berjalan secara miring dan rata. Dianjurkan untuk mengadakan jarak transisi 10 meter terhitung dari perbatasan perubahan daya dukung tanah ke arah daya
dukung tanah dasar yang lebih baik. 5.
Perbaikan tanah dasar untuk keperluan mendukung beban roda alat-alat besar. Dalam hal dimana kasus daya dukung tanah dasar tidak mendukung untuk
lewatnya alat-alat besar, harus diadakan cara-cara yang tepat sesuai dengan keadaan setempat agar beban roda alat-alat besar dapat ditahan oleh tanah
dasar. Perbaikan tanah dasar ini dapat berupa tambahan lapis pondasi bawah diluar dari yang diperhitungkan untuk tebal perkerasan yang diperlukan. Daya
dukung tanah dasar dapat diperkirakan dengan mempergunakan hasil pemeriksaan CBR.
II.2.2 Kriteria Konstruksi Perkerasan Lentur Jalan
Agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan, maka konstruksi perkerasan jalan haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu yang
dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu : 1. Syarat-syarat berlalu lintas
Konstruksi perkerasan lentur dipandang dari segi keamanan dan kenyamanan berlalu lintas haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Permukaan yang rata, tidak bergelombang, dan tidak berlubang.
b. Permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat
beban yang bekerja diatasnya; c.
Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yang baik antara ban dengan permukaan jalan sehingga tidak mudah selip;
Universitas Sumatera Utara
d. Permukaan tidak mengkilap, tidak silau jika terkena sinar matahari.
2. Syarat-syarat struktural atau kekuatan Konstruksi perkerasan jalan dipandang dari segi kemampuan memikul dan
menyebarkan beban, haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a.
Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban muatan ketanah dasar;
b. Kedap air, sehingga tidak mudah meresap kelapisan bawahnya;
c. Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh
diatasnya dapat dengan cepat dialirkan; d.
Kekakuan memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi yang signifikan.
II.3 Mekanistik – Empiris Perencanaan Perkerasan
Mekanika adalah ilmu pengetahuan dari gerakan dan gaya gaya yang bekerja pada material. Dengan begitu, satu pendekatan mekanistis mencari dan
menjelaskan gejala gejala sampai dampak fisik. Di dalam perencanaan perkerasan jalan, hal hal yang terjadi adalah tekanan, lendutan dan regangan di dalam satu
struktur perkerasan, dan penyebab-penyebab phisik adalah jenis bahan dan bobot struktur perkerasan. Hubungan antar penyebab fisik ini diuraikan menggunakan
satu model matematika. Berbagai model matematika dapat digunakan; paling umum adalah satu model lapisan elastik. Model mekanistis digunakan untuk
menghitung ilmu fisika pada perkerasan lentur. Bersama dengan pendekatan mekanistis ini, unsur-unsur empiris digunakan menghitung tekanan, lendutan dan
regangan menyebabkan kerusakan pada perkerasan jalan. Hubungan antar
Universitas Sumatera Utara