Struktur Pendidikan HASIL DAN PEMBAHASAN

dimana kondisi ini merupakan ciri umum kependudukan negara sedang berkembang. Struktur umur tersebut juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah dari kelompok 0-4 tahun sampai 15-19 tahun, yang menunjukkan terjadinya migrasi masuk in-migration pada kelompok umur anakremaja. Namun terjadi penurunan yang drastis pada kelompok umur 20-24 tahun, yang menunjukkan terjadi migrasi keluar out-migration yang signifikan pada kelompok umur 20-24 tahun. Besarnya arus migrasi keluar pada kelompok umur 20-24 tahun kembali menegaskan salah satu isu kependudukan di Kota Pematangsiantar yaitu kuatnya keinginan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan pada tingkat pendidikan tinggi dan lapangan pekerjaan yang lebih baik. Kondisi ini berkaitan dengan sistem nilai penduduk dan kondisi eksternal dimana fasilitas pendidikan dan lapangan pekerjaan selalu terdapat di kota-kota lain Medan, Jakarta, Bandung dsb. Selain berdampak pada struktur umur, kondisi ini berdampak pada laju pertumbuhan penduduk yang rendah dibanding kota-kota lain di Provinsi Sumatera Utara.

c. Struktur Pendidikan

Struktur pendidikan penduduk Kota Pematangsiantar dicirikan dengan besarnya proporsi penduduk tamat SMTA 44,43, diikuti oleh kelompok penduduk tamat SD 26,34 dan tamat SMTP 24,26. Sementara kelompok tamat diplomasarjana hanya sebesar 2,37, yang dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.6. Tabel 4.9. Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas Menurut Tingkat Pendidikan Universitas Sumatera Utara No. Ijazah Tertinggi Jumlah Jiwa Persentase 1 Tidakbelum pernah sekolah 439 0.22 2 Tidakbelum tamat SD 4,751 2.38 3 Tamat SD 52,581 26.34 4 Tamat SMTP 48,429 24.26 5 Tamat SMTA Umum 88,694 44.43 6 Tamat DiplomaSarjana 4,731 2.37 199,626 100.00 Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pematangsiantar, 2008. Berdasarkan Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk Kota Pematangsiantar pada umumnya memiliki kualitas SDM yang relatif baik, dimana hal ini berimplikasi dengan berbagai hal. Pertama, kondisi ini menunjukkan tingginya kesempatan berkembang dan mengembangkan kegiatan ekonomi baru dimana. Kedua, hal tersebut menunjukkan tingginya potensi pengembangan sektor-sektor perkotaan yang membutuhkan tenaga kerja terdidik. Gambar 4.6. Struktur Pendidikan Kota Pematangsiantar Tahun 2008 Tidakbelum pernah sekolah Tidakbelum tamat SD Tamat SD Tamat SMTP Tamat SMTA Umum Universitas Sumatera Utara 4.1.4.3. Proyeksi penduduk Proyeksi jumlah dan kepadatan penduduk diperlukan untuk mendapatkan gambaran keadaan wilayah perencanaan dalam waktu mendatang serta untuk dapat memperkirakan kebutuhan jumlah dan persebaran prasarana dan sarana selama rentang waktu perencanaan. Sejalan dengan tuntutan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka proyeksi penduduk dilakukan dalam rentang waktu 20 tahun, yaitu dalam periode 2011-2031. Dengan demikian tahun dasar proyeksi adalah Tahun 2011, dimana proyeksi selanjutnya dilakukan per 5 tahun 4 tahap sampai tahun akhir perencanaan 2031. Proyeksi penduduk dapat dilakukan dengan berbagai metoda yang penerapannya bergantung pada karakteristik pertumbuhan penduduk. Dalam hal ini, dipertimbangkan beberapa metode proyeksi, yaitu: a. Teknik Grafik, dilakukan dengan menggunakan grafik sebagai alat memplot data penduduk masa lampau dan mengekstrapolasi jumlah penduduk masa datang. b. Regresi, dilakukan dengan menerapkan rumus regresi untuk memperkirakan penduduk masa mendatang secara polinomial. c. Bunga Berganda, dilakukan dengan menerapkan rumus bunga berganda. d. Kurva Gompertz, dilakukan dengan