Peran pemerintah tersebut harus disesuaikan dengan kondisi ketatanegaraan Indonesia saat ini. Adanya otonomi daerah seperti sekarang ini, berdasarkan Pasal 14
ayat 1 Huruf H Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
untuk kabupaten dan kota merupakan urusan yang berskala kabupaten atau kota meliputi bidang ketenagakerjaan.
31
Pemerintah negara harus mampu memposisikan dirinya sebagai regulator yang bijak melalui sarana pembentukan dan pelaksanaan hukum ketenagakerjaan,
dikarenakan hukum ketenagakerjaan akan menjadi sarana utama untuk menjalankan kebijakan pemerintah di bidang ketenagakerjaan itu sendiri. Kebijakan
ketenagakerjaan labour policy di Indonesia dapat di lihat dalam Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konsitusi negara, juga dalam peraturan perundang-undangan
terkait.
32
2. Konsepsi
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami istilah atau konsep yang dipergunakan, maka akan diberikan definisi operasional sebagai berikut :
Perselisihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perselisihan antara pekerja dengan pengusaha. Sengketa yang juga dikenal sebagai konflik adalah dua
31
Pasal 14 ayat 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
32
Naoyoki Sakumoto dalam Agusmidah, Politik Hukum Dalam Hukum Ketenagakerjaan Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaa, Medan, Disertasi Sekolah Pascasarja
USU, 2007, hlm.28.
Universitas Sumatera Utara
kosakata yang tidak sama, tetapi sulit untuk dibedakan sehingga dalam penggunaannya adakalanya dilakukan secara bergantian. Studi kepustakaan
menunjukan bahwa dikalangan ahli sosiologi termasuk sosiologi hukum pengkajian lebih berfokus pada istilah konflik conflict, sedangkan dikalangan ahli antropologi
hukum terdapat kecenderungan untuk memfokuskan pada istilah sengketa dispute.
33
Perselisihan, konflik atau percekcokan adalah adanya pertentangan atau ketidaksesuaian antara para pihak yang akan dan sedang mengadakan hubungan atau
kerja sama.
34
Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan
pekerjaburuh atau serikat pekerjaserikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan
perselisihan antara serikat pekerjaserikat buruh dalam satu perusahaan.
35
Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara pelaku dalam proses produksi barang danatau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,
pekerjaburuh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
36
33
Runtung, Keberhasilan dan Kegagalan Sengketa Alternatif : Studi Mengenai Masyarakat Perkotaan Batak Karo di Kabanjahe dan Brastagi. Medan : Disertasi Program Pascasarjana USU,
2002, hlm.74.
34
Joni Emirzon, Op.Cit, hlm. 21.
35
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
36
Pasal 1 Angka 16 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Penyelesaian perselisihan di luar pengadilan sering disebut sebagai penyelesaian sengketa alternatif yaitu lembaga penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau penilaian ahli.
37
Pekerjaburuh adalah setiap orang yang bekerja dan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
38
Pengusaha adalah : 1.
Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.
2. Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya. 3.
Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a dan b yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
39
G. Metode Penelitian
Untuk menjawab permasalahan yang timbul dari latar belakang permasalahan, maka penentuan metode penelitian sangatlah penting untuk menjawab permasalahan
tersebut. Pentingnya metode penelitian tidak hanya diperlukan di saat permulaan penelitian tetapi juga digunakan di akhir penelitian, maka oleh karena itu metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif. Metode penelitian hukum normatif disebut juga sebagai penelitian doktrinal
doctrinal research yaitu suatu penelitian yang menganalisis hukum baik yang
37
Pasal 1 Angka 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
38
Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
39
Pasal 1 Angka 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Universitas Sumatera Utara
tertulis di dalam buku law as it is written in the book maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses pengadilan law it is decided by the judge
through judicial process.
40
Penelitian hukum normatif didasarkan data sekunder dan menekankan pada langkah-langkah spekulatif teori dan analisis normatif kualitatif.
Adapun data yang digunakan dalam menyusun penulisan ini diperoleh dari penelitian kepustakaan library research, sebagai suatu teknis pengumpulan data
dengan memanfaatkan berbagai literatur berupa peraturan perundang-undangan, buku-buku, karya-karya ilmiah, bahan kuliah, putusan pengadilan, wawancara serta
sumber data sekunder lain yang dibahas oleh penulis. Digunakan pendekatan yuridis normatif karena masalah yang diteliti berkisar mengenai keterkaitan peraturan yang
satu dengan yang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan adalah metode
penelitian normatif yang merupakan suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya.
Logika keilmuan dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang objeknya
hukum itu sendiri.
41
40
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali Pers, 2006, hlm.118.
41
Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, Malang : Banyumedia Publishing, 2006, hlm.57.
Universitas Sumatera Utara
1. Tipe dan Sifat Penelitian