BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
Pada bab ini disajikan hasil dan pembahasan penelitian berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap
pertama memprediksi harga jual kembali barang impor dengan menggunakan logika fuzzy Tsukamoto dan tahap kedua mengoptimalkan pembelian barang
impor menggunakan metode program linier simplex.
4.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan data sejumlah barang pada tabel 3.1 yang terdiri atas tiga jenis barang, dilakukan perhitungan prediksi harga jual barang kembali barang impor
sebagai perhitungan tahap pertama. Hasil dari perhitungan ini memberikan perkiraan harga jual kembali untuk sejumlah n barang impor. Pada tahap kedua
untuk pengoptimalan pembelian barang impor, fungsi tujuan diperoleh dari hasil prediksi harga jual barang impor. Dengan batasan modal dan berat paket barang
dapat diperoleh model pengoptimalan pembelian barang impor. Adapun hasil penelitian secara lengkap dijabarkan pada pembahasan berikutnya.
4.2.1 Hasil Penelitian Prediksi Harga Jual dengan Logika Fuzzy
Pada penelitian untuk melakukan prediksi harga jual kembali barang impor, terdapat tiga variabel yang diperhitungkan yaitu harga jual di pasar lokal, jumlah
total angka permintaan dan ketersediaan barangstok di pasar lokal. Fungsi
Universitas Sumatera Utara
keanggotaan untuk variabel permintaan dikategorikan menjadi rendah dan tinggi, untuk variabel stok dikategorikan menjadi sedikit dan banyak, dan untuk variabel
harga dikategorikan menjadi murah dan mahal.
Tabel 4.1 Variabel dan Kategori untuk Masing-Masing Barang Variabel
Kategori Permintaan
rendah dan tinggi Stok
sedikit dan banyak Harga
murah dan mahal
4.2.1.1 Fungsi Keanggotaan Variabel-Variabel Masing-Masing Barang
Dari data yang diperoleh dari situs jual beli online di pasar lokal pada tabel 3.1, variabel-variabel dari masing-masing barang yang diteliti dapat dibagi dalam
beberapa range nilai berdasarkan fungsi keanggotaannya, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2 Fungsi Keanggotaan Variabel Permintaan Kategori
Permintaan piece USBasp
Arduino Sensor Ultrasonik
Rendah 170
– 175 50
– 65 80
– 95 Tinggi
220 – 225
125 – 140
130 – 150
Tabel 4.3 Fungsi Keanggotaan Variabel Stok Kategori
Stok piece USBasp
Arduino Sensor Ultrasonik
Sedikit 15
– 17 30
– 40 45
– 60 Banyak
25 – 27
80 – 90
100 – 120
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Fungsi Keanggotaan Variabel Harga Kategori
Harga rupiah USBasp
Arduino Sensor Ultrasonik
Murah 65000
– 69000 180000
– 200000 90000 – 110000 Mahal
95000 – 100000 300000 – 320000 140000 – 150000
Dalam ketentuan dari IEC 1997 dalam penentuan fungsi keanggotaan yang berdasar pada titik-titik points dari nilai nyata suatu kategoriterm dan nilai
keanggotaanya dalam himpunan fuzzy sehingga diperoleh grafik fungsi keanggotaannya. Titik-titik ini diberikan dalam urutan yang menaik nilainya.
Jumlah titik bervariasi bergantung pada batasan dalam kasusnya. Suatu fungsi keanggotaan adalah penggalan dalam fungsi linier yang didefenisikan dengan
titik-titik. Persamaan fungsi keanggotaan sebagai berikut. 4.1
Dalam penelitian ini, masing-masing fungsi keanggotaan diberikan dalam empat titik berdasarkan aturan IEC. Misal untuk fungsi keanggotaan variabel
permintaan dengan kategori rendah dapat dirumuskan menjadi: 4.2
Berdasarkan variabel dan term yang diteliti seperti diberikan tabel 4.1, maka akan terdapat delapan fungsi keanggotaan untuk masing-masing barang. Fungsi
keanggotaan untuk masing-masing barang, variabel dan term sebagai berikut. 4.3
Dengan : XnVnTn
: Fungsi keanggotaan suatu barang dengan variabel dan termnya. Xn
: Barang 1, barang 2, … barang n. Vn
: Variabel 1, variabel 2, … variabel n dari suatu barang. Tn
: Term 1, term 2, … term n dari suatu variabel.
point_x
n
: Koordinat x dari satu titik suatu fungsi keanggotaan. point_y
n
: Koordinat y dari satu titik suatu fungsi keanggotaan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.1 sd 4.3 dan persamaan 4.3 untuk masing-masing barang di atas, fungsi keanggotaan dapat direpresentasikan dalam bentuk grafik
linier sebagai berikut.
