PENDAHULUAN Dr. Agus Purwoko S.Hut, M.Si

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Sejalan dengan perubahan lingkungan pendidikan dan dunia usaha saat ini maka diperlukan profesionalisme di segala bidang termasuk dunia pendidikan. Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya demi mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat maju, adil dan makmur Matondang, 2010. Selanjutnya dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakn setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Nachrowi dan Suhandojo 2001 menyatakan dalam pengembangan suatu wilayah sebagai strategi pembangunan nasional ada tiga pilar yang mempunyai hubungan yang erat dan harus saling berinteraksi yaitu : sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan teknologi. Suatu wilayah yang mempunyai sumberdaya alam yang cukup kaya dan sumberdaya manusia yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan teknologi akan cepat berkembang dibanding wilayah lain. Agar pendidikan tersebut berkualitas dan berdampak bagi suatu pengembangan wilayah maka perlu dilakukan perencanaan pendidikan yang melibatkan kegiatan multidisipliner yang memperhatikan masalah-masalah demografi, ekonomi, keuangan, pemerintah, pedagogi, statistik persekolahan, lingkungan, sosial budaya dan aspek lainnya yang secara langsung atau tidak Universitas Sumatera Utara langsung dapat mempengaruhi perencanaan pendidikan Enoch, dalam Matondang, 2009. Artinya perencanaan pendidikan dilakukan secara komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai aspek sehingga pendidikan itu dapat berfungsi dengan baik menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas secara menyeluruh. Menyeluruh dalam pengertian semua warga negara mendapatkan kesempatan untuk belajar sehingga masing-masing memiliki kemampuan untuk mendukung pembangunan suatu wilayah ataupun negara. Karenanya suatu wilayah dalam proses pembangunannya sangat ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan kata lain, sumber daya manusia berkualitas merupakan faktor yang menentukan maju tidaknya suatu wilayah. Pendidikan merupakan faktor yang secara signifikan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia SDM, oleh karena itu pembangunan pendidikan memerlukan perencanaan yang komprehensif dengan melibatkan indikator-indikator ekonomi, kependudukan, kependidikan maupun potensi sumber daya alam. Sejalan dengan hal itu, strategi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia diarahkan pada kemampuan kecakapanketerampilan hidup life skill para peserta didik. Pendidikan kecakapan hidup ini sangat relevan dengan pengembangan pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. UU Sisdiknas No: 20. 2003. Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu subsistem dari sistem pendidikan nasional dengan tugas utamanya adalah mempersiapkan lulusannya memasuki dunia kerja, mengisi keperluan tenaga terampil tingkat menengah. Pendidikan kejuruan melalui PP 29 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3 menyebutkan yang menyatakan Universitas Sumatera Utara pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Dengan sekolah kejuruan diharapkan dapat menyiapkan peserta didik menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang mampu meningkatkan kualitas hidup, mampu mengembangkan dirinya, dan memiliki keahlian dan keberanian membuka peluang meningkatkan penghasilan. Berdasar yang seperti ini tidak hanya berlaku di seluruh nusantara, tetapi juga di Kota Pematangsiantar. Wilayah Kota Pematangsiantar terdiri dari 8 kecamatan dan memiliki jumlah penduduk 250.997 jiwa pada tahun 2009, dimana usia jumlah penduduk produktif 15-64 tahun sebanyak 160.289 jiwa, diikuti usia 0 – 14 tahun sebanyak 80.983 jiwa dan usia 65 tahun ke atas sebanyak 10.725 jiwa. Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk Kota Pematangsiantar pada tahun 2032 menunjukkan sebesar 293.003 jiwa dengan jumlah usia produktif sebesar 235.059 jiwa. Kondisi ini menunjukkan Kota Pematangsiantar berpeluang memiliki bonus demografi, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Bonus demografi ini tentu akan membawa dampak sosial ekonomi. Salah satunya adalah menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk nonproduktif usia tua dan anak-anak akan sangat rendah. Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan menguntungkan dari sisi pembangunan sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Impasnya adalah meningkatkannya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Universitas Sumatera Utara Kondisi ini bisa berbalik menjadi bencana jika bonus ini tidak dipersiapkan kedatangannya. Masalah yang paling nyata adalah ketersedian lapangan pekerjaan. Dalam hal ini pemerintah harus mampu menjadi agent of development Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar 2010 pengelolaan sekolah kejuruan di Kota Pematangsiantar sampai dengan tahun 2009 tercatat 36 sekolah yang terdiri dari 3 SMK Negeri dan 33 SMK Swasta dengan jumlah siswa sebanyak 11.595 siswa. Pengembangan sekolah kejuruan dewasa ini masih dilakukan berdasarkan animo masyarakat dengan jurusan yang sedang tren, sehingga lulusan sekolah kejuruan cenderung memilih untuk mencari kerja di daerah perkotaan pada sektor formal. Kondisi seperti ini menjadikan perkembangan daerah menjadi lambat karena tenaga-tenaga terampil yang mestinya bisa diarahkan untuk membangun daerahnya malah memilih untuk bekerja di daerah lain. Mungkin akan berbeda kondisinya jika pengembangan sekolah kejuruan diarahkan pada pengembangan potensi wilayah, dengan kata lain pengembangan sekolah kejuruan berbasis pengembangan wilayah. dengan cara memperbaiki mutu modal manusia melalui mutu pendidikan yang siap pakai dengan mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan. Memberikan keterampilan kepada tenaga kerja produktif melalui Sekolah Menengah Kejuruan, selain pekerja tidak hanya bergantung pada ketersediaan lapangan pekerjaan tapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan itu sendiri. Selain itu pemerintah juga harus mampu menjaga ketersediaan lapangan pekerjaan, menjaga aset-aset negara agar tidak banyak dikuasai pihak asing yang pastinya akan merugikan dari sisi peluang kerja. Universitas Sumatera Utara Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Hal ini sudah pasti harus memperlihatkan aspek lingkungan dalam hal ini perlu diperhatikan aspek kebutuhan, situasi, keadaan, lokasi, keadaan perekonomian dan juga aspek social politik. Maka perencanaan pendidikan yang dilakukan harus komprehensif, menyeluruh dan terpadu. Permasalahannya adalah pembangunan sekolah baru tanpa diserta dengan analisis lokasi yang memadai. Lokasi sekolah di bangun tanpa mempertimbangkan dimana sebenarnya sekolah tersebut dikehendaki calon murid. Untuk itu perlu adanya keselarasan antara kebijakan pengembangan wilayah dan pengembangan potensi wilayah serta di dukung pula dengan peningkatan SDM. Penerapan kebijakannya adalah memprioritaskan adanya sekolah kejuruan yang dapat menampung penduduk usia sekolah menengah untuk memperoleh pendidikan sekolah kejuruan dan selanjutnya lulusan sekolah kejuruan tersebut dapat mengembangkan wilayah dan melakukan pembangunan di Kota Pematangsiantar. Apabila dapat terlaksana maka dampak positip yang di peroleh adalah tercapainya peningkatan SDM, sehingga masyarakat akan terkonsentrasi pada aktivitas pengolahan sumber daya alam yang ada di daerahnya dan selanjutnya masyarakat enggan mencari kerja ke kota-kota besar serta mengurangi tingkat urban. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, penulis ingin membahas sebaran tingkat pendidikan, pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan SMK berbasis pengembangan potensi wilayah di Kota Pematangsiantar, dan penentuan lokasi pendirian Sekolah Menengah Kejuruan SMK dengan memperhatikan indikator- Universitas Sumatera Utara indikator yang ada.di Kota Pematangsiantar, dalam hal ini mengambil judul “Analisis Lokasi Pendirian Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kota Pematangsiantar Dalam Rangka Meraih Bonus Demografi”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat diidentifikasi masalah di dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana sebaran Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kota Pematangsiantar. 2. Bagaimana pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan SMK berbasis potensi wilayah di Kota Pematangsiantar. 3. Bagaimana penentuan lokasi pendirian Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kota Pematangsiantar.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis sebaran Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kota Pematangsiantar. 1. Menganalisis pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan SMK berbasis potensi wilayah di Kota Pematangsiantar. 2. Menganalisis penentuan lokasi pendirian Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kota Pematangsiantar. Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

2. Sebagai masukan bagi Pemerintah Kota Pematangsiantar dalam merumuskan kebijakan pendidikan kejuruan di Kota Pematangsiantar. 3. Sebagai sarana pengembangan ilmu dan pengetahuan yang secara teori telah dipelajari di Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. 4. Sebagai bahan pengembangan penelitian lebih lanjut yang sejenis dengan metode penelitian yang berbeda. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA