1969  tentang  Penanaman Modal  Asing  PMA  yang  telah  mendorong  masuknya  modal  asing  ke  Indonesia
melalui berbagai perusahaan multinasional. Dalam  tahun  yang  sama,  Pemerintah  kembali  mengeluarkan  Perpu  No.  1
Tahun  1969  yang  kemudian  menjadi  Undang-Undang  No.  9  Tahun  1969  yang berhasil  mengurangi  jumlah  BUMN  dari  sekitar  822  menjadi  184  perusahaan.
Dengan  Undang-Undang  ini,  BUMN  dikelompokkan  menjadi  tiga  bentuk  yaitu Perjan,  Perum  dan  Persero.  Selain  itu,  ada  lagi  bentuk  BUMN  yang  diatur  secara
khusus  dengan  undang-undang  tersendiri  yaitu  bank-bank  milik  pemerintah  dan Pertamina.
78
Dalam praktiknya, bidang usaha BUMN dibedakan antara public utilities
78
Perjan  adalah  BUMN  yang  berusaha  di  bidang  penyediaan  jasa-jasa  bagi  masyarakat termasuk  pelayanan  kepada  masyarakat,  permodalannya  termasuk  bagian  dari  APBN  yang  dikelola
oleh  Departemen  yang  membawahinya,  dan  statusnya  berkaitan  dengan  hukum  publik  IBW  dan ICW; Perum adalah BUMN yang berusaha di bidang penyediaan pelayanan bagi kemanfaatan umum
di  samping  mendapatkan  keuntungan,  modal  seluruhnya  milik  negara  dari  kekayaan  negara  yang dipisahkan dan berstatus badan hukum yang diatur dengan undang-undang; dan Persero adalah BUMN
yang  bertujuan  untuk  memupuk  keuntungan  dan  berusaha  di  bidang-bidang  yang  dapat  mendorong perkembangan sektor swasta dan koperasi, di luar bidang usaha Perjan dan Perum, modal seluruhnya
atau sebagian adalah milik negara dari kekayaan yang dipisahkan dan terbagi atas saham-saham serta berstatus badan hukum perdata yang berbentuk perseroan terbatas PT. Marwah M. Diah, Op.Cit., hal.
184-186.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
perposan,  telekomunikasi,  listrik,  gas,  kereta  api  dan  penerbangan,  industri  vital strategis minyak, batu bara, besi baja, perkapalan dan otomotif, dan bisnis.
79
Setahun  kemudian  diundangkan  pula  Undang-Undang  No.  6  Tahun  1970 tentang  Penanaman  Modal  Dalam  Negeri  PMDN  yang  mendorong  terciptanya
perusahaan-perusahaan  raksasa  milik  sekelompok  kecil  pengusaha  etnis  Tianghoa. Seiring  itu  pula,  lahir  perusahaan-perusahaan  besar  milik  badan-badan  usaha  yang
terkait  dengan  sejumlah  yayasan  dan  oknum  militer,  yang  diduga  mewakili  militer sebagai  institusi.  Diperkirakan  bahwa  sejak  saat  ini  mulai  tercipta  hubungan
kepentingan  antara  berbagai  perusahaan  swasta  dengan  militer  dan  elit  politik  yang berkuasa dalam berbagai bentuk kerjasama yang ditengarai bernuansa kolusi, korupsi
dan nepotisme KKN.
80
Ketika  Indonesia  memperoleh  keuntungan  yang  sangat  besar  akibat melambungnya  harga  minyak  dan  gas  bumi  di  pasar  internasional,  tidak  bisa
dipungkiri  fakta  bahwa  “rejeki  nomplok”  tersebut  memberikan  andil  yang  cukup besar dalam peningkatan perekonomian nasional. Terciptanya kondisi ekonomi yang
cenderung semakin baik dan ditopang pula oleh stabilnya kehidupan politik nasional pada  awal  tahun  1980-an  ini,  adalah  faktor  utama  pendorong  bagi  pelaksanaan
kegiatan-kegiatan  ekonomi  nasional.  Kurang  lebih  dua  pertiga  penerimaan pemerintah bersumber dari minyak dan gas bumi. Namun, booming penerimaan dari
migas  yang  berlimpah  dan  memberikan  keuntungan  yang  sangat  besar  bagi
79
Christianto Wibisono, dalam Ibrahim, Prospek BUMN dan Kepentingan Umum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997, hal. 107.
80
Indra Bastian, Op.Cit., hal. 94-95.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
pemerintah saat itu ternyata tidak disertai dengan sistem pengelolaan keuangan yang baik,  khususnya  dalam  tubuh  BUMN.  Di  samping  maraknya  masalah  KKN,
pemerintah pusat justru memberi suntikan dana secara besar-besaran kepada beberapa BUMN karena pemerintah merasa mampu memberi subsidi untuk berbagai kegiatan,
termasuk membantu kegiatan BUMN yang sebetulnya kurang efisien. Tabel 1 berikut ini  dapat  menggambarkan  betapa  besarnya  suntikan  dana  yang  diberikan  oleh
pemerintah kepada BUMN, termasuk untuk BUMN yang merugi, sejak periode 1975- 1980.