Gambar 4.1 Representasi Fungsi Keanggotaan Variabel-Variabel untuk Barang USBasp
Gambar 4.2 Representasi Fungsi Keanggotaan Variabel-Variabel untuk Barang Arduino Uno
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Representasi Fungsi Keanggotaan Variabel-Variabel untuk Barang Sensor Ultrasonik
4.2.1.2 Fuzzifikasi Variabel-Variabel Masing-Masing Barang
Setelah menentukan nilai dari fungsi keanggotaan variabel-variabel dari masing- masing barang maka selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai
derajat keanggotaan dari variabel-variabel ini. Sebagai contoh perhitungan rumus untuk memperoleh nilai derajat keanggotaan maka diambil subjek barang
USBasp.
Tabel 4.5 Perhitungan Rumus untuk Perhitungan Nilai Derajat Keanggotaan untuk Barang USBasp
Barang Variabel
Fungsi Rumus Fungsi
Kondisi Usbasp
Permintaan µ
rendah
x 1 220-x220-175
x =175 175 x 220
x=220
µ
tinggi
x x-175220-175
1 x =175
175 x 220 x=220
Stok µ
sedikit
x 1 25-x25-17
x =17 17 x 25
x=25
µ
banyak
x 0 x-1725-17
1 x =17
17 x 25 x=25
Universitas Sumatera Utara
Harga µ
murah
x 1 95K-x95K-69K
x =69K 69K x 95K
x=95K
µ
mahal
x x-69K95K-69K
1 x =69K
69K x 95K x=95K
Keterangan: K
: dalam ribuan rupiah.
4.2.1.3 Inferensi Berdasarkan Rule
Dalam penelitian ini ruleaturan yang digunakan untuk proses inferensi prediksi harga jual kembali barang impor dengan logika fuzzy meliputi variabel-variabel
yang telah dideklarasikan sebelumnya. Aturan ini diperoleh berdasarkan pengaruh hukum permintaan dan penawaran yang berpengaruh pada harga Buzoianu et al,
2005. Aturan-aturan tersebut dijabarkan sebagai berikut. RULE 1 : IF permintaan IS rendah AND stok IS sedikit THEN harga IS murah;
RULE 2 : IF permintaan IS rendah AND stok IS banyak THEN harga IS murah; RULE 3 : IF permintaan IS tinggi AND stok IS sedikit THEN harga IS mahal;
RULE 4 : IF permintaan IS tinggi AND stok IS banyak THEN harga IS mahal;
Dari aturan-aturan di atas dapat diketahui bahwa variabel inputnya adalah permintaan dan stok sedangkan variabel outputnya adalah harga. Aturan-aturan ini
dapat direpresentasikan dalam bentuk tabel seperti berikut.
Tabel 4.6 Representasi Tabel untuk Rule Variabel Permintaan
Rendah Tinggi
Variabel Stok
Sedikit Murah
Mahal Banyak
Murah Mahal
Universitas Sumatera Utara
Penjabaran proses inferensi pada barang USBasp diberikan sebagai berikut.
