Berdasarkan gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi agama penderita mioma uteri yang tertinggi adalah agama Kristen Protestan 46,9 dan tidak
ditemukan penderita mioma uteri yang beragama Hindu. Hal ini bukan berarti ada keterkaitan agama Kristen Protestan dengan mioma
uteri, namun hanya menunjukkan penderita mioma uteri yang datang berobat ke rumah sakit ini mayoritas beragama Kristen Protestan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Purba CV 2009 di RSU Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dengan desain penelitian case series bahwa
proporsi agama tertinggi penderita PJK beragama Kristen protestan 56,7.
39
6.2.4. Pekerjaan
Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan pekerjaan yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar
di bawah ini .
46.9 6.1
12.8
14.8
19.4
IRT dll
Peg. Negeri PNSTNIPolri Wiraswasta
Peg. Swasta
Gambar 6.5. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Pekerjaan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani
Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 6.5. dapat dilihat bahwa proporsi pekerjaan penderita mioma uteri yang tertinggi adalah ibu rumah tangga IRT 46,9 dan terendah adalah
pegawai swasta 6,1. Hal ini sesuai dengan penelitian Purba L. 2006 di RSUP H. Adam Malik
Medan tahun 2000-2004 dengan desain penelitian case series bahwa proporsi pekerjaan tertinggi penderita mioma uteri sebagai ibu rumah tangga 68,1.
30
6.2.5. Daerah Asal
Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan daerah asal yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
55,1 44,9
Luar Pematangsiantar Pematangsiantar
Gambar 6.6. Daigram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan
Daerah Asal yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi daerah asal penderita mioma uteri yang tertinggi berasal dari luar Pematangsiantar 55,1.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini penderita mioma uteri dengan daerah asal dari luar Pematangsiantar, diantaranya berasal dari Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo,
Medan, Jakarta, Riau, Asahan, dll.
6.2.6. Status Perkawinan
Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan status perkawinan yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
93.4 6.6
Kawin Tidak kawin
Gambar 6.7. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Status Perkawinan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani
Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi status perkawinan
penderita mioma uteri yang tertinggi adalah kawin 93,4 dan yang tidak kawin 6,6.
Pada penelitian ini, penderita mioma uteri yang tidak kawin paling rendah berumur 24 tahun, 27 tahun, 30 tahun, 32 tahun, 38 tahun 2 penderita, 40 tahun, 44
tahun, berumur 46 tahun 2 penderita, 48 tahun, 49 tahun 2 penderita. Seluruh penderita mioma yang tidak kawin mendapat pengobatan operatif 12 penderita
Universitas Sumatera Utara
dengan histerektomi total dan 1 penderita dengan miomektomi. Karakteristik penderita mioma uteri yang tidak kawin dan mendapat pengobatan operatif: ukuran
mioma paling kecil diameter 1 cm dan paling besar diameter 28 cm, beberapa penderita mengalami anemia berat, dan beberapa penderita selain di diagnosa
menderita mioma uteri juga di diagnosa menderita penyakit lain, seperti: cysta ovari, nabotolion cyst
, endometrium proliferase, kista lutein berdarah, radang kronik non spesifik.
Hal penelitian ini sesuai dengan penelitian Purba L. 2006 di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2000-2004 dengan desain penelitian case series bahwa
proporsi status perkawinan tertinggi adalah kawin 91,0.
30
6.3. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Paritas