BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Distribusi dan Trend Kunjungan Penderita Mioma Uteri Berdasarkan
Data Tahun 2004-2008 Distrbusi penderita mioma uteri berdasarkan tahun yang dirawat inap di
Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
55 72
41
11 17
y = -14.3x + 82.1
10 20
30 40
50 60
70 80
2004 2005
2006 2007
2008
Tahun F
reku en
s i
Gambar 6.1. Diagram Bar Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Data Tahun 2004-2008 yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani
Pematangsiantar
Berdasarkan gambar 6.1. dapat dilihat bahwa penderita mioma uteri pada tahun 2004-2008 tertinggi pada tahun 2005 sebanyak 72 kasus dan terendah pada
tahun 2008 sebanyak 11 kasus. Kecendrungan penderita mioma uteri yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar berdasarkan tahun 2004-2008
menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = -14,3x + 82,1, frekuensi kasus menurun sebanyak 44 kasus, dengan simpel rasio penurunan 5 kali, serta persentase
penurunan sebesar 80 .
Universitas Sumatera Utara
6.2. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Sosiodemografi 6.2.1. Umur
Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan umur yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
0.5 1.0
23.5 44.4
21.4
6.6 2.6
10 20
30 40
50
21-27 28-34 35-41 42-48 49-55 56-62 70-79
Umur Tahun P
r op
or si
Gambar 6.2. Diagram Bar Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Umur yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar
Berdasarkan gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi umur penderita mioma uteri yang tertinggi terdapat pada kelompok umur 42-48 tahun 44,4 dan terendah
pada kelompok umur 70-79 tahun 0,5. Berdasarkan penelitian ini, umur terendah penderita mioma uteri 21 tahun dan
umur tertinggi 75 tahun. Proporsi penderita mioma uteri mengalami peningkatan sampai dengan kelompok umur 42-48 tahun dan kemudian mengalami penurunan.
Mioma uteri jarang ditemukan pada wanita usia dibawah 20 tahun.
4
Mioma uteri akan memberikan gejala klinis pada umur 40 tahun ke atas.
Mioma tumbuh
Universitas Sumatera Utara
selama masa reproduksi dibawah pengaruh estrogen dan akan mengecil pada saat menopause, ketika estrogen tidak lagi disekresi dalam jumlah yang banyak.
29
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Muzakir di RSUd Arifin Achmad Provinsi Riau tahun 2006 bahwa proporsi penderita mioma uteri berdasarkan umur
mengalami peningkatan pada umur 40 tahun. Proporsi pada kelompok umur 35-39 tahun 8,12 dan kemudian meningkat pada kelompok umur 40-44 tahun 27,02
dan kelompok umur 45-49 tahun 45,94. Tidak ditemukan penderita mioma uteri pada umur 20 tahun.
20
6.2.2. Suku
Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan suku yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
58.7
34.7
4.1 1.0
1.0 0.5
10 20
30 40
50 60
Batak Jawa
Cina Minang
Melayu dll
Suku P
r op
or si
Gambar 6.3. Diagram Bar Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Suku yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi suku penderita mioma uteri yang tertinggi adalah suku Batak sebesar 58,7 dan yang terendah adalah suku
Melayu sebesar 0,5. Pada penelitian ini suku Batak adalah penggabungan Batak Toba, karo, Simalungun dan Pakpak.
Hal ini bukan berarti ada keterkaitan suku dengan mioma uteri, namun hanya menunjukkan penderita mioma uteri yang datang berobat ke rumah sakit ini
mayoritas suku Batak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Purba CV 2009 di RSU Vita
Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dengan desain penelitian case series bahwa proporsi suku tertinggi penderita PJK adalah suku Batak 70,1.
39
6.2.3. Agama
Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan agama yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008.
3.1 3.6
46.4 46.9
Kristen Protestan Islam
Budha Kristen Katolik
Gambar 6.4. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Agama yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani
Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi agama penderita mioma uteri yang tertinggi adalah agama Kristen Protestan 46,9 dan tidak
ditemukan penderita mioma uteri yang beragama Hindu. Hal ini bukan berarti ada keterkaitan agama Kristen Protestan dengan mioma
uteri, namun hanya menunjukkan penderita mioma uteri yang datang berobat ke rumah sakit ini mayoritas beragama Kristen Protestan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Purba CV 2009 di RSU Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dengan desain penelitian case series bahwa
proporsi agama tertinggi penderita PJK beragama Kristen protestan 56,7.