menerapkan persamaan Gompertz. Pemilihan teknik proyeksi dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik pertumbuhan penduduk sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya yaitu: a. Laju pertumbuhan penduduk Kota Pematangsiantar yang rendah di bawah laju pertumbuhan provinsi selama 20 tahun terakhir. Karena itu meskipun Universitas Sumatera Utara terdapat kemungkinan meningkat dalam periode mendatang, peningkatan tersebut diperkirakan tidak jauh berbeda dari laju pertumbuhan periode sebelumnya. b. Pola pertumbuhan penduduk merupakan non linier dengan perlambatan. Pola non linier diperkirakan tetap berlangsung namun dengan percepatan sebagai akibat kebijakan pengembangan kota. Selanjutnya, proyeksi menurut masing-masing skenario dapat dilakukan, dimana setiap jenis proyeksi pada akhirnya menghasilkan angka jumlah dan kepadatan penduduk setiap kecamatan per 5 tahun selama periode 2012-2032. Teknik proyeksi yang digunakan adalah teknik Bunga Berganda dengan formula sebagai berikut : dimana ; Pn = Jumlah penduduk tahun n Po = Jumlah penduduk tahun dasar r = Rata-rata presentase tambahan jumlah penduduk daerah yang diselidiki berdasarkan data masa lampau. n = Selisih tahun dari tahun dasar ke tahun n Hasil proyeksi dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan Gambar 4.7. Universitas Sumatera Utara 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024 2026 2028 2030 2032 Jumlah Pddk Tabel 4.10. Hasil Proyeksi penduduk Kota Pematangsiantar Gambar 4.7. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2012 – 2032 Tahun Jumlah Penduduk Kepadatan 2012 239.654 2.999 2013 242.074 3.030 2014 244.519 3.060 2015 246.989 3.091 2016 249.483 3.122 2017 252.003 3.154 2018 254.548 3.186 2019 257.119 3.218 2020 259.716 3.251 2021 262.339 3.283 2022 264.989 3.317 2023 267.665 3.350 2024 270.369 3.384 2025 273.099 3.418 2026 275.858 3.453 2027 278.644 3.487 2028 281.458 3.523 2029 284.301 3.558 2030 287.172 3.594 2031 290.073 3.630 2032 293.003 3.667 Sumber : Laporan Bappeda Kota Pematangsiantar 2010 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.10 dan Gambar 4.7. menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Pematangsiantar menunjukkan sebesar 293.003 pada Tahun 2032 dengan kepadatan penduduk 3.667 jiwakm 2 Tabel 4.11. Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan . Proyeksi penduduk kecamatan di Kota Pematangsiantar dapat dilihat pada Tabel 4.11. No. Kecamatan Rentang Waktu Perencanaan 2012 2017 2022 2027 2032 1 SIANTAR MARIHAT 18.797 19.135 20.121 23.248 24.446 2 SIANTAR MARIMBUN 12.745 12.267 12.899 17.326 18.219 3 SIANTAR SELATAN 20.952 21.653 22.769 25.196 26.495 4 SIANTAR BARAT 46.525 50.435 53.034 50.751 53.366 5 SIANTAR UTARA 49.305 53.736 56.505 53.148 55.886 6 SIANTAR TIMUR 42.254 45.692 48.046 46.343 48.731 7 SIANTAR MARTOBA 26.948 27.077 28.472 34.119 35.877 8 SIANTAR SITALASARI 22.127 22.007 23.141 28.514 29.983 239.654 252.003 264.989 278.644 293.003 Sumber : Laporan Bappeda 2010 Pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa proyeksi penduduk Kecamatan Siantar Barat, Kecamatan Siantar Utara dan Kecamatan Siantar Timur masih menunjukkan jumlah penduduk yang terbesar, dimana pada Tahun 2032 proyeksi penduduk Kecamatan Siantar Barat sebanyak 53.366 jiwa, Kecamatan Siantar Utara sebanyak 55.886 jiwa dan Kecamatan Siantar Timur sebanyak 48.731 jiwa. 4.1.5 Potensi Ekonomi 4.1.5.1 Sektor pertanian Sektor pertanian Kota Pematangsiantar meliputi sub sektor tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan dan perikanan. Komoditas yang dihasilkan meliputi padi, biji sawit, yang sebagian besar diolah dan dipasarkan