BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bentuk kegiatan dalam sistem perekonomian adalah proses impor barang. Kegiatan impor ini tidak lain bertujuan untuk memperoleh keuntungan
atau laba. Dan impor ini merupakan usaha untuk membeli barang dari pihak lain di luar negeri dan kemudian dapat dipakai sendiri atau dijual kembali kepada
pihak lain. Dalam upaya ini tentunya terdapat perhitungan modal dan harga jual untuk produk atau barang yang diimpor. Dan nantinya akan dilakukan perhitungan
terhadap labauntung yang didapat. Dalam penentuan impor barang, beberapa hal penting yang diperlukan
adalah harga dasar barang, pajak terhadap barang dan ketersediaan barang tersebut di pasar lokal. UU RI, 1995 dan DEPDAG RI, 2007. Ketersediaan barang di
pasar lokal sangat mempengaruhi pajak atas barang tersebut, misalnya terdapat produsen lokal untuk suatu barang seperti produk barang pertanian atau pakaian,
maka pajak atas barang tersebut lebih tinggi. Hal ini dapat diperhatikan dalam buku tarif bea masuk dari Dirjen Bea dan Cukai RI. MENKEU RI, 2011. Impor
barang jenis ini dapat menghambat pertumbuhan industri dalam negeri dan menurunkan harga jual barang dalam negeri karena bersaingan dengan barang
impor. Selain itu, angka penjualan barang impor ini di dalam negeri juga rendah karena bersaingan dengan barang produksi lokal. Sehingga terdapat kemungkinan
kerugian karena barang impor tersebut memiliki harga yang mahal produk lokal yang lebih murah dengan fitur dan kualitas yang hampir sama. Dan terjadi
penurunan harga barang impor yang berakibat pada kerugian.
Universitas Sumatera Utara
2
Pertimbangan dalam penentuan jumlah barang yang akan diimpor juga harus diperhatikan dan tidak bisa sembarangan. Kesalahan dalam penentuan
jumlah barang impor akan berakibat sangat fatal. Dampak negatif kesalahan ini antara lain merosotnya penghasilan industri dalam negeri, angka penjualan barang
impor menurun, menumpuknya barang yang tidak laku terjual sehingga terjadi penimbunan modal, dampak akhir yang berakibat pada kerugian baik dari pihak
industri dalam negeri dan juga pengimpor barang. Ini berarti, kesalahan dalam pengalokasian sejumlah modal untuk pembelian barang impor tertentu juga dapat
mengakibatkan perolehan laba yang sedikit atau bahkan mengakibatkan kerugian. Oleh karena itu, diperlukan suatu model untuk perhitungan yang sesuai dalam
menentukan harga jual barang impor dan menentukan jumlah barang impor yang akan dibeli sehingga dapat mengoptimalkan pembelian barang impor.
Penelitian terdahulu yang berkaitan, mendekati atau memiliki persamaan dengan penelitian ini misalnya penelitian yang dilakukan oleh Sejati et al 2008
yang membahas tentang penentuan harga beli handphone bekas. Dalam penelitian ini, dilakukan perhitungan untuk menentukan harga pembelian handphone bekas
berdasarkan parameter kondisi handphone, pasaran harga beli dan pasaran harga jual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah logika fuzzy Tsukamoto.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Wahyudi 2006 yang mengkaji tentang prediksi harga pembelian tembakau di beberapa propinsi di Pulau Jawa. Prediksi harga
pembelian tembakau ini dilakukan menggunakan metode neural network. Muhson 2007 dalam penelitiannya membahas tentang pemodelan tingkat
inflasi di Indonesia. Tingkat inflasi yang selama ini hanya dimodelkan dengan cara konvensional yang sangat sulit diterapkan jika datanya berupa variabel
linguistik. Dalam penelitian ini, tingkat inflasi dimodelkan menggunakan metode logika fuzzy sehingga dapat memodelkan tingkat inflasi berdasarkan inflasi
sebelumnya. Penelitian lainnya oleh Muchlas and Sutikno 2007 yang membahas tentang prediksi harga saham pada Bursa Efek Jakarta BEJ berbasis web.
Parameter yang diperhitungkan dalam penelitian ini mencakup permintaan, penawaran dan tingkat inflasi. Metode yang digunakan adalah logika fuzzy
Tsukamoto.
Universitas Sumatera Utara
3
Beberapa penelitian dalam topik yang sama dikemukakan oleh Gardiner and Blackstone 1991, Ellis 1993 serta Balakrishnan and Cheng 2005 yang
mengkaji tentang penentuan keputusan untuk membuat atau membeli suatu barang dengan metode program linier. Dari sejumlah penelitian terdahulu yang telah
diuraikan, belum ada penelitian yang mengkaji secara spesifik tentang prediksi harga barang dan pengoptimalan pembelian barang impor. Oleh karena itu,
berdasarkan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dalam penelitian ini penulis mengambil topik tentang logika fuzzy dan program linier untuk
memodelkan perhitungan prediksi harga jual dan pembelian barang impor. Dalam kasus penjualan kembali barang impor, tidak diketahui secara pasti
berapa harga jual kembali barang impor tersebut. Selain itu, harga jual barang impor tersebut juga selalu berubah-ubah tergantung permintaan dan ketersediaan
barang tersebut. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk memprediksi harga jual kembali barang impor tersebut. Penggunaan logika fuzzy ditujukan untuk
memprediksi harga jual kembali barang impor untuk nantinya dijadikan sebagai fungsi tujuan dalam pengoptimalan program linier.
Untuk penentuan jumlah barang yang akan diimpor, batasan-batasan dalam program linier antara lain ketersediaan modal, jumlah stok barang dalam
gudang, serta jumlah minimal pembelian barang impor tersebut. Dengan menggunakan hasil prediksi keuntungan barang impor sebagai fungsi tujuan
dalam program linier, maka dapat diperoleh jumlah barang yang akan diimpor. Berdasarkan perhitungan prediksi harga barang impor yang menghasilkan
fungsi tujuan dalam program linier dan dengan disertai batasan-batasan yang ada, maka diperoleh suatu model yang dapat mengoptimalkan pembelian barang
impor, sehingga dari penjualan barang impor tersebut didapatkan laba yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
4
1.2 Perumusan Masalah