RULE 1 : IF permintaan IS rendah AND stok IS sedikit THEN harga IS murah; α-predikat1 = µPermintaanRendah ∩ µStokSedikit
= minµPermintaanRendah[180], µStokSedikit[20] = min0.888,0.625 = 0,625
Perhatikan grafik Harga Murah, maka : 95000-x195000-69000 = 0.625 x1 = 78750
RULE 2 : IF permintaan IS rendah AND stok IS banyak THEN harga IS murah; α-predikat2 = µPermintaanRendah ∩ µStokBanyak
= minµPermintaanRendah[180], µStokBanyak[20] = min0.888,0.375 = 0,375
Perhatikan grafik Harga Murah, maka : 95000-x295000-69000 = 0.375 x2 = 85250
RULE 3 : IF permintaan IS tinggi AND stok IS sedikit THEN harga IS mahal; α-predikat3 = µPermintaanTinggi ∩ µStokSedikit
= minµPermintaanTinggi[180], µStokSedikit[20] = min0.111,0.625 = 0,111
Perhatikan grafik Harga Mahal, maka : x3-9500095000-69000 = 0.111 x3 = 71888.889
RULE 4 : IF permintaan IS tinggi AND stok IS banyak THEN harga IS mahal; α-predikat4 = µPermintaanTinggi ∩ µStokBanyak
= minµPermintaanTinggi[180], µStokBanyak[20] = min0.111,0.375 = 0,111
Perhatikan grafik Harga Mahal, maka : x4-9500095000-69000 = 0.111 x4 = 71888.889
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.4 Defuzzifikasi
Hasil inferensi pada proses sebelumnya akan menjadi input untuk proses defuzzifikasi. Perhitungan proses defuzzifikasi menggunakan metode Center
Gravity of Singleton COGS berdasarkan hasil perhitungan fuzzifikasi masing- masing rule pada proses sebelumnya. IEC, 1997.
4.4 Dengan :
Xn : Hasil defuzzifikasiprediksi harga untuk barang n.
α-pred
i
: Hasil operasi min fungsi keanggotaan untuk rule i. x
i
: Hasil fuzzifikasi untuk rule i. Berdasarkan persamaan 4.4 diperoleh hasil defuzzifikasiprediksi harga
untuk masing-masing barang yaitu X1, X2 dan X3 yang diberikan pada tabel 4.7 kolom kedua. Penjabaran proses defuzzifikasi untuk barang USBasp X1
diberikan sebagai berikut.
4.2.2 Hasil Penelitian Pengoptimalan Pembelian Barang Impor dengan Program Linier Simplex
Dari proses prediksi harga jual kembali barang impor, akan menghasilkan juga prediksi keuntungan yang diperoleh dari masing-masing barang dengan
diketahuinya harga dasar barang tersebut. Variabel lainnya yang diperhitungkan adalah modal yang tersedia, alokasi total berat untuk seluruh barang tersebut dan
maksimum pembelian untuk suatu barang.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghitung keuntungan dilakukan dengan mengurangkan harga penjualan barang dengan harga pembelian barang tersebut Lipsey, 1975,
sehingga diperoleh persamaan: 4.5
Dengan : Un
n
: Keuntungan barang n. H
penj_n
: Harga penjualan barang n. H
pemb_n
: Harga pembelian barang n. Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.2 dan dari persamaan 4.5
diperoleh keuntungan penjualan dari masing-masing barang yang diimpor yang ditunjukkan pada tabel 4.7 kolom keempat. Pada tabel 4.7 kolom ketiga dan
kelima merupakan data yang diperoleh dari tabel 3.2.
Tabel 4.7 Data Barang Sebagai Input Program Linier Barang
Harga Jual pasar lokal
Harga Beli Impor
Keuntungan rupiah
Berat gram
USBasp 79,496.843
30000 49496.843
20 Arduino Uno
176,508.787 100000
76508.787 50
Sensor Ultrasonik 156,832.323 90000
66832.323 35
4.2.2.1 Fungsi Tujuan dan Batasan dalam Model Pengoptimalan Program Linier
Fungsi tujuan dan batasan dalam perhitungan untuk program linier simplex pada tahap ini telah diuraikan pada bab sebelumnya. Berdasarkan persamaan 3.6 dan
persamaan 4.5, untuk sejumlah n barang dapat dirumuskan total keuntungan yang merupakan fungsi tujuan dalam model pengoptimalan program linier pada
persamaan 4.6.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Dengan :
Z : Fungsi tujuan yang akan dimaksimumkandioptimalkan
Un
n
: Keuntungan penjualan barang n. X
n
: Jumlah barang n yang akan dibeli. Berdasarkan persamaan 3.2 dan persamaan 4.4 sehingga memberikan
hasil perhitungan harga masing-masing barang yang berlaku untuk sejumlah barang n, maka diperoleh satu batasan dalam model program linier sebagai
berikut. 4.7
Dengan : M
: Modal yang tersedia. Ht
n
: Harga pembelian barang n. X
n
: Jumlah barang n yang akan dibeli. Berdasarkan persamaan 3.3 dan data pada tabel 4.7 kolom kelima
diperoleh batasan dalam alokasi berat untuk sejumlah n barang dalam model pengoptimalan program linier sebagai berikut.