melalui sentra-sentra pemasaran di Kota Pematangsiantar. Universitas Sumatera Utara Secara keseluruhan, sektor pertanian memberikan nilai output Rp. 103 miliar, atau 2,99 dari total PDRB Kota Pematangsiantar. Sektor ini juga menjadi lapangan pekerjaan bagi penduduk sebanyak 17.587 jiwa 8,8 dari total angkatan kerja. Karena itu pengembangan sektor ini cukup strategis baik bagi perekonomian kota maupun mata pencaharian penduduk. Meskipun demikian, sektor pertanian Kota Pematangsiantar memiliki arti penting lain yang membuatnya strategis bagi kebijakan pengembangan Kota Pematangsiantar, yaitu: Sektor pertanian, khususnya sub sektor tanaman pangan, memiliki nilai strategis secara nasional sehingga keberadaannya harus dipertahankan sesuai dengan UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan demi ketahanan pangan nasional. Sebagian besar lahan pertanian di Kota Pematangsiantar merupakan sawah beririgasi teknis, sehingga memang sudah diarahkan sebagai salah satu sentra pertanian oleh pemerintah. Dengan demikian, alih fungsi lahan pertanian tersebut menyebabkan konflik terhadap kebijakan pemerintah. Lahan pertanian di Kota Pematangsiantar mencakup area yang luas, yaitu 4.308 Ha sumber: Kota Pematangsiantar Dalam Angka, 2009, tersebar di beberapa kecamatan dan umumnya mengambil tempat di sekitar jalur sungai. Hal ini membuat keberadaannya sangat berpotensi untuk sekaligus menjadi ruang terbuka hijau dan melindungi ekosistem sungai dari kegiatan perkotaan. 4.1.5.2. Sektor industri Sektor industri industri merupakan sektor penting di Kota Pematangsiantar karena telah menjadi salah satu sektor pendorong pada periode awal perkembangan kota. Secara historis, industri Kota Pematangsiantar dikenal Universitas Sumatera Utara menghasilkan rokok putih dan tepung tapioka yang dipasarkan hingga ke mancanegara. Dewasa ini, terdapat berbagai jenis industri seperti industri makanan, industri tekstil, industri logam, serta meliputi industri besarsedang dan industri kecil. Tabel 4.12. Jumlah Unit Industri BesarSedang dan Industri Kecil Tahun 2010 No. K e l o m p o k I n d u s t r i Jumlah Industri Besar Kecil 1 Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau 23 164 2 Industri Tekstil, Pakaian Jadi, dan Kulit 10 42 3 Industri Kayu dan Barang-barang Dari Kayu 2 30 4 Industri Kertas Percetakan dan Penerbitan 2 54 5 Industri Kimia, Minyak Bumi, Batu Bara, Karet dan Plastik 42 6 Ind. Barang Galian Bukan Logam Kecuali Brg dari Minyak Bumi dan Bt. Bara 7 Industri Logam Dasar 2 8 Industri Barang-Barang dari Logam, Mesin dan Perlengkapannya 140 9 Industri Pengolahan lainnya 16 Jumlah Total 41 448 Sumber : Kota Pematangsiantar Dalam Angka, 2011 Secara keseluruhan, sektor industri memberikan nilai output sebesar Rp. 882 miliar, atau 25,5 dari total PDRB Kota Pematangsiantar. Sektor ini juga menjadi lapangan pekerjaan bagi penduduk sebanyak 18.785 jiwa 9,41 dari total angkatan kerja. Karena itu sektor industri memiliki arti penting bagi Kota Pematangsiantar: a. Menjadi penyumbang PDRB kedua terbesar setelah sektor perdagangan di Kota Pematangsiantar b. Merupakan sektor basis sehingga keberadaannya merupakan penentu bagi berbagai sektortenaga kerja non basis. Universitas Sumatera Utara c. Sektor industri Kota Pematangsiantar merupakan bagian dari sistem agro bisnis Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi, dimana berbagai industri seperti pengolahan tepung tapioka, pengolahan jagung dsb, merupakan sub sistem pengolahan. d. Sektor industri merupakan mata pencaharian penduduk yang terdidik. 