Struktur Mata Pencaharian Struktur Umur

1. Rendah : 2.500 jiwakm 2. Agak Rendah : 2.500 – 5.000 jiwakm 2 3. Sedang : 5.000 – 10.000 jiwakm 2 4. Agak Tinggi : 10.000 – 15000 jiwakm 2 5. Tinggi : 15.000 jiwakm 2 2 Pola sebaran penduduk Kota Pematangsiantar kondisi tahun 2008 dapat dilihat pada Gambar 4.4. 4.1.4.3. Struktur penduduk

a. Struktur Mata Pencaharian

Pada Tahun 2008, struktur mata pencaharian Kota Pematangsiantar dicirikan dengan dominannya sektor perdagangan dan jasa sebagai sumber mata pencaharian penduduk, yaitu masing-masing 38,76 dan 24,14. Sementara sektor lainnya masing-masing memiliki proporsi yang relatif rendah, seperti industri 9,41, pertanian 8,81, konstruksi 7,97, angkutan 7,24 dan keuangan 2,66. Adapun sektor mata pencaharian terendah adalah pertambangan dan penggalian 0,25, yang dapat dilihat pada Tabel 4.8. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Sebaran Penduduk Kota Pematangsiantar Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas yang bekerja menurut Pekerjaan Utama No. Lapangan Usaha Utama Jumlah Jiwa Persentase 1 Pertanian 17,587 8.81 2 Pertambangan dan Penggalian 499 0.25 3 Industri 18,785 9.41 4 Listrik, Gas dan Air 1,517 0.76 5 Konstruksi 15,910 7.97 6 Perdagangan 77,375 38.76 7 Angkutan dan Komunikasi 14,453 7.24 8 Keuangan 5,310 2.66 9 Jasa 48,190 24.14 10 Lainnya 0.00 Jumlah 199,626 100.00 Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pematangsiantar, 2008. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor-sektor tersier sudah menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk Kota Pematangsiantar lebih dari 80 penduduk. Sementara sektor primer dan sekunder bersama-sama hanya menyumbang 18 dari total lapangan kerja. Angka tersebut mempertegas data PDRB dimana sektor tersier merupakan sektor terbesar dalam perekonomian kota. Selanjutnya informasi ini juga menjadi pertimbangan dalam kebijakan pengembangan kota dimana penyediaan ruang bagi pengembangan sektor-sektor tersier menjadi prioritas pemerintah kota.

b. Struktur Umur

Struktur umur penduduk Kota Pematangsiantar diidentifikasi dari data BPS yang menunjukkan pembagian penduduk menurut kelompok umur. Data tersebut menunjukkan bahwa kelompok umur terbesar adalah 15-19 tahun 13,34, diikuti oleh kelompok umur 10-14 tahun 11,72, 5-9 tahun 10,42, 0-4 tahun 9,72. Secara umum struktur umur penduduk Kota Pematangsiantar Universitas Sumatera Utara berbentuk piramid namun dengan penonjolan pada kelompok umur 10-14 dan 15- 19 tahun, yang apat dilihat pada Tabel 4.9 dan Gambar 4.5. Tabel 4.8. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Kel. Umur Lk Pr Lk+Pr Persentase 0-4 12,475 11,835 24,310 9.72 5-9 13,344 12,705 26,049 10.42 10-14 14,810 14,500 29,310 11.72 15-19 16,940 16,400 33,340 13.34 20-24 10,003 10,377 20,380 8.15 25-29 9,167 10,296 19,463 7.79 30-34 8,907 9,942 18,849 7.54 35-39 8,463 9,116 17,579 7.03 40-44 7,759 8,020 15,779 6.31 45-49 5,967 6,110 12,077 4.83 50-54 4,266 4,591 8,857 3.54 55-59 3,446 3,768 7,214 2.89 60-64 2,882 3,215 6,097 2.44 65-69 1,919 2,356 4,275 1.71 70-74 1,346 1,740 3,086 1.23 75+ 1,292 2,028 3,320 1.33 122,986 126,999 249,985 100.00 Sumber : Kota Pematangsiantar Dalam Angka, 2009. Gambar 4.5. Diagram Struktur Umur Penduduk Kota Pematangsiantar Struktur umur berpola piramida tersebut menggambarkan bahwa penduduk Kota Pematangsiantar masih dicirikan dengan tingkat kelahiran yang tinggi, 10.000 20.000 30.000 40.000 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ Lk Pr Universitas Sumatera Utara dimana kondisi ini merupakan ciri umum kependudukan negara sedang berkembang. Struktur umur tersebut juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah dari kelompok 0-4 tahun sampai 15-19 tahun, yang menunjukkan terjadinya migrasi masuk in-migration pada kelompok umur anakremaja. Namun terjadi penurunan yang drastis pada kelompok umur 20-24 tahun, yang menunjukkan terjadi migrasi keluar out-migration yang signifikan pada kelompok umur 20-24 tahun. Besarnya arus migrasi keluar pada kelompok umur 20-24 tahun kembali menegaskan salah satu isu kependudukan di Kota Pematangsiantar yaitu kuatnya keinginan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan pada tingkat pendidikan tinggi dan lapangan pekerjaan yang lebih baik. Kondisi ini berkaitan dengan sistem nilai penduduk dan kondisi eksternal dimana fasilitas pendidikan dan lapangan pekerjaan selalu terdapat di kota-kota lain Medan, Jakarta, Bandung dsb. Selain berdampak pada struktur umur, kondisi ini berdampak pada laju pertumbuhan penduduk yang rendah dibanding kota-kota lain di Provinsi Sumatera Utara.

c. Struktur Pendidikan