Determinan Mioma Uteri Epidemiologi Mioma Uteri 1. Distribusi Frekuensi Mioma Uteri

Di Indonesia Karel Tangkudung 1977 dan Susilo Rahardjo 1974 dari Surabaya dikutip dalam Wiknjosastro H, masing – masing menemukan proporsi mioma uteri 10,3 dan 11,9 dari semua penderita ginekologi yang dirawat. 29 Penelitian yang dilakukan Lisdauli P di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2000- 2004 terdapat 224 kasus mioma uteri dari 912 kasus ginekologi dengan proporsi 24,6. 30

2.4.2. Determinan Mioma Uteri

Penyebab mioma uteri belum diketahui secara pasti. Tumor ini mungkin berasal dari sel otot yang normal, dari otot imatur yang ada di dalam miometrium atau dari sel embrional pada dinding pembuluh darah uterus. Mioma tumbuh mulai dari benih – benih multipel yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progresif bertahun-tahun, bukan dalam hitungan bulan. 22 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri: a. Estrogen Estrogen memegang peranan penting untuk terjadinya mioma uteri, hal ini dikaitkan dengan: mioma tidak pernah ditemukan sebelum menarche, banyak ditemukan pada masa reproduksi, pertumbuhan mioma lebih cepat pada wanita hamil dan akan mengecil pada masa menopause. Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell nest atau teori genitoblast, teori ini menyatakan bahwa untuk terjadinya mioma uteri harus terdapat dua komponen penting yaitu: sel nest sel muda yang terangsang dan estrogen perangsang sel nest secara terus menerus. 31 Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada Universitas Sumatera Utara permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Puuka, dkk menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak didapati dari pada miometrium normal. 4 Hormon estrogen dapat diperoleh melalui alat kontrasepsi hormonal Pil KB, Suntikan KB dan susuk KB. Alat kontrsepsi hormonal mengandung estrogen, progesteron dan kombinasi estrogen dan progesteron. 5 b. Progesteron Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17 β hidroxydehidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor. Pemberian preparat progesteron atau testosteron dapat mencegah efek fibromatosa. 4 Dalam Enviromental Health Perspectives, terdapat beberapa faktor yang berpengaruh sebagai faktor risiko terjadinya mioma uteri, yaitu: 32 i. Umur Resiko mioma uteri meningkat seiring dengan peningkatan umur. Penelitian Chao-Ru Chen 2000 di New York dengan desain penelitian case-control, wanita kulit putih umur 40-44 tahun beresiko 9,3 kali menderita mioma uteri jika dibandingkan umur 30 tahun dengan Odds Ratio=9,3; 95 CI: 5.5- 15.8. Sedangkan pada wanita kulit hitam umur 40-44 tahun beresiko 23,5 kali untuk menderita mioma uteri jika dibandingkan umur 30 tahun OR=23,5; 95 CI: 7.3-75.7. 33 ii. Ras dan Genetik Universitas Sumatera Utara Kejadian mioma uteri lebih tinggi pada ras Afrika-Amerika kulit hitam jika dibandingkan dengan ras Kaukasia kulit putih. Wanita kulit hitam memiliki resiko lebih besar untuk menderita mioma jika dibandingkan dengan wanita kulit putih. 34 Penelitian Eduardo F 2001 di Maryland dengan desain penelitian case-control, melaporkan wanita kulit hitam beresiko 9,4 kali untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita kulit putih OR = 9,4; 95 CI: 5.7-15.7. 35 iii. Paritas Mioma uteri lebih sering ditemukan pada wanita nulipara atau wanita yang kurang subur. 22 Penelitian Parazini F 1988 di Italia dengan desain penelitian case-control, melaporkan resiko mioma uteri berkurang pada wanita yang mempunyai anak lebih dari satu dibandingkan dengan wanita yang belum pernah melahirkan Nullipara OR= 0,6; 95 CI: 0.1-0.3. 36 iv. Dietmakanan Mioma uteri terdapat hubungan antara makanan dengan pertumbuhan mioma uteri. Penelitian Chiaffarino 1999 di Italia dengan desain peneliltian case- control, makanan seperti daging setengah masak dan daging sapi akan meningkatkan resiko terhadap mioma uteri OR=1,7; 95 CI: 1.4-2.2, selain itu terdapat dietmakanan yang dapat mengurangi resiko terhadap pertumbuhan tumor ini, seperti sayuran hijau OR=0,5; 95 CI: 0.4-0.6, buah-buahan OR=0,8; 95 CI: 0.6-1.0. 37 Universitas Sumatera Utara

2.5. Perubahan Sekunder