Hubungan Antara Pengembangan Wilayah dan Pendidikan

kebutuhan dasar masih sangat kurang, risiko investasi masih sangat besar, dan tingkat pendidikan rata-rata manusia di daerah masih rendah. Dengan semakin meningkatnya kemampuan kelembagaan dan kualitas aparat di daerah, sudah masanya sekarang untuk memperbesar kewenangan daerah dalam menata pembangunan di daerah. Keterlibatan pihak swasta sebagai mitra kerja sekaligus sebagai pelaku pembangunan perlu diperbesar, sejalan dengan kewenangan daerah yang semakin besar dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerahnya. Hal ini ditujukan agar pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih efisien dan efektif.

2.8. Hubungan Antara Pengembangan Wilayah dan Pendidikan

Indeks Pembangunan Manusia IPM Indonesia dibandingkan negara lain akan mencerminkan keberhasilan dalam memberdayakan rakyatnya. Apalagi IPM Indonesia terbilang rendah dibanding negara-negara di dunia, karena itu upaya meningkatkan IPM dari mulai skala KabupatenKota di seluruh nusantara patut dihargai dan mestinya terus dilakukan Surya, 2012. Upaya peningkatan kualitas hidup warga idealnya diawali dengan melihat akar masalah yang kemudian menimbulkan substansi mmasalah lainnya. Kasus beberapa kota metropolitan dan kota besar lain di Indonesia menunjukkan akar masalahnya bermuara pada peningkatan populasi penduduk dan sebaran yang tidak merata. Kota metropolitan dan kota besar masih dilirik sebagai kota yang mampu memberi lapangan pekerjaan dengan pendapatan tinggi. Padahal persepsi seperti ini cenderung keliru, sebab lowongan pekerjaan formal hanya diperoleh oleh tenaga kerja dengan kualifikasi tinggi Surya, 2012. Universitas Sumatera Utara Pelayanan sosial kota dalam penyelenggaraannya memerlukan adanya penyediaan fasilitas sosial. Penyediaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan wilayah dan kota seharusnya tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik saja, melainkan juga pembangunan sumber daya manusianya. Konsep perencanaan wilayah pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengalokasikan sumber daya demi tercapainya tujuan yang lebih baik dimasa yang akan datang Tarigan, 2007. Hal tersebut, berarti bahwa harus ada upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Masyarakat merupakan subyek sekaligus obyek pembangunan, maka sudah seharusnya perlu diperhatikan kualitas masyarakat. Meningkatkan kualitas masyarakat, maka pemerintah perlu mengupayakan mutu pendidikan dan kesehatan bagi masyarakatnya. Pemerintah harus memberikan fasilitas dibidang kesehatan, sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Peningkatan kualitas pendidikan paling mendasar dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas dan kuantitas sarana pendidikan. Berbagai problematik peningkatan mutu sarana pendidikan termasuk rehabilitasi kondisi fisik gedung-gedung yang bermasalah tentulah terkait dengan pengelolaan dan sistem pendidikan yang belum seperti diharapkan oleh kalangan pendidikan. Pembangunan fasilitas sosial di bidang pendidikan sangat penting untuk dilakukan, karena tingkat pendidikan masyarakat sangat mempengaruhi kualitas masyarakat bahkan kualitas bangsa ini www.suaramerdeka.com. Menurut Supriyoko dalam Miarsih 2009 pendidikan dan masyarakat multikultural itu memiliki hubungan timbal balik reciprocal relationship. Universitas Sumatera Utara Artinya, bila pada satu sisi pendidikan memiliki peran signifikan guna membangun masyarakat, di sisi lain masyarakat dengan segala karakternya memiliki potensi signifikan untuk memberhasilkan fungsi dan peran pendidikan umumnya. Menurut Margater dalam Miarsih 2009 mengatakan bahwa pendidikan dalam pembangunan dituntut untuk mengemban tugas yang semakin kompleks dan luas sesuai dengan aneka ragam masalah yang terjadi di kehidupan masyarakat. Adapun pendidikan yang relevan dengan pembangunan diarahkan untuk: a. Menambah konformitas masyarakat terhadap program-program pembangunan. b. Menambah kepekaan masyarakat terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi di kehidupan masyarakat dari pengaruh pembangunan yang