h. Frase Isyary
Frase isyary adalah frase yang berunsurkan nominal sebagai unsur pusat
didahului oleh penunjuk yang dalam bahasa Arab disebut dengan ism isyarah sebagai atribut Asrori, 2004: 58
Contoh :
ݙ݆ ءاﺬ܋݆ا ﻚ݆ذ
z ālika al-hizāu lī “ sepatu itu milik saya”
۷ۿﻜ݆ا ݙܺ بﺎۿآ اﺬه
haz
ā kitābun fī al-maktabi “buku ini di meja”
Pada contoh pertama klausa di atas frasenya adalah
ءاﺬ܋݆ا ﻚ݆ذ
z ālika al-
hiz āu terdiri dari dua unsur yaitu
ﻚ݆ذ
z ālika sebagai kata penunjuk atau ism
isyarah berfungsi sebagai atribut dan diikuti oleh nominal yaitu
ءاﺬ܋݆ا
al-hiz āu
berfungsi sebagai unsur pusat. Jadi frase isyary‘ adalah frase yang dibentuk melalui ism isyarah atau kata penunjuk sebagai atribut diikuti oleh nominal
sebagai unsur pusat. Pada contoh kedua klausa di atas frasenya adalah
بﺎۿآ اﺬه
haz ā kitābun
terdiri dari dua unsur yaitu
اﺬه
haz ā sebagai kata penunjuk atau ism isyarah
berfungsi sebagai atribut dan diikuti oleh nominal yaitu
بﺎۿآ
kit ābun
berfungsi sebagai unsur pusat. Jadi frase isyary‘ adalah frase yang dibentuk melalui ism
isyarah atau kata penunjuk sebagai atribut diikuti oleh nominal sebagai unsur pusat.
i. Frase tawkidy
Frase tawkidy adalah frase yang terbentuk dari nominal sebagai unsure
pusat diikuti atribut berupa tawkid atau penegas. Penanda tawkid dalam bahasa Arab mencakup
݅آ
kullun
ܙܻݎ
nafsun
ݍݛܲ
‘ainun. Selain itu bisa berupa kata ganti Asrori, 2004:58.
Universitas Sumatera Utara
Contoh :
ݑܛܻݎ اﺪ܋݊ ۽ݛ݆ܿ
laqaitu muhammadan nafsahu “ saya bertemu dengan Muhammad sendiri”
ݐﺬه ﺎݎا ݙ݊أ
hazihi ummi an ā “ ini ibu saya”
Pada contoh pertama klausa di atas frasenya adalah
ݑܛܻݎ اﺪ܋݊
muhammadan nafsahu terdiri dari dua unsur yaitu
اﺪ܋݊
muhammadan sebagai nominal berfungsi sebagai unsur pusat dan diikuti oleh tawkid sebagai penegas
yaitu
ݑܛܻݎ
nafsahu berfungsi sebagai atribut. Jadi frase tawkidy adalah frase
yang dibentuk melalui nominal sebagai unsur pusat diikuti oleh tawkid atau penegas sebagai atribut.
Pada contoh kedua klausa di atas frasenya adalah
ﺎݎا ݙ݊أ
ummi an ā
terdiri dari dua unsur yaitu
ݙ݊أ
ummi sebagai nominal berfungsi sebagai unsur pusat dan diikuti oleh tawkid sebagai penegas yaitu
ﺎݎا
an ā berfungsi
sebagai atribut. Jadi frase tawkidy adalah frase yang dibentuk melalui nominal sebagai unsur pusat diikuti oleh tawkid atau penegas sebagai atribut.
j. Frase istisna‘i
Frase istina‘i adalah frase yang terbentuk dari pengecualian sebgai atribut
diikuti oleh nominal sebagai unsur pusat. Pengecualian bahasa Arab antara lain
ݢا
illa
ﺮݛܶ
gairu
ىﻮܚ
sawa Asrori, 2004:60
Contoh:
ﺮﻜ۸ ﺎ۸أ ݢا ﺪ܊أ ﺔܾﺪܣݚݢ
l ā yusaddiquhu ahadun illā abā bakrin “ dia tidak percaya kepada siapapun
kecuali abu bakar”
Universitas Sumatera Utara
ءاﺬ܊ ﺮݛܶ ﻚ݇݊أ ݢ
l ā amliku gaira hizāi “ saya tidak punya apa-apa kecuali sepatu”
ﷲا ىﻮܚ بر ݢ
l ā rabbu sawā Allahi “ tiada tuhan selain Allah”
Pada contoh pertama klausa di atas frasenya adalah
ﺮﻜ۸ ﺎ۸أ ݢا
illa abu bakrin terdiri dari dua unsur yaitu
ݢا
illa sebagai istisna‘I atau pengecuali berfungsi sebagai atribut dan diikuti oleh nominal yaitu
ﺮﻜ۸ ﺎ۸أ
abu bakrin berfungsi sebagai unsur pusat. Jadi frase istisna‘ adalah frase yang dibentuk
melalui istisna‘ sebagai atribut diikuti oleh nominal sebagai unsur pusat Pada contoh kedua klausa di atas frasenya adalah
ءاﺬ܊ ﺮݛܶ
gaira hiz āi
terdiri dari dua unsur yaitu
ﺮݛܶ
gaira sebagai istisna‘I atau pengecuali berfungsi sebagai atribut dan diikuti oleh nominal yaitu
ءاﺬ܊
hiz āi berfungsi
sebagai unsur pusat. Jadi frase istisna‘ adalah frase yang dibentuk melalui istisna‘ sebagai atribut diikuti oleh nominal sebagai unsur pusat
Pada contoh kedua klausa di atas frasenya adalah
ﷲا ىﻮܚ
saw ā Allahi
terdiri dari dua unsur yaitu
ىﻮܚ
saw ā sebagai istisna‘I atau pengecuali
berfungsi sebagai atribut dan diikuti oleh nominal
ﷲا
Allahi yaitu berfungsi sebagai unsur pusat. Jadi frase istisna‘ adalah frase yang dibentuk melalui istisna‘
sebagai atribut diikuti oleh nominal sebagai unsur pusat
k. Frase Bayany