Pengembangan SMK berbasis Potensi Wilayah Sektor Basis

4.3. Pengembangan SMK berbasis Potensi Wilayah Sektor Basis

Analisis Location Quotient LQ digunakan untuk mengetahui sektor- sektor ekonomi dalam PDRB yang dapat digolongkan ke dalam sektor basis dan non basis. LQ merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor di Kota Pematangsiantar terhadap besarnya peranan sektor tersebut di tingkat Provinsi Sumatera Utara. Nilai LQ 1 berarti bahwa peranan suatu sektor di Kota lebih dominan dibandingkan sektor di tingkat Provinsi dan sebagai petunjuk bahwa Kota surplus akan produk sektor tersebut. Sebaliknya bila nilai LQ 1 berarti peranan sektor tersebut lebih kecil di kota dibandingkan peranannya di tingkat Provinsi. Nilai LQ dapat dikatakan sebagai petunjuk untuk dijadikan dasar untuk menentukan sektor yang potensial untuk dikembangkan, karena sektor tersebut tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di dalam daerah, akan tetapi dapat juga memenuhi kebutuhan di daerah lain atau surplus. Hasil perhitungan Location Quotient LQ Kota Pematangsiantar dari kurun waktu tahun 2007-2010 dapat dilihat pada Tabel 4.15. Tabel 4.15. Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient LQ Kota Pematangsiantar Tahun 2007-2010 No Sektor 2007 2008 2009 2010 Rata- rata 1 Pertanian 0.1584 0.1494 0.1425 0.1363 0.1467 2 Pertambangan dan Penggalian 0.0196 0.0184 0.0181 0.0170 0.0183 3 Industri Pengolahan 0.5630 0.5725 0.5672 0.5516 0.5636 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.6892 1.6479 1.6162 1.5499 1.6258 5 Bangunan 1.3627 1.2734 1.1603 1.1999 1.2491 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.5856 1.6506 1.7086 1.7507 1.6739 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.9078 1.8478 1.7997 1.7174 1.8182 8 Keuangan dan Jasa Perusahaan 1.8479 1.8014 1.8264 1.7788 1.8136 9 Jasa-jasa 1.4183 1.3495 1.3122 1.2854 1.3413 Sumber : Data diolah Lampiran Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.15. dari hasil perhitungan indeks Location Quotient PDRB Kota Pematangsiantar selama periode pengamatan tahun 2007-2010, maka dapat teridentifikasikan sektor-sektor basis dan non basis, dimana menunjukkan bahwa terdapat 6 enam sektor basis di Kota Pematangsiantar, yaitu: sektor listrik, gas dan air bersih denan LQ rata-rata sebesar 1,6258, sektor bangunan dengan LQ rata-rata sebesar 1,2491, sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan LQ rata-rata sebesar 1,6739, sektor pengangkutan dan komunikasi dengan LQ rata-rata sebesar 1,8182, sektor keuangan dan jasa perusahaan dengan LQ rata-rata sebesar 1,8136, dan sektor jasa-jasa dengan LQ rata-rata sebesar 1,3413. Hasil ini menunjukkan sektor listrik, gas dan air, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa merupakan sektor basis yang memiliki kekuatan ekonomi yang cukup baik dan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Kota Pematangsiantar dan diprioritaskan dalam pembangunan SMK berbasis potensi wilayah sektor basis. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan prioritas pertama dalam pengembangan SMK berbasis potensi wilayah sektor basis karena memiliki niai rata-rata LQ paling tinggi yaitu 1,8182 kemudian disusul sektor keuangan dan jasa perusahaan dengan nilai rata-rata LQ = 1,8136 dan sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai rata-rata LQ = 1,6739. Pembangunan SMK berbasis sektor pengangkutan dan komunikasi dapat dilakukan dengan membangun SMK Tehnologi Informatika. Universitas Sumatera Utara Basis ekonomi dari sebuah komunitas dari aktivitas-aktivitas yang menciptakan pendapatan dan kesempatan kerja basis yang menjadi tumpuan perekonomian, sehingga diperlukan SMK yang sesuai dengan potensi wilayah agar dapat bersaing dalam era globalisasi dan kelulusan siswa memiliki kemampuan untuk beradaptasi dalam potensi wilayah tersebut yang konsekuensinya dapat memiliki pekerjaan sesuai dengan potensi wilayah dan menciptakan peluang kerja sesuai dengan potensi wilayah.

4.4. Analisis Lokasi Pendirian SMK di Kota Pematangsiantar