terjadi pada Bulan Nopember 365 mm, Mei 227 mm, Juni 221 mm, Oktober 217 mm, dan Agustus 216 mm.
4.2. Karakteristik Responden
Penelitian dilakukan terhadap 100 ibu rumah tangga yang bermukim di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai yang terdiri dari 50 ibu rumah tangga sebagai
responden kasus yang memiliki anak balita yang menderita DBD dan 50 ibu rumah tangga sebagai responden kontrol yang memiliki anak balita tidak menderita DBD.
Pengumpulan data lingkungan fisik ventilasi, pencahayaan, kelembaban, kondisi tempat penampungan air, dan keberadaan jentik dan kebiasaan keluarga
kebiasaan tidur siang, menggunakan kelambu, menggantung pakaian dan penataan barang-barang, penggunaan anti nyamuk dilakukan dengan observasi langsung dan
wawancara kepada responden. Responden yang diteliti adalah ibu rumah tangga yang paling banyak berusia
25 – 29 tahun sebanyak 26 orang 52,0 pada kelompok kasus dan pada kelompok kontrol usia 30 – 34 tahun sebanyak 20 orang 40,0. Pendidikan kebanyakan tamat
SMP dan SMA dan umumunya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Karakteristik responden ditampilkan pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Distribusi Karakteristik Responden di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012
No Karakteristik
Kasus n=50 Kontrol n=50
f f
1 Umur Tahun
20 – 24 25 – 29
30 – 34 35 – 39
1 26
13 10
2,0 52,0
26,0 20,0
3 18
20 9
6,0 32,0
40,0 18,0
Jumlah 50
100 50
100 2
Pekerjaan Ibu rumah tangga
PNS Wiraswasta
39 5
6 78,0
10,0 12,0
46 1
3 92,0
2,0 6,0
Jumlah 50
100 50
100 3
Pendidikan Tamat SLTP
Tamat SLTA Tamat D3 S1
10 29
11 20,0
58,0 22,0
26 23
1 52,0
46,0 2,0
Jumlah 50
100 50
100
4.3. Data Kejadian Demam Berdarah Dengue
Data kejadian DBD di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai dari tahun 2011 sampai dengan Mei 2012 diperoleh sebanyak 50 kasus anak balita yang menderita
DBD dengan gambaran kelompok usia 1 tahun pada kasus sebanyak 3 orang 9 dan pada kontrol sebanyak 10 orang 20 sedangkan kelompok umur 1 – 4 tahun
pada kasus sebanyak 47 orang 94 dan pada kasus sebanyak 40 orang 80. Jenis kelamin penderia diperoleh laki-laki pada kasus sebanyak 30 orang 60 dan pada
kontrol sebanyak 22 44, sedangkan jenis kelamin perempuan pada kasus dijumpai sebanyak 20 40 dan pada kontrol sebanyak 28 56 sebagaimana terlampir pada
tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Distribusi Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012
No Karakteristik
Kasus n=50 Kontrol n=50
f f
1 Umur
1 tahun 1 – 4 tahun
3 47
6,0 94,0
10 40
20,0 80.0
Jumlah 50
100 50
100 2
Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan
30 20
60,0 40.0
22 28
44,0 58,0
Jumlah 50
100 50
100
4.4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini di maksudkan untuk melihat pengaruh variabel independen yaitu faktor lingkungan fisik ventilasi, pencahayaan,
kelembaban, kondisi tempat penampungan air, dan keberadaan jentik dan kebiasaan keluarga kebiasaan tidur siang, kebiasaan penggunaan kelambu, kebiasaan
penggunaan anti nyamuk, kebiasaan menggantung pakaian, dan kebiasaan dalam PSN dengan variabel dependen kejadian DBD. Uji statistik yang digunakan adalah
uji Chi Square dengan CI 95. Hasil uji dinyatakan ada pengaruh yang bermakna secara statistik jika di peroleh nilai p 0,05.