terjadi. c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mampu menyelesaikan persoalan yang ada sebagai upaya untuk memajukan pembangunan di lingkungan mereka. d. Mengembangkan sikap yang cocok untuk tuntutan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Peran pendidikan dapat memberi penguatan di satu sisi, yaitu peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Hal ini langsung atau tidak langsung, akan memberi penguatan pada sisi lain. Penguatan terhadap pendidikan, misalnya dengan memperbaiki sistem dan mengefektifkan kegiatan belajar dengan cara mengoptimalkan fungsi sarana dan prasarana pendidikan, akan menambah keberhasilan dalam membangun masyarakat. Di sisi lain, penguatan pada Universitas Sumatera Utara masyarakat yaitu dengan mengelola potensi yang dimiliki secara benar, akan menambah keberhasilan fungsi dan peran pendidikan umumnya. Implikasinya, dilakukannya penguatan pada kedua sisi secara simultan akan memberi hasil optimal, baik dari sisi peran pendidikan maupun pembangunan masyarakat secara berkesinambungan Miarsih, 2009 Kajian pengembangan wilayah memiliki aspek yang luas. Pengembangan wilayah tidak hanya menjangkau aspek-aspek pengembangan fisik, tetapi juga aspek ekonomi, kelembagaan dan manusia. Pembangunan daerah melalui pengembangan wilayah menuntut terciptanya manusia yang berkualitas, yang mempuyai kempuan intelektual, keterampilan kerja, dan daya saing tinggi. Permasalahan pembangunan daerah melalui pengembangan wilayah salah satunya disebabkan rendah kualitas sumber daya manusianya. Peranan institusi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualiatas Sumber Daya Manusia SDM kaitannya dengan pengembangan dan pembanguan wilayahdaerahnya telah menarik perhatian akhir-akhir ini. Perencanaan pembangunan wilayah ditujukan untuk mengupayakan keserasian dan keseimbangan pembangunan antar daerah sesuai dengan potensi alamnya dan memanfaatkan potensi tersebut secara efisien, tertib dan aman Riyadi, 2000. Lebih lanjut, Riyadi 2000 menyatakan bahwa peningkatan sumber daya manusia di daerah melalui sarana pendidikan dan pelatihan yang tepat dapat memicu pengembangan wilayah. Arbo dan Benneworth dalam Mirza 2008 institusi pendidikan tidak hanya sebatas melaksakan pendidikan dan penelitian- penelitian research, tetapi juga memainkan peranan penting di dalam Universitas Sumatera Utara mendukung pembangunan daerah melalui pengembangan wilayahnya di sektor ekonomi, sosial dan budaya. 2.9. Penelitian Sebelumnya Banyak peneliti yang meneliti hubungan antara pengembangan wilayah dan pendidikan. Diantaranya, Song Seng dalam Mirza 2008, meneliti hubungan pembangunanpengembangan wilayah dengan pendidikan kejuruan di Singapura. Song Seng menyatakan bahwa pendidikan kejuruan memerankan peranan yang krusial dalam pembangunan ekonomi dan sosial dalam sebuah bangsa. Babatunde dan Adefabi dalam Mirza 2008 melakukan studi tentang hubungan jangka panjang pendidikan dan pembangunan ekonomi di Nigeria. Penelitian mereka meneliti hubungan jangka panjang pendidikan dan pertumbuhan ekonomi antara tahun 1970 sampai 2003 di Nigeria. Mereka menguji pendidikan dengan dua cara. Pertama, ketika pendidikan menjadi input dalam fungsi produksi, dan kedua, pendidikan mempengaruhi penguasaan teknologi. Berdasarkan analisis, temuan studi menyimpulkan ada hubungan jangka panjang antara pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja yang terdidik mempunyai pengaruh signifikan dalam pertumbuhan ekonomi. Kilpatrick dalam Mirza 2008 melakukan studi tentang institusi pendidikan dan training sebagai modal sosial dalam pembangunan daerahwilayah di Australia. Kilpatrick berpendapat bahwa institusi pendidikan dan training memainkan peranan penting dalam pembangunan di daerah-daerah Australia. Dalam kesimpulannya, Kilpatrick menyatakan bahwa, institusi pendidikan dan training merupakan modal sosial yang bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan orang dan institusi pendidikan dalam memperoleh pengetahuanketrampilan. Universitas Sumatera Utara Karyono 2009 dalam penelitiannya “Penentuan Lokasi SMK di Banyuwangi Dengan Menggunakan Analisis