81
Tabel 1. Suntikan Modal Pemerintah Pusat kepada BUMN Tahun
Rp Miliar
USS Juta Tahun
Rp Miliar
USS Juta
1975 109
263 1981
481 770
1976 218
525 1982
337 539
1977 167
402 1983
592 595
1978 129
311 1984
336 312
1979 253
405 1985
412 366
1980 476
762 1986
91 79
Sumber:  A.  Effendy  Choirie, Privatisasi  Versus  Neo-Sosialisme  Indonesia,  Jakarta: LP3ES, 2003, hal. 4-5.
Dikeluarkannya  Peraturan  Pemerintah  No.  3  Tahun  1983  tentang  Tata  Cara Pembinaan  dan  Pengawasan  Perjan,  Perum  dan  Persero  dimaksudkan  untuk
meningkatkan  peranan  perusahaan  negara  dan  sekaligus  pengendaliannya  oleh Pemerintah.  Dengan  adannya  PP  ini  Pemerintah  memiliki  kewenangan  yang  sangat
besar  dalam  hal  pengelolaan  BUMN  dan  sekaligus  membatasi  kewenangan
81
A. Effendy Choirie, Privatisasi Versus Neo-Sosialisme Indonesia, Jakarta: LP3ES, 2003, hal. 4-5.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
pengelolanya  manajemen.  Kewenangan  Pemerintah  ini  dilaksanakan  oleh Departemen  Keuangan  sebagai  wakil  pemegang  saham  dan  departemen  teknis
sebagai  kuasa  wakil  pemegang  saham.  Dapat  dikatakan  bahwa  PP  tersebut memberikan  dampak  negatif  terhadap  pengelolaan  BUMN  itu  sendiri  karena
berdasarkan  penelitian  diketahui  bahwa  dalam  hal  rekruitmen  direksi  dan  dewan komisaris,  peranan  dan  kepentingan  kedua  departemen  dimaksud  sangat  dominan.
Direksi  dan  komisaris  bertindak  hanya  untuk  kepentingan  dan  keuntungan  dari departemen yang menunjuk atau mengangkatnya, bukan berdasarkan profesionalisme
sehingga  kemandirian  manajemen  BUMN  sebagai  lembaga  bisnis  menjadi  hilang. Kedua  departemen  tersebut  selalu  mencampuri  operasionalisasi  BUMN  sehingga
menyulitkan  pihak  manajemen  untuk  mengembangkan  usahanya.  Selain  itu,  karena dalam  prakteknya  kedua  pimpinan  menteri  dari  departemen  tersebut  seringkali
memiliki  visi  yang  bertentangan  membuat  direksi  BUMN  sulit  untuk  dapat mengelolanya  dengan  baik,  terutama  dalam  hal  pengambilan  keputusan  untuk
pengembangan BUMN itu sendiri. Dalam seminar The CEO Business SummitProfile Anatomy of Privatization yang diselenggarakan pada tanggal 25 Oktober 1994, tiga
direktur  utama  BUMN  mengungkapkan  bahwa  PP  No.  3  Tahun  1983  memang menimbulkan kesulitan bagi mereka dalam pengelolaan dan pengembangan BUMN.
82
82
Marwah M. Diah, Op.Cit,, hal. 187-188. Menurut Didiek J. Rachbini, BUMN adalah sistem dan  organisasi  yang  kompleks  karena  keberadaannya  sebagai  organisasi  bisnis  berhadapan  langsung
dengan organisasi birokrasi dan politik kekuasaan. Sebagai organisasi bisnis, BUMN harus berhadapan dengan  pasar  dan  persaingan  yang  ketat.  Jika  gagal  menghadapi  persaingan  tersebut  maka
kesinambungan  usahanya  terancam  dan  bangkrut.  Dengan  demikian  BUMN  menghadapi  masalah dasar  yang  sama  dengan  organisasi  bisnis  atau  perusahaan  swasta  lainnya  sehingga  ketahanan
perusahaan  harus  dijaga.  Biaya  produksi  harus  ditekan  semaksimal  mungkin  untuk  memperkuat
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
Jatuhnya  harga  minyak  bumi  pada  tahun  1986  membawa  akibat  signifikan terhadap  perkembangan  BUMN.  Terpuruknya  harga  minyak  bumi  membuat
penerimaan  negara  dari  sektor  migas  menjadi  berkurang,  sehingga  Pemerintah mengambil  kebijakan  pengetatan  anggaran,  termasuk  pemberian  subsidi  untuk
berbagai  kegiatan  perekonomian  seperti  BUMN.
