Sebaran Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kota

peribadatan. Faktor lainnya adalah banyaknya kantor pemerintahan dimana sebagian merupakan perwakilan dari tingkat provinsi balaikanwil maupun instansi Pemkab Simalungun. Di sisi lain, berbagai fasilitas pendidikan, kesehatan dan peribadatan tersebut secara historis memiliki peran dan kualitas yang menentukan dalam skala regional. Sebagai contoh, STT Nomensen telah menjadi salah satu sekolah tinggi agama paling berpengaruh di Provinsi Sumatera Utara, sementara SMUN 2 dan SMU Budi Mulia telah menjadi unggulan dalam skala regional. Demikian pula RSU Djasemen Saragih dan RSU Horas Insani memiliki wilayah pelayanan skala regional. Secara keseluruhan kondisi ini menjadikan sektor jasa-jasa menghasilkan output ekonomi dan lapangan kerja yang signifikan. Dalam waktu mendatang, pengembangan sektor tersebut perlu diakomodasi secara spasial dalam bentuk alokasi ruang secara memadai.

4.2. Sebaran Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kota

Pematangsiantar Pendidikan adalah suatu peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia itu sendiri dalam konsep pengembangan wilayah merupakan salah satu pilar selain sumberdaya alam dan teknologi. Keterbatasan sumberdaya alam bagi eksploitasi pembangunan sudah merupakan pilihan yang dikaji secara hati-hati karena sudah semakin menipisnya cadangan sumberdaya alam dan resiko perusakan lingkungan. Penggunaan teknologi sebagai alat pembangunan juga membutuhkan sumberdaya manusia yang dapat mengembangkan dan menggunakan teknologi untuk pembangunan. Oleh karenanya suatu wilayah atau Universitas Sumatera Utara negara yang mempunyai keinginan untuk maju harus mengutamakan pendidikan bagi negaranya. Demikian juga dengan kota Pematangsiantar sebagai salah kota yang semakin berkembang menjadi pusat perdagangan, jasa, dan pengangkutan perlu dukungan sumberdaya manusia yang berkualitas. Pendidikan perlu mendapat prioritas dalam upaya pembangunan kota Medan. Pendidikan yang menggali potensi wilayah kota Pematangsiantar perlu dikembangkan. Pendidikan yang menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha dan dunia industri. Salah jenis pendidikan yang sesuai adalah pendidikan kejuruan vokasi. Pendidikan kejuruan dalam arti luas sebenarnya adalah pendidikan yang membekali para lulusannya dengan materi keterampilan dan keahlian. Pendidikan kejuruan memberikan materi pelatihan kepada pesertanya yang berhubungan langsung dengan jenis pekerjaan yang ada dan dibekali dengan kompetensi akademik, penalaran dan keterampilan khusus sehingga memberikan kontribusi bagi pembentukan masyarakat yang produktif dan peningkatan taraf ekonomi. Secara umum gambaran pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kota Pematangsiantar tidak menyebar secara rata. Jumlah unit SMK di Kota Pematangsiantar sebanyak 36 unit SMK yang terdiri dari 3 SMK Negeri dan 33 SMK Swasta, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13. Jumlah Unit SMK Negeri dan SMK Swasta di Kota Pematangsiantar pada Tahun 2010 No Kecamatan Negeri unit Swasta Unit Jumlah Unit 1 Siantar Marihat 4 4 2 Siantar Marimbun 4 4 3 Siantar Selatan 7 7 4 Siantar Barat 