4.8 Dengan :
B : Berat total paket pengiriman barang.
Be
n
: Berat barang n. X
n
: Jumlah barang n yang akan dibeli. Berdasarkan persamaan 3.4 dan persamaan 3.5, maka untuk sejumlah n
barang, berlaku batasan dalam model pengoptimalan program linier sebagai berikut.
… 4.9
4.10 Dengan :
Mb
n
: Jumlah maksimal barang n yang akan dibeli. X
n
: Jumlah barang n yang akan dibeli.
Universitas Sumatera Utara
Pembahasan di atas menghasilkan persamaan 4.6 sd persamaan 4.10 yang merupakan model dalam pengoptimalan program linier untuk pembelian
barang impor. Dari model ini dapat diperhitungkan jumlah masing-masing barang impor yang harus dibeli sehingga menghasilkan keuntungan yang optimal dalam
penjualan kembali di pasar lokal.
4.2.2.2 Pengujian Model Program Linier Simplex
Untuk pengujian model ini, dengan menggunakan data pada tabel 4.7 dan dimisalkan nilai untuk jumlah modal yang tersedia ditetapkan sejumlah Rp
2500.000 dua juta lima ratus ribu rupiah dan total berat untuk keseluruhan barang seberat 1,5 Kg 1500 gram. Dengan biaya pengiriman total untuk seluruh
barang tersebut sejumlah Rp 300.000 tiga ratus ribu rupiah. Sedangkan jumlah maksimum barang USBasp sebanyak 30 buah, barang Arduino Uno sebanyak 10
buah dan barang Sensor Ultrasonik sebanyak 20 buah. Pada tahap ini, beberapa variabelnya telah diketahui antara lain
keuntungan dan berat masing-masing barang, modal yang tersedia, alokasi berat paket pengiriman serta maksimum pembelian untuk masing-masing barang. Dan
berdasarkan model persamaan program linier yang telah diperoleh maka persamaanpertidaksamaan yang akan digunakan dalam pengujian model program
linier simplex dapat dilengkapi sebagai berikut. Maximize :
Z = 49496.843X1 + 76508.787X2 + 66832.323X3 4.11
Constraint : 30000X1 + 100000X2 + 90000X3 =2200000
4.12 30X1 + 50X2 + 40X3 = 1500
4.13 X1 = 30
4.14 X2 = 10
4.15 X3 = 20
4.16 X1 = 0, X2 =0, X3 = 0
4.17
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.3 Initial Matriks Untuk Program Linier Simplex
Proses pengujian model dilakukan dengan perhitungan manual oleh penulis yang dijabarkan sebagai berikut. Semua pertidaksamaan di atas 4.11
– 4.16 diubah menjadi persamaan dengan semua variabel di sebelah kiri dan nilai hasil
pertidaksamaan di sebelah kanan, seperti berikut ini.
Z - 49496.843X1 - 76508.787X2 - 66832.323X3 = 0 4.18
30000X1 + 100000X2
+ 90000X3 =2200000
4.19 30X1
+ 50X2 + 40X3
= 1500 4.20
X1 = 30
4.21 X2
= 10 4.22
X3 = 20
4.23
Selanjutnya adalah penambahan slack variabel S1, S2, S3, S4 dan S5 untuk operasi program linier selanjutnya, seperti berikut ini.
