a. Full sine wave sinusoidal wave, pola ini pada bagian serat yang paling
ekstrim dari benda uji aspal mengalami pembalikan tegangan secara penuh pada setiap siklus beban.
b. Half sine wave, hampir sama dengan diatas tetapi tidak ada pembalikan
tegangan. c.
Haversine wave with delay. d.
Block loading. Secara umum pada pengujian di laboratorium , kurva kelelehan tegangan
dan regangan untuk benda uji berbentuk balok yang dipadatkan menunjukkan bahwa benda uji dengan pembalikan tegangan memiliki umur kelelahan yang
lebih pendek dari pada benda uji tanpa pembalikan tegangan Irwin Gallaway, 1974. Rantetoding 1988 meneliti bahwa pola sinusoidal full sine
lebih mewakili pola pembebanan akibat beban kenderaan yang bekerja pada bagian atas lapis permukaan.
c. Penetrasi aspal awal Pi
Kepekaan terhadap temperatur akan menjadi dasar perbedaan umur aspal untuk menjadi retak mengeras. Parameter pengukur kepekaan aspal terhadap
temperatur adalah indeks penetrasi penetration index. Nilai PI antara -1 dan +1 adalah nilai PI yang umum yang dimiliki oleh aspal
yang digunakan untuk material pekerasan jalan.
d. Volume Aspal Vb
Volume aspal dalam campuran beton yang telah dipadatkan adalah pengertian dari volume aspal.Dimana hasil dari volume aspal didapatkan dari
Universitas Sumatera Utara
perbandingan antara berat aspal dalam beton campuran dengan berat jenis aspal.
e. Titik Lembek Aspal Awal
Pemeriksaan kepekaan aspal terhadap temperatur dilakukan dengan melalui pemeriksaan titik lembek.Titik lembek adalah temperatur dimana pada saat
aspal mulai lembek.Titik lembek aspal bervariasi antara 30
o
C sampai 200
o
C.Dua aspal yang mempunyai penetrasi yang sama belum tentu mempunyai titik lembek yang sama.Aspal dengan titik lembek yang lebih
tinggi kurang peka terhadap perubahan temperatur dan lebih baik untuk bahan pengikat konstruksi perkerasan.
f. Faktor temperatur Desain ft
Untuk memperhitungkan pengaruh temperatur dalam proses desain struktur perkerasan lentur secara analitis yaitu pendekatan desain praktis yang
menggunakan faktor temperatur desain.Pendekatan desain praktis atau pendekatan desain rata rata menawarkan kemudahan dalam prosesnya tetapi
memerlukan standar desain untuk penentuan faktor temperatur desain yang diperlukan.Dalam pemakainnya faktor temperatur desain dikalikan dengan
temperatur udara rata rata tahunan untuk memperoleh temperatur lapisan campuran beraspal untuk selanjutnya disebut temperatur perkerasan rata rata
tahunan yang diperlukan dalam memperkirakan modulus lapisan campuran beraspal. Secara umum faktor temperatur desain diusulkan sebesar 1.92 untuk
kriteria retak lelah dan 1.47 untuk kriteria deformasi permanen.
Universitas Sumatera Utara
g. Modulus Elastisitas kekakuan aspal