7 7 5 Siantar Utara 1 4 5 6 Siantar Timur 1 6 7 7 Siantar Martoba 1 1 8 Siantar Sitalasari 1 1 Jumlah 3 33 36 Sumber : Kota Pematangsiantar Dalam Angka, 2011 Pemerintah Kota Pematangsiantar hanya mendirikan SMK sebanyak 3 unit yang masing-masing 1 unit terdapat di Kecamatan Siantar Utara, Kecamatan Siantar Timur dan Kecamatan Siantar Martoba, sedangkan pihak swasta mendirikan SMK sebanyak 33 unit yaitu 4 unit SMK di Kecamatan Marihat, 4 unit SMK di Keamatan Marimbun, 7 unit SMK di Kecamatan Siantar Barat, 4 unit SMK di Kecamatan Siantar Utara, 6 unit SMK di Kecamatan Siantar Timur, dan 1 unit SMK di Kecamatan Siantar Sitalasari. Uraian di atas menunjukkan bahwa sebaran SMK di Kota Pematangsiantar cenderung berada pada pusat Kota Pematangsiantar yakni Kecamatan Siantar Selatan, Kecamatan Siantar Barat, Kecamatan Siantar Timur dan Kecamatan Siantar Utara. Sedangkan Kecamatan Siantar Martoba hanya memiliki 1 unit SMK Negeri dan Kecamatan Siantar Sitalasari memiliki I unit SMK Swasta. Berdasarkan jumlah usia anak Sekolah Menengah Atas SMA atau Sekolah Menengah Kejuruan SMK yaitu usia antara 15-19 tahun di Kota Pematangsiantar dapat digunakan untuk menganalisis kebutuhan SMASMK di Kota Pematangsiantar, sedangkan ketersediaan SMASMK dapat diperoleh dari Universitas Sumatera Utara Kantor Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar. Hasil analisis kebutuhan dan ketersediaan SMASMK di Kota Pematangsiantar dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14. Ketersediaan dan Kebutuhan SMASMK Berdasarkan Jumlah Anak Usia 15-19 tahun Kecamatan Jumlah anak usia 15—19 tahun jiwa Ketersediaan SMASMK jumlah Kebutuhan SMASMK jumlah Keterangan Siantar Marihat 2839 7 5 +2 Siantar Marimbun 1930 8 3 +5 Siantar Selatan 2665 12 4 +8 Siantar Barat 6136 13 10 +3 Siantar Utara 6650 8 11 -3 Siantar Timur 6786 14 11 +3 Siantar Martoba 3546 3 6 -3 Siantar Sitalasari 2917 2 5 -3 Jumlah 33469 67 55 Ket: Nilai terbesar – nilai terkecil jumlah anak usia 15-19 tahun menghasilkan range 4856 selanjutnya nilai range 4856 dibagi dalam 8 kecamatan sehingga diperoleh selisih 607 jiwa untuk masing-masing per SMASMK per kecamatan. Sehingga dapat diperoleh kebutuhan SMASMK masing-masing kecamatan Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa sebaran SMASMK di Kota Pematangsiantar belum merata berdasarkan jumlah anak usia sekolah SMASMK dan menunjukkan Kecamatan Siantar Utara, Kecamatan Siantar Martoba dan Kecamatan Siantar Sitalasari masih kekurangan 3 sekolah SMASMK sehingga perlu ada peran Pemerintah Kota Pematangsiantar untuk mengembangkan SMK di wilayah kecamatan tersebut berdasarkan potensi wilayah tersebut. Untuk lebih jelasnya sebaran SMK di tiap kecamatan Kota Pematangsiantar dapat dilihat pada Gambar 4.8. Universitas Sumatera Utara Gambar 4. 8. Sebaran SMK di Kota Pematangsiantar SMK 1 Unit Negeri 1 dan Swasta 0 SMK 4 Unit Negeri 0 dan Swasta 4 SMK 4 Unit Negeri 0 dan Swasta 4 SMK 1 Unit Negeri 0 dan Swasta 1 SMK 7 Unit Negeri 0 dan Swasta 7 SMK 7 Unit Negeri 0 dan Swasta 7 SMK 5 Unit Negeri 1 dan Swasta 4 SMK 7 Unit Negeri 1 dan Swasta 6 SEBARAN SMK Universitas Sumatera Utara

4.3. Pengembangan SMK berbasis Potensi Wilayah Sektor Basis