4.4.1. Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012
Berdasarkan analisis bivariat menunjukkan bahwa ada 3 tiga variabel yang berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai
yaitu pencahayaan, kondisi kontainer, dan keberadaan jentik. Dari hasil uji statistik Chi Square menunjukkan bahwa pengaruh pencahayaan terhadap kejadian DBD
Universitas Sumatera Utara
diperoleh nilai p=0,041 0,05, OR=2,33 dengan 95 CI 1,027–5,300 dan pengaruh kondisi kontainer terhadap kejadian DBD diperoleh nilai p=0,031 0,05, OR=2,90
dengan CI 1,187-7,067. Pengaruh keberadaan jentik terhadap kejadian DBD diperoleh nilai p=0,033 0,05, OR=2,79 dengan CI 1,165-6,659, artinya bahwa
keluarga yang menderita DBD 2,79 kali kemungkinanya mempunyai tempat penampungan air yang terdapat jentik dibandingkan dengan keluarga yang tidak
menderita DBD. Variabel yang tidak berpengaruh terhadap kejadian DBD yaitu ventilasi
dan kelembaban. Dari hasil uji Statistik menunjukkan bahwa pengaruh ventilasi terhadap kejadian DBD diproleh nilai p=0,527 0,05, artinya tidak ada pengaruh
yang bermakna antara ventilasi terhadap kejadian DBD sedangakan pengaruh kelembaban terhadap kejadian DBD diperoleh nilai p=1,000 0,05 artinya tidak ada
pengaruh yang bermakna antara kelembaban terhadap kejadian DBD.
Tabel 4.6. Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun
2012
Lingkungan Fisik Kejadian DBD
p OR
95 CI Kasus
Kontrol f
f Ventilasi
Tidak baik Baik
35 15
70,0 30,0
31 19
62,0 38,0
0,527 1,43
0,622 - 3,286
Total 50
100 50
100 Pencahayaan
Tidak baik Baik
25 25
50,0 50,0
15 35
30,0 70,0
0,041 2,33
1,027 – 5,300
Total 50
100 50
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Lanjutan Kelembaban
Tidak baik Baik
47 3
94,0 6,0
48 2
96,0 4,0
1,000 0,65
0,104 - 4,085 Total
50 100
50 100
Kondisi Kontainer Tidak baik
Baik 40
10 80,0
20,0 29
21 58,0
42,0 0,031
2,90 1,187 – 7,067
Total 50
100 50
100 Keberadaan Jentik
Ada Tidak ada
22 28
44,0 56,0
11 39
22,0 78,0
0,019 2,79
1,165 - 6,659
Total 50
100 50
100
4.3.2. Pengaruh Kebiasaan Keluarga terhadap Kejadian Demam Berdarah
Dengue di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012
Berdasarkan analisis statistik menunjukkan ada 3 tiga variabel kebiasaan keluarga yang berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kecamatan Binjai Timur Kota
Binjai yaitu kebiasaan menggunakan anti nyamuk di siang hari, kebiasaan menggantung pakaian, dan kebiasaan dalam PSN. Dari hasil uji statistik diketahui
bahwa pengaruh kebiasaan menggunakan anti nyamuk di siang hari terhadap kejadian DBD diperoleh nilai p=0,045 0,05, OR=2,79 dengan CI 1,113-7,007 dan
pengaruh kebiasaan menggantung pakaian terhadap kejadian DBD diperoleh nilai p=0,040 0,05, OR=2,57 dengan CI 1,122-5,895. Pengaruh kebiasaan keluarga
dalam PSN terhadap kejadian DBD diperoleh nilai p=0,025 0,05, OR=2,79 dengan CI1,215-6,389 artinya bahwa keluarga yang menderita DBD 2,79 kali
kemungkinannya mempunyai kebiasaan dalam PSN yang tidak baik dibandingkan dengan keluarga yang tidak menderita DBD.
Universitas Sumatera Utara
Variabel kebiasaan keluarga yang tidak berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai adalah variabel kebiasaan tidur siang
dan kebiasaan menggunakan kelambu pada saat tidur siang. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa pengaruh kebiasaan tidur siang terhadap kejadian DBD
diperoleh nilai p=0,715 artinya tidak ada pengaruh yang bermakna antara kebiasaan tidur siang terhadap kejadian DBD dan pengaruh kebiasaan penggunaan kelambu
terhadap kejadian DBD diperoleh nilai p=0,739 artinya tidak ada pengaruh yang bermakna antara kebiasaan menggunakan kelambu disaat tidur siang terhadap
kejadian DBD.