Tabel 4.8 Penambahan Slack Variabel Pada Initial Matriks Z
X1 X2
X3 S1
S2 S3
S4 S5
-49496.843 -76508.787 -66832.323
2200000 30000 100000
90000 1
1500 30
50 40
1 30
1 1
10 1
1 20
1 1
4.2.2.4 Iterasi Pada Program Linier Simplex
Proses pengoptimalan program linier simplex melalui beberapa proses iterasiperulangan terhadap matriks pada tabel 4.8 dengan melakukan operasi
pivot pada matriks tersebut. Proses ini dilakukan sampai ditemukan nilai yang optimal yaitu pada saat nilai dari baris pertama pada matriks semua bernilai
Universitas Sumatera Utara
positif. Berikut ini diberikan proses perulanganiterasi program linier simplex sampai ditemukannya nilai optimal dari fungsi tujuan yang dilakukan oleh penulis
secara manual. Iterasi pertama dengan pivot baris ke-5 dan kolom ke-3 menghasilkan
matriks seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Program Linier Simplex Iterasi Pertama Z
X1 X2 X3
S1 S2 S3 S4 S5
765087.890 -49496.843 0 -66832.323
76508.789 0 1200000
30000 90000
1 -100000
1000 30
40 1
-50 30
1 1
10 1
1 20
1 1
Iterasi kedua dengan pivot baris ke-2 kolom ke-4 menghasilkan matriks seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.10 Program Linier Simplex Iterasi Kedua Z
X1 X2 X3 S1
S2 S3
S4 S5
1656185.494 -27219.403 0.742
2250.655 0 13.333
0.333 1
1.111x10
-5
-1.111 466.666
16.666 -4.444x10
-4
1 -5.555
30 1
1 10
1 1
6.666 -0.333
-1,111x10
-5
1.111 1
Universitas Sumatera Utara
Iterasi ketiga dengan pivot baris ke-3 kolom ke-2 menghasilkan matriks seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.11 Program Linier Simplex Iterasi Ketiga Z
X1 X2 X3 S1 S2
S3 S4 S5
2418328.796 0 0.0167
1633.164 0 -6822.479 0
4.00000002 1
1.999x10
-5
0.0199 -1
27.999 1
-2.666x10
-4
0.06 -0.333
2.00000036 2.666x10
5
-0.06 1
0.333 10
1 1
15.999 -1,999x10
-5
0.0199 1
1
Iterasi keempat dengan pivot baris ke-4 kolom ke-8 menghasilkan matriks seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.12 Program Linier Simplex Iterasi Keempat Z
X1 X2 X3 S1 S2
S3 S4 S5
2459263.671 0 0.562
405.117 20467.437 0 10.00000001 0
1 9.999x10
-5
-0.199 2.999
30 1
1 6.000000009 0
7.999x10
5
-0.179 2.999
1 3.999
1 -7.999x10
-5
0.179 -2.999
9.999 -9,999x10
-5
0.199 -2.999
1
Pada iterasi keempat semua pada nilai baris pertama pada matriks pada tabel 4.12 sudah memiliki nilai positif, maka nilai pada matriks inilah yang
memiliki nilai optimal berdasarkan fungsi tujuan dan batasan yang telah diberikan sebelumnya. Tahap selanjutnya adalah penentuan nilai optimal untuk masing-
masing variabel dan nilai akhir fungsi tujuan yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.5 Penentuan Nilai Akhir Masing-Masing Variabel dan Fungsi Tujuan
Untuk memperoleh hasil akhir perhitungan program linier simplex, maka dilakukan operasi terhadap hasil perhitungan akhir matriks pada tabel 4.12.
Operasi ini dilakukan dengan memberikan nilai 0 pada nilai dalam matriks yang bukan merupakan slack variabel. Perlu diperhatikan dalam tahap ini sesuai
dengan tabel 4.12, slack variabelnya adalah X1, X2, X3, S4 dan S5. Slack variabel ini adalah variabel dengan matriks identitas dengan dimensi 5x5. Hillier and
Lieberman, 2001.
Tabel 4.13 Pemberian Nilai 0 pada Non Slack Varibel Z
X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 S5 2459263.671 0
10.00000001 0 1
30 1
6.000000009 0 1
3.999 1
9.999 1
Dari tabel di atas, dapat diperhitungkan nilai variabel X1, X2 dan X3 secara langsung, dimana variabel X1, X2 dan X3 adalah jumlah masing-masing
barang yang akan dibeli yaitu USBasp, Arduino Uno dan Sensor Ultrasonik. Sedangkan nilai optimal keuntungan yang dapat diperoleh adalah variabel Z yang
nilainya tepat di bawah sel Z pada tabel 4.13.
X1 = 30 4.24
X ≈ 4.25
X3 = 10,0000001 ≈
4.26 Z = 2459263.671
4.27
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.6 Pengujian Nilai Optimal Hasil Perhitungan Yang Menggunakan Model Program Linier Simplex
Pengujian ini dilakukan terhadap hasil yang diperoleh dari perhitungan nilai optimal yang menggunakan model pengoptimalan program linier simplex, yaitu
pengujian terhadap nilai X1, X2, X3 dan Z yang telah didapatkan pada pembahasan sebelumnya. Pengujian dilakukan dengan memberikan sejumlah
pasangan nilai acak X1, X2 dan X3 berdasarkan batasan pada model pengoptimalan pada persamaan 4.14 sd persamaan 4.16.