83
Untuk  memberdayakan  kembali peranan  BUMN,  pemerintah  mengeluarkan  PP  No.  55  Tahun  1990  tentang
Perusahaan  Perseroan  PERSERO  yang  Menjual  Sahamnya  Kepada  Masyarakat Melalui  Pasar  Modal.  Melalui  PP  ini  pemerintah  memberikan  otonomi  yang  luas
kepada  BUMN  yang  telah  go-public.  Artinya,  pemerintah  memiliki  keinginan  yang kuat untuk dapat menciptakan BUMN  yang mandiri dan memiliki kemampuan  yang
cukup sebagai pelaku ekonomi dalam menghadapi era perdagangan bebas. Untuk itu pemerintah  membebaskan  BUMN  dari  kontrol  birokratis.  Hubungan  antara
pemerintah  sebagai  pemegang  saham  dengan  pengelola  BUMN  dijalankan  secara profesional. Misalnya di dalam pengambilan keputusan, Direksi BUMN cukup hanya
dengan  melakukan  konsultasi  dengan  Dewan  Komisaris.  Dalam  hal  ini  jelas  bahwa pemerintah berusaha untuk mendorong pengelolaan BUMN dilakukan sesuai dengan
persaingan dan survival. Di sisi lain, BUMN berhadapan langsung head to head dengan kompleksitas birokrasi,  politik,  dan  kekuasaan.  Undang-Undang  BUMN  mencabut  garis  komando  kementrian
terhadap  BUMN  karena  BUMN  menjadi  “sapi  perah”  dan  ajang  moral  hazard.  Meski  demikian, intervensi politik, birokrasi, dan kekuasaan masih tetap besar sehingga membuat BUMN seperti terikat
kakinya.  Didiek  J.  Rachbini,  1,  “BUMN  dan  Pilitik“,  Harian  Suara  Merdeka,  Senin,  09  Oktober 2006.
83
Barcelius Ruru, 2 “Restrukrisasi Peran BUMN: Tinjauan Ideologis dan Ekonomis” dalam Kumala Hadi dkk ed, Liberalisasi Ekonomi dan Politik di Indonesia, Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Yogya, 1997, hal. 332.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
prinsip-prinsip usaha swasta dan mengubah statusnya dari Perjan menjadi Perum dan selanjutnya meningkat menjadi Persero.
84
Selanjutnya,  pengertian  “Badan  Usaha  Negara”  dihubungkan  dengan keberadaan  Bank-Bank  Pemerintah,  seperti  dapat  dilihat  pada  Pasal  1  ayat  2  dan
Pasal  4  ayat  1  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  1968,  Pasal  14  Undang-Undang Nomor  14  Tahun  1967  jo.  Pasal  1  ayat  1  Undang-Undang  Nomor  21  Prp  Tahun
1960  tentang  Bank  Pembangunan  Indonesia.  Pasal  5  ayat  1  Undang-Undang Nomor  14  Tahun  1967  jo.  Pasal  4  ayat  1  Undang-Undang  Nomor  17  Tahun  1968
tentang  Bank  Negara  Indonesia  1946,  Pasal  4  ayat  1  Undang-Undang  Nomor  18 Tahun 1968 tentang  Bank Dagang Negara, Pasal  4 ayat  1  Undang-Undang  Nomor
19 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya, Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 1968 tentang Bank Tabungan Negara, Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor
21  Tahun  1968  tentang  Bank  Rakyat  Indonesia,  Pasal  4  ayat  1  Undang-Undang Nomor  22  Tahun  1968  tentang  Bank  Ekspor  Impor  Indonesia.  Berdasarkan
ketentuan-ketentuan  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  Bank  Milik  Negara  adalah “
badan  hukum  yang  modalnya  merupakan  kekayaan  negara  yang  dipisahkan”. Sedangkan  berdasarkan  Pasal  1  ayat  2  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  1968
diatur  bahwa  Bank  Indonesia  adalah  milik  Negara...  dan  seterusnya.  Selanjutnya Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 mengatur bahwa modal bank
84
Marwah M. Diah, Op.Cit., hal. 189.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
“ berjumlah Rp. 1.000.000.000 satu milyar rupiah yang merupakan kekayaan negara
yang dipisahkan”.
85
Memperhatikan  ketentuan  dalam  Keputusan  Presiden  Nomor  59  Tahun  1972 dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 jo. Instruksi Presiden Nomor
17  Tahun  1967,  Undang-Undang  Nomor  8  Tahun  1971,  Undang-Undang  Nomor  13 Tahun 1968, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 jo. Undang-Undang Nomor 21
Prp  Tahun  1960,  Undang-Undang  Nomor  17  Tahun  1968,  Undang-Undang  Nomor 18 Tahun 1968, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1968, Undang-Undang Nomor 20
Tahun  1968,  Undang-Undang  Nomor  21  Tahun  1968,  dan  Undang-Undang  Nomor 22  Tahun  1968,  dapat  disimpulkan  bahwa  “Badan  Usaha  Negara”  adalah  “badan
usaha atau perusahaan yang modalnya dimiliki oleh negara, baik seluruhnya maupun sebagian yang merupakan kekayaan negara yang dipisahkan”.
86
Jadi,  secara  prinsip  pengertian  “BUMN”  dan  “Badan  Usaha  Negara”  sama, yaitu  suatu  badan  usaha  atau  perusahaan  di  mana  negara  melakukan  penyertaan
modal,  baik  sebagian  maupun  seluruhnya,  berasal  dari  kekayaan  negara  yang dipisahkan.
87
2. Penggunaan Istilah Perusahaan Negara dan BUMN