Tabel 4.7. Pengaruh Faktor Kebiasaan Keluarga terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai
Tahun 2012
Kebiasaan Keluarga
Kejadian DBD p
OR 95 CI
Kasus Kontrol
f f
Tidur siang Ada
Tidak ada 47
3 94,0
6,0 45
5 90,0
10,0 0,715
1,741 0,393 – 7,713
Total 50
100 50
100 Penggunaan
anti nyamuk Tidak baik
Baik 41
9 82,0
18,0 31
19 62,0
38,0 0,045
2,79 1,113 – 7,007
Total 50
100 50
100 Menggantung
pakaian Tidak baik
Baik 25
25 50,0
50,0 14
36 28,0
72,0 0,040
2,57 1,122 - 5,895
Total 50
100 50
100 Penggunaan
kelambu Tidak baik
Baik 46
4 92,0
8,0 44
6 88,0
12,0 0,739
1,57 0,414 -15,935
Total 50
100 50
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Lanjutan Kebiasaan
dalam PSN Tidak baik
Baik 36
14 72,0
28,0 24
26 48,0
52,0 0,025
2,79 1,215- 6,389
Total 50
100 50
100 4.5. Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untk mengetahui variabel independen yang paling dominan berpengaruh dengan variabel dependen. Uji statistik yang digunakan
adalah regresi logistik berganda dengan menggunakan metode Backward Stepwise. Nilai ExpB yang paling besar menunjukkan variabel bebas yang paling dominan
berpengaruh terhadap kejadian DBD pada keluarga.
Tabel 4.8. Seleksi Variabel yang Berpengaruh terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun
2012
Variabel B
P ExpB
95 CI for ExpB Lower
Upper Step 1
Cahaya 0,842
0,081 2,321
0,902 5,969
TPA 0,973
0,068 2,645
0,932 7,507
Jentik Anti nyamuk
0,997 1,374
0,057 0,013
2,709 3,952
0,973 1,330
7,545 11,749
Menggantung 0,793
0,094 2,210
0,874 5,591
PSN 0,670
0,173 1,954
0,746 5,120
Constant -2,581
0,000 0,076
Step 2
Cahaya 0,934
0,049 2,544
1,004 6,447
TPA 1,126
0,029 3,085
1,119 8,505
Jentik 1,084
0,036 2,956
1,073 8,145
Nyamuk Menggantung
1,397 0,750
0,011 0,108
4,044 2,118
1,375 0,085
11,892 5,28
Constant -2,470
0,000 0,085
Step 3
Cahaya 1,001
0,032 2,722
1,092 6,786
TPA 1,147
0,025 3,149
1,156 8,582
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Lanjutan
Jentik Anti nyamuk
1,124 1,443
0,027 0,008
3,078 4,232
1,140 1,468
8,314 12,205
Constant -2,103
0,000 0,122
Dari hasil seleksi terakhir diperoleh empat variabel yang berpengaruh yaitu pencahayaan, kondisi tempat penampungan air, keberadaan jentik, dan penggunaan
anti nyamuk disiang hari. Untuk melihat variabel yang paling dominan adalah variabel yang mempunyai nilai ExpB paling besar, dalam hal ini variabel
penggunaan anti nyamuk mempunyai nilai ExpB yang paling besar yaitu 4,232. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan anti nyamuk disiang hari adalah variabel
yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai tahun 2012. Dari hasil analisis regresi logistik ini, diperoleh
model persamaan sebagai berikut : =
+
dimana,
y = -2,103 + 1,443 Penggunaan anti nyamuk + 1,147 Kondisi kontainer + 1,124 Keberadaan jentik + 1,001 Pencahayaan
Contoh: interpretasi pada salah seorang responden no.87 dimana dari hasil penelitian
diperoleh bahwa penggunaan anti nyamuk baik, kondisi tempat penampungan air baik, keberadaan jentik tidak ada, dan pencahayaan baik, maka peluang untuk tidak
terjadi DBD adalah: y = -2,103 + 1,443 1 + 1,147 1 + 1,124 1 + 1,001 1
y = 2,612,
Universitas Sumatera Utara
maka : = 11 + 2,7
,
P = 1 1 + 0,075 P = 1 1,075
P = 0,93 Ini berarti melalui model ini dengan 4 empat variabel independen prediktor
yang terdiri dari penggunaan anti nyamuk disiang hari, kondisi tempat penampungan air yang baik, keberadaan jentik tidak ada pada tempat penempungan air, dan
pencahayaan yang baik dapat memperkirakan untuk tidak terjadi DBD sebesar 93 .
4.6. Perhitungan Population Attributable Risk PAR