Contoh pertama pada klausa di atas yang menjadi frasenya adalah
ݍ݊ ܹܣ݆ܿا
min al-maqsafi terdiri dari dua unsur yaitu
ݍ݊
min sebagai preposisi sekaligus berfungsi sebagai unsur pusat diikuti oleh nominal yaitu
ܹܣ݆ܿا
al- maqsafi
yang berfungsi sebagai atribut. Jadi frase syibhul jumlah adalah frase yang dibentuk melalui preposisi atau harf jar sebagai unsur pusat diikuti oleh
nominal sebagai atribut. Contoh pertama pada klausa di atas yang menjadi frasenya adalah
مﺎ݊أ ﺔ۹ۿﻜ݆ا
amama al-maktabati terdiri dari dua unsur yaitu
مﺎ݊أ
amama sebagai preposisi sekaligus berfungsi sebagai unsur pusat diikuti oleh nominal yaitu
ﺔ۹ۿﻜ݆ا
al-maktabati yang berfungsi sebagai atribut. Jadi frase syibhul jumlah
adalah frase yang dibentuk melalui preposisi atau harf jar sebagai unsur pusat diikuti oleh nominal sebagai atribut.
e. Frase Idhafy
Frase Idhafy adalah frase yang berunsurkan nominal dan diikuti oleh
nominal. Dalam frase ini nominal pertama merupakan unsure pusat sedangkan nominal kedua sebagai atribut Asrori, 2004: 56
Contoh :
؟ﻚݎاﻮݏܲ ﺎ݊
m
ā ‘unwānuka? “ dimana alamatmu”
ܱ۸اﻮܫ݆ا ܱ܆و ݉ܚﺮ݆ا ݙۿݚاﻮه
hiw
āyatī al-rasamu wa jam‘u al-tawābi‘i “ hobiku melukis dan
mengumpulkan perangko”
Contoh pertama klausa di atas frasenya adalah
ﻚݎاﻮݏܲ
anw ānuka
terdiri dari dua unsur yaitu
ناﻮݏܲ
‘anw ānun sebagai nominal pertama yang berfungsi
sebagai unsur pusat diikuti oleh
ك
ka sebagai nominal kedua yang berfungsi
Universitas Sumatera Utara
sebagai atribut. Jadi frase idhafy adalah frase yang dibentuk oleh nominal pertama sebagai unsur pusat diikuti oleh nominal kedua sebagai atribut.
Contoh pertama klausa di atas frasenya adalah
ݙۿݚاﻮه
hiw āyatī
terdiri dari dua unsur yaitu
ﺔݚاﻮه
hiw āhatun sebagai nominal pertama yang berfungsi
sebagai unsur pusat diikuti oleh
ي
ya sebagai nominal kedua yang berfungsi sebagai atribut. Jadi frase idhafy adalah frase yang dibentuk oleh nominal pertama
sebagai unsur pusat diikuti oleh nominal kedua sebagai atribut.
f. Frase adady
Frase adady disebut dengan frase bilangan merupakan frase yang
berunsurkan bilangan atau adady sebagai unsur pusat diikuti oleh nominal sebagai atribut. Unsur-unsur dalam frase adady mempunyai hubungan yang padu dan
mesra. Unsur-unsur dalam frase tersebut tidak dapat dipisahkan oleh unsure yang lain dan tidak bisa diubah urutannya. Apabila urutan bilangan dan nominal itu
diubah ataupun disisipi oleh unsur lain maka tidak lagi termasuk kategori frase adady. Asrori, 2004:57.
رﻮܢ ثݣ܂ تﺮܧ܊أ
ahdartu sal āsa suwarin “saya membawa tiga gambar”
شوﺮܾ ةﺮܟܳ۸ ݆݉݇ܿا
al-qalamu biasyrati qur ūsyin “pena itu seharga sepuluh rupiah”
Pada contoh klausa di atas frasenya adalah
رﻮܢ ثݣ܂
sal āsa suwarin
terdiri dari dua unsur yaitu
ثݣ܂
sal āsa sebagai adady berfungsi sebagai unsur
pusat dan diikuti oleh nominal yaitu
رﻮܢ
suwarin berfungsi sebagai atribut. Jadi frase addy adalah frase yang dibentuk dengan adady sebagai unsure pusat
diikuti oleh nominal sebagai atribut.
Universitas Sumatera Utara
Pada contoh klausa di atas frasenya adalah
شوﺮܾ ةﺮܟܳ۸
biasyrati qurusyin terdiri dari dua unsur yaitu
ةﺮܟܳ۸
biasyrati sebagai adady berfungsi sebagai unsur pusat dan diikuti oleh nominal yaitu
شوﺮܾ
qurusyin berfungsi sebagai atribut. Jadi frase addy adalah frase yang dibentuk dengan adady sebagai
unsure pusat diikuti oleh nominal sebagai atribut.
g. Frase nida‘iy