Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Pengenalan Teori Logika Fuzzy

4

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu penentuan model dalam proses impor barang untuk mendapatkan laba yang optimal.

1.3 Batasan Masalah

Rumusan masalah di atas dibatasi dengan beberapa hal berikut: 1. Barang yang akan diteliti hanya mencakup tiga jenis barang elektronik yang berbeda yang diambil datanya dari Aliexpress, Tokobagus, Tokopedia dan Kaskus. 2. Pengamatan variabel untuk barang impor mencakup prediksi keuntungan, harga total, jumlah pembelian, ketersediaan barang dan modal yang tersedia. 3. Pengamatan variabel untuk penjualan kembali mencakup harga jual, jumlah permintaan pasar dan stokketersediaan barang di pasar lokal.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam tesis ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Memprediksi harga jual kembali suatu barang impor di pasar dalam negeri menggunakan logika fuzzy. 2. Membangun model program linier berdasarkan hasil prediksi harga jual kembali barang impor untuk menentukan barang yang akan diimpor sehingga diperoleh laba yang optimal.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Menghasilkan aturan dalam proses impor barang yang dituangkan dalam bentuk aturan fuzzy dan fungsi dalam program linier untuk dapat dilakukan komputasi oleh komputer. 2. Menghasilkan sistem yang dapat digunakan sebagai pertimbangan para pengimpor dalam kegiatan impor barang untuk memaksimalkan laba. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan Teori Logika Fuzzy

Teori klasik tentang himpunan atau “set” didasarkan pada konsep fundamental himpunan bahwa suatu entiti dapat merupakan anggota himpunan tersebut atau bukan merupakan anggotanya. Perbedaan yang tajam, jelas dan tidak ambigu terdapat antara anggota dan bukan anggota dari suatu himpunan yang telah didefenisikan pada teori ini. Dan terdapat batas yang sangat jelas agar dapat mengindikasikan bahwa suatu entiti merupakan bagian dari himpunan ini. Chen and Pham, 2001. Ketika terdapat pertanyaan mengenai suatu entiti ini merupakan anggota dari himpunan atau tidak, j awabannya adalah “Ya” atau “Tidak”. Dalam kasus ini jawabannya dapat berupa misalnya, “Kemungkinan bahwa entiti ini merupakan anggota dari suatu himpunan adalah 90”, namun kesimpulannya masih juga dapat dikatakan bahwa entiti ini adalah anggota atau bukan anggota dari suatu himpunan. Kemungkinan untuk seseorang dalam membuat prediksi yang tepat bahwa “entiti ini anggota suatu himpunan “ adalah 90, dimana hal ini bukan berarti bahwa entiti ini memiliki 90 keanggotaan dalam himpunan dan 10 bukan keanggotan dari entiti ini. Dalam teori himpunan klasik, hal ini tidak diperbolehkan dimana sebuah elemen atau entiti ada dalam himpunan dan tidak ada dalam himpunan tersebut dalam waktu yang bersamaan. Sehingga, banyak kasus dalam aplikasi dunia nyata tidak dapat dijelaskan dan ditangani dengan teori himpunan klasik. Sebaliknya, teori himpunan fuzzy mengizinkan penggunaan keanggotaan sebagian dalam himpunan, yang dalam teori himpunan klasik memiliki keterbatasan dalam hal ini. Chen and Pham, 2001. Universitas Sumatera Utara 6 Sebuah himpunan klasik digambarkan dengan batasan yang jelas, yakni tidak ada ketidakpastian dalam lokasi dan batas dari himpunan. Gambar 2.1a menunjukkan batasan dari himpunan klasik A dalam garis yang jelas. Sedangkan himpunan fuzzy, ditentukan dengan properti yang samar-samar dan ambigu, karenanya, batasannya dispesifikasikan secara samar dan ambigu. Gambar 2.1b menunjukkan batasan dalam himpunan fuzzy A. Dari gambar pertama menggambarkan secara jelas bahwa entiti a merupakan anggota dari himpunan klasik A dan entiti b jelas bukan merupakan anggota dari himpunan A. Sedangkan gambar kedua menunjukkan hal yang samar, batas yang ambigu dari himpunan fuzzy A. Area abu-abu berbayang merupakan batas himpunan fuzzy A. Gambar 2.1 Himpunan Klasik dan Himpunan Fuzzy Sumber : Ross, 2010 Pada area pusatnya tidak berbayang dari himpunan fuzzy menunjukkan entiti a secara jelas sepenuhnya adalah anggota dari himpunan ini, pada area luar dari batas area himpunan fuzzy entiti b secara jelas bukan merupakan anggota dari himpunan ini. Namun, keanggotaan dari entiti c yang berada dalam area batas himpunan fuzzy adalah ambigu. Jika anggota himpunan secara penuh dalam himpunan entiti a direpresentasikan dengan angka 1 dan entiti b yang bukan merupakan anggota himpunan direpresentasikan dengan angka 0, maka entiti c dalam himpunan ini harus memiliki nilai tengah dari keanggotaan pada interval [0,1]. Universitas Sumatera Utara 7 2.2 Teori Himpunan Klasik dan Himpunan Fuzzy 2.2.1 Teori Himpunan Klasik