Untuk masing-masing pasangan nilai acak yang diberikan, dilakukan perhitungan menggunakan persamaan 4.12 dan persamaan 4.13 kemudian
menghapus pasangan nilai acak yang tidak memenuhi syarat pada persamaan ini. Dari pasangan nilai acak yang masih tersisa dilakukan perhitungan menggunakan
persamaan 4.11 untuk menentukan nilai optimal acak dari perhitungan masing- masing pasangan nilai acak. Selanjutnya nilai optimal acak ini dibandingkan
dengan nilai optimal pada persamaan 4.27 yang telah diperoleh dari penghitungan menggunakan model pengoptimalan program linier simplex.
Tabel 4.14 Perhitungan Untuk Pasangan Nilai Acak X1, X2 dan X3
No X1
X2 X3
C 4.12 C 4.13
Z 1
1 8
17 2360000
1110 2
2 3
20 2160000
1010 1665166.5
3 19
8 19
3080000 1730
4 5
5 5
1100000 600
964189.77 5
6 2
12 1460000
760 1251986.5
6 27
1 11
1900000 1300
2148079.1 7
3 8
20 2690000
1290 8
16 3
20 2580000
1430 9
22 7
4 1720000
1170 1891821.3
10 19
20 2370000
1370 11
21 10
4 1990000
1290 2071850.9
12 11
7 4
1390000 840
1347356.1 13
7 8
13 2180000
1130 1827368.4
14 28
2 15
2390000 1540
15 11
7 4
1390000 840
1347356.1 16
27 8
2 1790000
1290 2082149.7
Universitas Sumatera Utara
17 5
1 16
1690000 840
1393310.2 18
25 7
1450000 1100
1772982.6 19
24 6
4 1680000
1180 1914306.2
20 23
10 13
2860000 1710
21 18
2 2
920000 720
1177625.4 22
20 8
17 2930000
1680 23
5 7
14 2110000
1060 1718698.2
24 20
8 12
2480000 1480
25 17
9 2
1590000 1040
1663690.1 26
15 3
19 2460000
1360 27
19 6
3 1440000
990 1599989.7
28 25
5 14
2510000 1560
29 11
3 7
1260000 760
1241817.9 30
14 2
14 1880000
1080 1781625.9
31 1
4 18
2050000 950
1558513.8 32
2 2
16 1700000
800 1321328.4
33 29
9 9
2580000 1680
34 29
10 1
1960000 1410
2267328.6 35
8 10
3 1510000
860 1361559.6
36 9
810000 360
601490.91 37
30 8
5 2150000
1500 2431137.2
38 8
240000 240
395974.74 39
25 10
4 2110000
1410 2269838.2
40 12
5 20
2660000 1410
41 10
6 4
1260000 760
1221350.4 42
11 1
2 610000
460 754638.71
43 4
10 4
1480000 780
1230404.5 44
26 10
3 2050000
1400 2252502.8
45 1
1 20
1930000 880
1462652.1 46
7 10
6 1750000
950 1512559.7
47 21
3 1
1020000 820
1335792.4 48
24 7
2 1600000
1150 1857150.4
49 9
6 2
1050000 650
1038189 50
25 8
6 2090000
1390 2250485.3
Nilai Maksimal Z 2431137.2
Melalui perbandingan antara nilai Z=2459263.671 dari persamaan 4.27 dengan nilai maksimal Z=2431137.2 dari tabel 4.14 dapat disimpulkan bahwa
perhitungan menggunakan model pengoptimalan yang telah didapatkan sesuai persamaan 4.11 sd persamaan 4.17 memberikan hasil optimal.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Program Implementasi dan Pengujian Penelitian
Program yang digunakan untuk implementasi dan pengujian dalam penelitian ini dirancang menggunakan Borland Delphi 7 untuk proses prediksi harga jual
kembali barang impor. Sedangkan untuk pengoptimalan pembelian barang impor menggunakan program bantu LINDO dan QM For Windows.
