Tabel 3.1 Lanjutan
4. Kebiasaan penggunaan
kelambu 1
1. Ada 2. Tidak
ada 1. Baik
0 .Tidak baik Nominal
Wawancara 5. Kebiasaan
dalam pemberantasan
sarang nyamuk 9
1. Ya 2. Tidak
1. Baik, jika score 5
1 Tidak baik, jika score 5
Ordinal Wawancara
Observasi
VARIABEL DEPENDEN
1 Kejadian
demam berdarah
dengue DBD 1 Rumah tangga
tidak menderita DBD kelompok
kontrol 0 Rumah tangga
menderita DBD kelompok kasus
Nominal Studi
dokumentasi dari data
sekunder Dinkes Kota
Binjai
3.7. Metode Analisis Data 3.7.1. Analisis Univariat
Analisis univariat di lakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi frekwensi variabel dependen yaitu kejadian penyakit DBD, dan masinng-masing
variabel independen yang meliputi lingkungan fisik ventilasi, kelembaban, pencahayaan, kondisi tempat penampungan air , keberadaan jentik dan kebiasaan
keluarga kebiasaan menggantung pakaian, penggunaan anti nyamuk siang hari, tidur siang, menggunakan kelambu disiang hari dan kebiasaan dalam pemberantasan
sarang nyamuk.
3.7.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat di gunakan untuk melihat sejauh mana hubungan variabel independen lingkungan fisik dan kebiasaan keluarga dengan variabel dependen
Universitas Sumatera Utara
kejadian DBD dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95. Bila p 0,05, maka hasil statistik dikatakan berhubunganberpengaruh.
Angka risiko dihitung dari faktor risiko terhadap kejadian DBD dengan menggunakan odds ratio OR.
Rumus odds ratio menurut Sastroasmoro 2010 adalah:
bc ad
d b
c a
c a
d d
b b
c a
c c
a a
OR
: :
Ketentuan: OR 1: faktor yang diteliti merupakan faktor protektif
OR = 1: faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko OR 1: faktor yang diteliti memang merupakan faktor risiko
3.7.3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat di gunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara bersama sama terhadap kejadian DBD dengan seluruh variabel yang di teliti
sehingga diketahui variabel independen yang paling dominan pengaruhnya terhadap kejadian demam berdarah dengue. Uji statistik yang digunakan adalah uji regresi
logistik berganda multipli regression dengan metode Stepwise backward selection dengan nilai p 0,25.
Untuk mengetahui seberapa besar proporsi kasus kejadian DBD dalam populasi total akan dicegah bila faktor risiko yang paling dominan dihilangkan maka
perlu dihitung nilai population attributable risk PAR.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sastroasmoro 2010 rumus untuk menghitung PAR adalah
1 1
1
r
p r
P PAR
p = proporsi subyek yang terpajan pada populasi, yakni =
dalam tabel 2x2 r = ratio odds
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Peneletian 4.1.1. Keadaan Geografi
Kecamatan Binjai Timur adalah salah satu dari 5 Kecamatan yang ada di Kota Binjai dengan luas + 21,70 km
2
. Batas wilayah administratif meliputi : a. Sebelah Utara
: Kecamatan Binjai Kota b. Sebelah Selatan
: Kabupaten Deli Serdang c. Sebelah Barat
: Kecamatan Binjai Utara dan Kabupaten Deli Serdang d. Sebelah Timur
: Kabupaten Deli Serdang
4.1.2. Demografi
Kecamatan Binjai Timur terdiri atas 7 kelurahan dengan jumlah penduduk 53.928 jiwa 12.480 kepala keluarga dari penduduk Kota Binjai yang berjumlah
246.154 jiwa dan kepadatan penduduk Kecamatan Binjai Timur yaitu 2.485km
2
.
Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Luas dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Binjai Timur Tahun 2011
No DesaKelurahan
Jumlah Penduduk
Luas km
2
Kepadatan Pendudukkm
2
1 2
3 4
5 6
7 Mencirim
Tunggurono Dataran Tinggi
Timbang Langkat Tanah Tinggi
Sumber Mulyo Rejo Sumber Karya
8.455 8.591
5.194 4.861
5.679
10.711 10.471
1,42 10,66
0,81 2,31
0,80 2,58
3,12 5.954
806 6.412
2.104 7.121
4.152 3.339
Jumlah 53.928
21,70 2.485
Sumber : Statistik Kecamatan Binjai Timur Tahun 2011
Universitas Sumatera Utara