4.1.5.3. Sektor perdagangan Sektor perdagangan memegang peranan penting dan menjadi sektor dengan pertumbuhan paling pesat selama satu dekade terakhir. Sektor ini pada awalnya digerakkan oleh kegiatan perdagangan grosir maupun retail yang berlokasi di sekitar Pasar Horas dan Pasar Parluasan, namun selanjutnya berkembang sehingga mencakup perdagangan modern, seperti supermarket, rumah makan, dengan merk nasional dan internasional. Kegiatan perhotelan juga terlihat mengalami perkembangan dengan lokasi saling berdekatan dengan perdagangan dan rumah makan. Saat ini kegiatan perdagangan, rumah makan dan hotel tersebar di 4 kecamatan pusat kota, Siantar Utara, Siantar Timur, Siantar Selatan dan Siantar Barat. Pada Tahun 2008, sektor perdagangan menghasilkan nilai output sebesar Rp. 1,05 triliun, atau 30,33 dari total PDRB Kota Pematangsiantar sehingga menjadi sektor penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB kota. Sektor perdagangan memiliki arti penting bagi Kota Pematangsiantar yaitu: a. Sektor ini menjadikan Kota Pematangsiantar sebagai pusat koleksi dan distribusi komoditas pertanian dan industri bagi wilayah Dataran Tinggi Sumatera Utara terutama Kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Samosir, Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara. Universitas Sumatera Utara b. Sektor ini menjadi mata pencaharian terbesar penduduk Kota Pematangsiantar. Pada Tahun 2008, sektor perdagangan menyerap tenaga kerja sebesar 77.375 jiwa atau 38,76 dari total tenaga kerja. c. Sektor perdagangan meliputi kegiatan perdagangan kaki lima yang memiliki elastisitas penyerapan tenaga kerja yang tinggi. 4.1.5.4. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Sektor keuangan menghasilkan nilai output sebesar Rp. 411,1 miliar, atau 11,89 dari total PDRB Kota Pematangsiantar, sehingga menjadikannya sebagai sektor keempat terbesar dalam pembentukan PDRB. Sektor keuangan merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan output paling signifikan disamping sektor perdagangan. Perkembangan sektor keuangan merupakan dampak langsung dari pertumbuhan perekonomian kota, sehingga pertumbuhan sektor ini diduga akan terus berlangsung. 4.1.5.5. Sektor jasa-jasa Sektor jasa-jasa menghasilkan nilai output sebesar Rp. 418,6 miliar, atau 12 dari total PDRB Kota Pematangsiantar, sehingga menjadikannya sebagai sektor ketiga terbesar dalam pembentukan PDRB. Sektor jasa-jasa meliputi jasa pemerintahan dan jasa kemasyarakatan pendidikan, kesehatan, peribadatan dsb. Salah satu faktor yang mendorong besarnya kontribusi sektor jasa-jasa dalam perekonomian Pematangsiantar adalah karena banyaknya unit-unit kegiatan skala besar seperti perguruan tinggi mis. STT Nomensen, Universitas Simalungun, Rumah Sakit Umum dan pusat-pusat Universitas Sumatera Utara peribadatan. Faktor lainnya adalah banyaknya kantor pemerintahan dimana sebagian merupakan perwakilan dari tingkat provinsi balaikanwil maupun instansi Pemkab Simalungun. Di sisi lain, berbagai fasilitas pendidikan, kesehatan dan peribadatan tersebut secara historis memiliki peran dan kualitas yang menentukan dalam skala regional. Sebagai contoh, STT Nomensen telah menjadi salah satu sekolah tinggi agama paling berpengaruh di Provinsi Sumatera Utara, sementara SMUN 2 dan SMU Budi Mulia telah menjadi unggulan dalam skala regional. Demikian pula RSU Djasemen Saragih dan RSU Horas Insani memiliki wilayah pelayanan skala regional. Secara keseluruhan kondisi ini menjadikan sektor jasa-jasa menghasilkan output ekonomi dan lapangan kerja yang signifikan. Dalam waktu mendatang, pengembangan sektor tersebut perlu diakomodasi secara spasial dalam bentuk alokasi ruang secara memadai.

4.2. Sebaran Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kota