4.2.3.1 Program Prediksi Harga Jual Kembali Barang Impor
Sebagai tahap awal, pengguna memasukkan data barang-barang yang akan diprediksi harga jual kembalinya di pasar lokal. Data ini sudah dirangkum sesuai
pada tabel 4.2, 4.3 dan 4.4 untuk masing-masing barang. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah dalam penulisan nilai term
yang harus mengikuti kaidah IEC 1131 – Programmable Controllers, Part 7 –
Fuzzy Control Programming. Hal ini karena program yang dirancang ini diprogram untuk memproses nilai fungsi keanggotaan dari term-term yang sesuai
dengan kaidah tersebut, yang tujuannya juga untuk mempermudah memasukkan nilai fungsi keanggotaan suatu variabel. Misalnya berdasarkan tabel 4.2 kolom
kedua untuk variabel permintaan pada dengan term rendah dapat dituliskan menjadi 170,1 175,1 220,0 220,1.
Gambar 4.4 Data Barang dan Variabel
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Data Term Suatu Variabel dan Nilainya
Untuk masing-masing barang yang telah ditentukan dan dimasukkan nilai fungsi keanggotaanya, maka dapat dilihat bentuk grafik linier sebagai representasi
fungsi keanggotaan suatu variabel dari barang tersebut. Dalam program ini term pertama variabel digambarkan dengan garis merah dan term kedua digambarkan
dengan garis biru.
Gambar 4.6 Representasi Fungsi Keanggotaan Barang Sensor Ultrasonik
Selanjutnya adalah memasukkan nilai aktual masing-masing barang pada periode tertentu. Nilai aktual ini meliputi nilai variabel inputnya yaitu permintaan
dan stok. Dari nilai aktual ini akan diperoleh derajat keanggotaan dari variabel masing-masing barang sesuai dengan term yang ada. Proses ini disebut
fuzzifikasi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Nilai Aktual Variabel Masing-Masing Barang
Pada tahap selanjutnya pada program ini adalah memasukkan ruleaturan yang akan digunakan dalam inferensi logika fuzzy. Rule yang digunakan ini juga
memiliki pada format sesuai dengan kaidah IEC 1131 – Programmable
Controllers, Part 7 – Fuzzy Control Programming. Rule ini digunakan untuk
inferensi semua variabel barang yang telah dimasukkan sebelumnya. Jadi satu set rule ini digunakan untuk semua barang yang ada. Sebagai contoh misal rule
berikut, “RULE 1 : IF permintaan IS rendah AND stok IS sedikit THEN harga IS
murah; ”.
Dalam program ini, inferensi dilakukan dengan membaca secara langsung teks rule yang ada dalam urutan baris. Selanjutnya dilakukan teknik scanning dan
parsing sederhana untuk memperoleh token yang ada dan memastikan token tersebut sesuai dengan sintaks dari kaidah yang digunakan. Hasil inferensi-nya
kemudian diambil dari variabel array hasil perhitungan derajat keanggotaan pada tahap sebelumnya.
Gambar 4.8 Rule dan Inferensi dalam Operasi Logika Fuzzy
Universitas Sumatera Utara
Tahap akhir dari program ini adalah defuzzifikasi untuk menentukan nilai atau harga prediksi untuk masing-masing barang. Dari hasil inferensi sebelumnya
akan menghasilkan α-predikat dan nilai nyata α-predikat tersebut dari rule yang pada gambar 4.8. Pada program akan menampilkan hasil inferensi dari semua rule
untuk masing-masing barang dan hasil defuzzifikasinya dihitung langsung berdasarkan hasil inferensi tersebut.
a b
c Gambar 4.9 Hasil Inferensi dan Defuzzifikasi Masing-Masing Barang
α α
α
α α
α
Universitas Sumatera Utara
4.2.3.2 Pengoptimalan Pembelian Barang Impor Dengan LINDO
Pada tahap ini, pengoptimalan pembelian barang impor menggunakan program LINDO dan QM For Windows. Penggunaan kedua program ini untuk
dibandingkan hasil pengoptimalan dari kedua program ini. Kedua program ini menggunakan nilai dari hasil prediksi harga jual kembali barang impor pada tahap
sebelumnya. Hanya saja diperlukan penyesuaian format pada LINDO dan QM For Windows untuk memasukkan nilai input-nya. Nilai input ini adalah fungsi tujuan
dan batasan dalam perhitungan pengoptimalan dengan program linier simplex seperti pada persamaan 4.1 sd 4.6.