39
6.2.4. Pekerjaan
Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan pekerjaan yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar
di bawah ini .
46.9 6.1
12.8
14.8
19.4
IRT dll
Peg. Negeri PNSTNIPolri Wiraswasta
Peg. Swasta
Gambar 6.5. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Pekerjaan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani
Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 6.5. dapat dilihat bahwa proporsi pekerjaan penderita mioma uteri yang tertinggi adalah ibu rumah tangga IRT 46,9 dan terendah adalah
pegawai swasta 6,1. Hal ini sesuai dengan penelitian Purba L. 2006 di RSUP H. Adam Malik
Medan tahun 2000-2004 dengan desain penelitian case series bahwa proporsi pekerjaan tertinggi penderita mioma uteri sebagai ibu rumah tangga 68,1.
30
6.2.5. Daerah Asal
Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan daerah asal yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
55,1 44,9
Luar Pematangsiantar Pematangsiantar
Gambar 6.6. Daigram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan
Daerah Asal yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi daerah asal penderita mioma uteri yang tertinggi berasal dari luar Pematangsiantar 55,1.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini penderita mioma uteri dengan daerah asal dari luar Pematangsiantar, diantaranya berasal dari Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo,
Medan, Jakarta, Riau, Asahan, dll.
6.2.6. Status Perkawinan
Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan status perkawinan yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
93.4 6.6
Kawin Tidak kawin
Gambar 6.7. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Status Perkawinan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani
Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi status perkawinan
penderita mioma uteri yang tertinggi adalah kawin 93,4 dan yang tidak kawin 6,6.
Pada penelitian ini, penderita mioma uteri yang tidak kawin paling rendah berumur 24 tahun, 27 tahun, 30 tahun, 32 tahun, 38 tahun 2 penderita, 40 tahun, 44
tahun, berumur 46 tahun 2 penderita, 48 tahun, 49 tahun 2 penderita. Seluruh penderita mioma yang tidak kawin mendapat pengobatan operatif 12 penderita
Universitas Sumatera Utara
dengan histerektomi total dan 1 penderita dengan miomektomi. Karakteristik penderita mioma uteri yang tidak kawin dan mendapat pengobatan operatif: ukuran
mioma paling kecil diameter 1 cm dan paling besar diameter 28 cm, beberapa penderita mengalami anemia berat, dan beberapa penderita selain di diagnosa
menderita mioma uteri juga di diagnosa menderita penyakit lain, seperti: cysta ovari, nabotolion cyst
, endometrium proliferase, kista lutein berdarah, radang kronik non spesifik.
Hal penelitian ini sesuai dengan penelitian Purba L. 2006 di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2000-2004 dengan desain penelitian case series bahwa
proporsi status perkawinan tertinggi adalah kawin 91,0.
30
6.3. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Paritas
Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan paritas yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008.
9.3 10.1
13.7 66.9
Multipara Grandemultipara
Nullipara Primipara
Gambar 6.8. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Paritas yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani
Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 6.8. dapat dilihat bahwa proporsi paritas penderita mioma uteri yang tertinggi adalah multipara 66,9 dan yang terendah adalah
primipara 9,3. Mioma uteri lebih sering ditemukan pada wanita nullipara atau wanita yang
memiliki satu orang anak. Mioma uteri dapat menyebabkan infertilitas, jika mioma menutup atau menekan pars interstialis tubae.
4
Berdasarkan penelitian ini, terdapat 13 orang penderita nullipara dengan status tidak menikah dan hanya 1 penderita mioma dengan paritas nullipara berumur 46
tahun dan memiliki 5 mioma. Hal ini berarti bahwa hanya terdapat 1 penderita yang kemungkinan mengalami infertilitas akibat mioma uteri.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba L. 2006 di RSUP H. Adam Malik tahun 2000-2004 bahwa proporsi paritas tertinggi
penderita mioma uteri adalah multipara 34.
30
Universitas Sumatera Utara
6.4. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Letak Mioma