Saran Buku KESIMPULAN DAN SARAN

penyelesaian secara bipartit dan mediasi juga masih banyak masalah. Permasalahan dalam proses bipartit antara lain sulitnya mengajak pengusaha untuk melakukan perundingan, pengusaha sering menunda-nunda atau tidak bersedia melakukan perundingan dengan alasan bermacam-macam, apabila terjadi perundinganpun wakil yang diutus perusahaan biasanya orang yang tidak berwenang untuk mengambil keputusan. Masalah lain adalah pengusaha seringkali tidak bersedia menandatangani berita acara perundingan dan sengaja tidak mau menyelesaikan perselisihan dengan pekerja. Permasalahan dalam proses mediasi adalah seringnya penyelesaian yang berlarut-larut, hal ini dikarenakan pengusaha yang tidak datang sehingga harus di panggil berkali-kali, mediator juga terkadang kurang ahli dalam meyelesaikan perselisihan dan faktor kurangnya tenaga mediator juga menjadi kendala.

B. Saran

1. Agar tidak terjadi perselisihan antara pekerja dengan pengusaha, hendaknya para pihak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing, pengusaha menyampaikan informasi yang tepat kepada pekerja, menggalang komunikasi yang baik dan membuat status hubungan kerja yang jelas. 2. Lebih baik perselisihan antara pekerja dengan pengusaha diselesaikan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat lewat perundingan bipartit di perusahaan karena penyelesaiannya akan menguntungkan kedua belah pihak Universitas Sumatera Utara 3. Pemerintah hendaknya lebih meningkatkan perannya dalam membina hubungan industrial sehingga perselisihan antara pekerja dengan pengusaha akan dapat dihindari. Lembaga tripartit juga harus lebih diperankan dalam membina hubungan industrial tersebut. Pemerintah juga hendaknya lebih memperhatikan jalannya proses penyelesaian di luar pengadilan dengan bertindak tegas pada permasalahan yang mungkin terjadi, juga pemerintah lebih memperbanyak tenaga penengah yang memiliki keahlian sebagai pendamai. 4. Perlunya pemberdayaan lembaga konsiliasi dan arbitrase karena selama ini dipandang kurang menarik oleh para pihak yang bersengketa sehingga sangat jarang yang menggunakannya. Pemberdayaan itu bisa dilakukan dengan meningkatkan sosialisasi tentang kedua cara penyelesaian perselisihan ini, memberikan sekretariat yang jelas agar para pihak lebih mudah menghubungi apabila dibutuhkan dan bila perlu dilakukan amandemen tentang UU PPHI terkait dengan kewenangan penyelesaian secara konsiliasi dan arbitrase. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdurrahman dan Riduan Syahrani, Hukum dan Peradilan, Alumni, Bandung, 1987. Abdurrasyid, Priyatna. Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, PT. Fikahati Aneska, Jakarta, 2002. Adolf, Huala, Arbitrase Komersial Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993. Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2006. Ashadie, Zaeni, Hukum Kerja : Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Rajawali Pers, Jakarta, 2007. Asikin, Zainal, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Rajawai Pers, Jakarta, 1993. Djumialdji, F.X, dan Wiwoho Soejono, Perjanjian Perburuhan dan Hubungan Perburuhan Pancasila, Bina Aksara, Jakarta, 1987. Emirzon, Joni. Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi, Arbitrase , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Harahap, M.Yahya, Beberapa Tinjaun Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian Sengketa, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997. Husni, Lalu, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Pengadilan dan Di Luar Pengadilan, Rajawali Pers, Jakarta, 2004. Ibrahim, Jhonny, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, Banyumedia Publishing, Malang, 2006. Khakim, Abdul. Pengantar hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003. Universitas Sumatera Utara Koeshartono, D dan M.F.Shellyana Junaedi. Hubungan Industrial Kajian Konsep dan Permasalahannya. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2005. Kontjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT.Gramedia, Jakarta, 1997. Lubis, Solly, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandar Maju, Bandung, 1994. Maimun, Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Pradnya Paramita, Jakarta, 2003. Margono, Suyud, ADR dan Arbitrase : Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2000. Rahardjo, Satjipto. Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung,1979. Rusli, Hardijan, Hukum Ketenagakerjaan 2003, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003. Soepomo, Imam, Hukum Perburuhan Bidang Aneka Putusan P4, Pradya Paramita, Jakarta, 1978. -------------------, Hukum Perburuhan Bidang Pelaksanaan Hubungan Kerja, Djambatan, Jakarta, 1983. Soedarjadi, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia : Panduan Pengusaha, Pekerja dan Calon Pekerja, Pustaka Yistisia, Jakarta, 2008. Sunindhia, Y.W. dan Ninik Widiyanti, Masalalah PHK dan Pemogokan, Bina Aksara, Jakarta, 1988. Usman, Rachmadi, Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, PT.Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2003. Widjaja, Gunawan, Seri Hukum Bisnis. Alternatif Penyelesaian Sengketa, PT Raja Grafindo Persada,, Jakarta, 2001. Widodo, Hartono, dan Juliantoro, Segi Hukum Penyelesaian Perselisihan Perburuhan, Rajawali Pers, Jakarta, 1992. Wuisman, JJJ M, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Asas-Asas, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996. Universitas Sumatera Utara

B. Karya IlmiahArtikelMajalah

Dokumen yang terkait

ASAS NETRALITAS MEDIASI HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 4 17

Implementasi Kebijakan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bandung

0 2 1

PENGARUH UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DALAM MENCIPTAKAN KEPASTIAN HUKUM DI BIDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

0 0 13

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UU NOMOR 2 TAHUN 2004

0 0 13

MEKANISME PENYELESAIAN PERKARA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI KLAS IA SAMARINDA

0 0 23

BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL D. Pengertian Hubungan Industrial Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Hubunga

0 2 16

BAB I PENDAHULUAN - Penyelesaian Perselisihan Ketenagakerjaan Melalui Mediasi Berdasarkan pasal 8 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Dalam Perkara Pemutusan Hubungan Kerja di PT. Elfrida Plastik Industri

0 0 19

ANALISIS HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN DI KOTA PANGKALPINANG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Analisis hukum penyelesaian sengketa ketenagakerjaan di kota Pangkalpinang berdasarkan undang-undang nomor 2 tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 24

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL SEMARANG TENTANG PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (STUDI KASUS TENTANG PUTUSAN PERKARA NOMOR 27/PDT.S

0 0 12