Gambar 4.10 Fungsi Tujuan dan Batasan Pada Lindo
Format penulisan fungsi tujuan dan batasan pada program Lindo seperti ditunjukan pada gambar di atas. Kemudian file disimpan dalam format .LTX.
Untuk mencari penyelesaiansolusi dari program ini dengan memilih menu “Solve” sehingga diperoleh nilai X1, X2 dan X3 serta Z yang optimal. Hasil
perhitungan dengan Lindo seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11 Hasil Perhitungan Pengoptimalan dengan Lindo
Hasil akhir pivot tabel dari matriks variabel-variabel yang diperhitungkan dalam program Lindo diberikan pada gambar berikut.
Gambar 4.12 Hasil Akhir Pivot Tabel Matriks Variabel pada Lindo
Universitas Sumatera Utara
4.2.3.3 Pengoptimalan Pembelian Barang Impor Dengan QM For Windows
Program bantu lain yang dapat digunakan untuk perhitungan pengoptimalan pembelian barang impor adalah QM For Windows. Melalui program ini harus
dimasukkan jumlah variabel dan batasan yang akan diperhitungkan. Selain itu dapat dipilih fungsi yang akan digunakan yaitu memaksimumkan atau
meminimumkan suatu model program linier. Berikut ini diberikan penentuan jumlah variabel, batasan dan fungsi yang akan digunakan.
Gambar 4.13 Penentuan Jumlah Variabel, Batasan dan Jenis Fungsi pada QM For Windows
Pada jendela selanjutnya, masukkan model program linier yaitu fungsi tujuan dan batasannya seperti pada persamaan 4.1 sd 4.6.
Gambar 4.14 Fungsi Tujuan dan Batasan pada QM For Windows
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencari solusipenyelesaian dari model program linier ini pada QM For Windows dilakukan dengan tombol “solve” di sisi kanan atas. Program ini
akan menampilkan beberapa jendela terpisah yang menampilkan hasil perhitungan pengoptimalan dan analisis tiap iterasi perhitungannya.
Gambar 4.15 Hasil Perhitungan Pengoptimalan dengan QM For Windows
Proses perhitungan pada QM For Windows lebih lengkap dibandingkan dengan Lindo, karena QM For Windows menampilkan seluruh matriks variabel
pada setiap proses iterasinya. Matriks variabel ini ditunjukkan pada gambar 4.16. Dari kedua program bantu ini menghasilkan perhitungan yang sama untuk tiap
nilai variabelnya dan nilai akhir fungsi tujuannya. Sehingga dapat menyimpulkan hasil dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.16 Matriks Variabel dari Tiap Iterasi pada Perhitungan Pengoptimalan dengan QM For Windows
4.3 Penemuan Yang Didapat Dalam Penelitian
Dari proses perhitungan prediksi harga jual kembali barang impor dengan logika fuzzy Tsukamoto dengan variabel inputnya adalah permintaan dan stok sedangkan
variabel outputnya adalah harga, didapatkan model penentuan harga jual kembali yang cocok untuk sejumlah n barang impor sesuai pada persamaan 4.4.
Kemudian, dari hasil perhitungan logika fuzzy didapatkan juga perkiraan keuntungan untuk masing-masing barang impor pada persamaan 4.5. Dengan
menentukan modal yang dimiliki, alokasi berat paket pengiriman dan jumlah maksimal barang impor yang akan dibeli, maka diperoleh model pengoptimalan
pembelian barang impor menggunakan program linier simplex pada persamaan 4.11 sd persamaan 4.17. Sehingga dari model ini, dapat diperhitungkan
jumlah masing-masing barang yang akan dibeli sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan antara lain:
1. Perhitungan akhir dari logika fuzzy Tsukamoto menghasilkan model untuk
prediksi harga jual kembali sejumlah n barang impor sebagai persamaan:
2. Fungsi tujuan model pengoptimalan pembelian sejumlah n barang impor
didapatkan dari hasil prediksi harga jual kembali barang impor sehingga menghasilkan persamaan:
3. Pengujian untuk tiga jenis barang melalui perbandingan antara perhitungan
menggunakan model ini dengan perhitungan untuk 50 pasangan nilai acak masing-masing barang didapatkan hasil bahwa perhitungan menggunakan
model ini memberikan nilai yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Saran