Multi Kriteria AHP Analytic Hierarchy Process ”. Variabel yang diteliti adalah sebaran sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA, serta SMK dengan menggunakan analisis spasial, analisis kurva kumulatif dan penentuan lokasi SMK dengan menggunakan analisis AHP Analytic Hierarchy Process. Berdasarkan analisis spasial dan analisis kumulatif terhadap sebaran sekolah di Kabupaten Banyuwangi dapat disimpulkan bahwa sebaran sekolah tingkat Sekolah Dasar sudah merata, tingkat sekolah Menengah Pertama cukup merata, tingkat Skolah Menengah Atas cukup merata, sedangkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan kurang merata. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode AHP Analytic Hierarchy Process, maka diketahui bahwa ada 8 kriteria dominan yang mempengaruhi pemilihan lokasi pembangunan SMK. Kriteria tersebut secara berurut, yaitu : Angka Partisipasi Kasar APK, Penduduk, Tingkat Pelayanan, Kedekatan Praktek, Aksesibilitas, Jumlah Lulusan, Ketersediaan Sarana, dan Kondisi Geografis. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan AHP dan Skoring tiap-tiap kecamatan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa prioritas pembangunan SMK baru di Kabupaten Banyuwangi adalah di Kecamatan Banyuwangi, kemudian Kecamatan Muncar, Kecamatan Kalipuro, Kecamatan Sempu, dan Kecamatan Gambiran. Miarsih 2009 dalam penelitiannya “ Kajian Penentuan lokasi Gedung SD- SMP Satu Atap Di Kabupaten Demak. Variabel yang diteliti adalah penentuan lokasi Gedung SD-SMP Satu Atap di Kabupaten Demak. Kriteria yang digunakan dalam penentuan lokasi adalah sesuai dengan pedoman pelaksanaan SD-SMP Satu Atap Tahun 2006 yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Nasional. Metode Universitas Sumatera Utara pendekatan yang digunakan adalah ketersediaan dan kebutuhan sarana pendidikan, pengaruh karakteristik penduduk terhadap tingkat partisipasi pendidikan dan persebaran pengguna sarana pendidikan dan aksesibilitas penduduk terhadap pelayanan sarana pendidikan. Analisis yang digunakan meliputi analisis ketersediaan dan kebutuhan sarana pendidikan, analisis sebaran penduduk terhadap lokasi sarana pendidikan di Kabupaten Demak, analisis karakteristik penduduk dan analisis kesesuaian lokasi SD-SMP Satu Atap pada tiap kecamatan di Kabupaten Demak. Teknik analisis yang digunakan adalah alat analisis perbandingan dan analisis statistik deskriptif. Hasil dari studi ini adalah menentukan Desa Wedung Kecamatan Wedung sebagai lokasi yang memiliki ketersediaan sarana dan prasana yang cukup sesuai dengan standar minimal sarana prasarana untuk dijadikan lokasi SD-SMP Satu Atap. Sokib dan Wiraawan 2010 dalam penelitiannya “Aplikasi Sistem Informasi Geografis SIG untuk Pengembangan Komptenesi Keahlian Pada Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kabupaten Gresik”. Variabel yang diteliti adalah program pendidikan di SMK sesuai dengan kebutuhan dunia kerja maka perlu penentuan Kopetensi Keahlian yang sesuai dengan kebutuhan sektor industri di Wilayah Gresik dan juga perlu ditentukan keberadaannya untuk dapat melayani warga di wilayah tersebut. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kebutuhan SMK untuk mengetahui kebutuhan SMK kelompok teknologi dan industri. Untuk menentukan lokasi Kompetensi keahlian SMK dilakukan beberapa tahapan analisis yaitu AHP untuk menentukan nilai pembobotan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi Kompetensi keahlian SMK, analisis Super Impose GIS untuk mengetahui lokasilokasi yang Universitas Sumatera Utara sesuai untuk pendirian SMK dan Analisis Scoring untuk mentukan lokasi Kompetensi keahlian SMK paling ideal. Hasil analisis menunjukkan bahwa di Gresik Selatan kekurangan 4 Lokasi kompetensi keahlian SMK Kelompok Teknologi Industri. Adapun lokasi empat kompetensi keahlian SMK tersebut adalah 2 Lokasi kompetensi keahlian SMK di Kecamatan Driyorejo yaitu di Desa Banjaran dan Desa Petikan. Satu Lokasi kompetensi keahlian SMK di Kecamatan Wringinanom yaitu di Desa Sumberame. Satu Lokasi kompetensi keahlian SMK di Kecamatan Menganti yaitu di Desa Domas.

2.10. Kerangka Pemikiran