Perhitungan Total Momen Perpindahan Pada Tata Letak Awal Perancangan Tata Letak Lantai Produksi dengan Metode SLP Systematic Layout Planning

Tabel 5.29 Frekuensi Perpindahan Komponen Pintu Napoleon 6P Lanjutan No. Perpindahan Komponen Produk Frekuensi Jumlah 20 TJ,O Panel 1 178 327 Panel 2 89 Panel 3 60 21 TM,O TR 45 206 MR 89 BR 72 22 TQ,O Dowell 1229 1229 23 TO,P Napoleon 6P 512 512 24 TP,R Napoleon 6P 512 512 25 TR,S Napoleon 6P 512 512

5.2.5. Perhitungan Total Momen Perpindahan Pada Tata Letak Awal

Tata letak lantai produksi yang dipakai oleh perusahaan saat ini akan dievaluasi dan dihitung total momen perpindahan yang terjadi di lantai produksi selama periode satu tahun produksi. Total momen perpindahan pada lantai produksi dapat ditentukan dengan mengalikan frekuensi perpindahan material dari satu departemen ke departemen lainnya dengan jarak antar departemen yang berkaitan. Perhitungan total momen perpindahan awal dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: Z = nilai total momen perpindahan awal metertahun f ij = frekuensi perpindahan dari departemen i ke j d ij = jarak antar departemen i dengan j ∑∑ = = = n i n j ij ij d f Z 1 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.30. Perhitungan Momen Perpindahan Pada Tata Letak Awal No Departemen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Jarak Departemen m Momen Perpindahan mthn 1 A B 875 7 6125 2 B C 875 4 3500 3 C F 548 11,5 6302 4 C H 327 27,5 8992,5 5 F D 830 10 8300 6 F G 45 7 315 7 H E 327 19 6213 8 D I 548 14,5 7946 9 G D 45 17 765 10 E G 178 12 2136 11 E F 149 7 1043 12 I L 178 5 890 13 I K 370 5,5 2035 14 G F 178 7 1246 15 L O 178 14,31 2547,18 16 K N 370 4 1480 17 D J 327 20,5 6703,5 18 N M 206 2,5 515 19 N O 164 17,81 2920,84 20 J O 327 8,63 2822,01 21 M O 206 20,31 4183,86 22 Q O 1229 23,81 29262,49 23 O P 512 5,69 2913,28 24 P R 512 15,5 7936 25 R S 512 9,5 4864 Total 121956,7 Universitas Sumatera Utara

5.2.6. Perancangan Tata Letak Lantai Produksi dengan Metode SLP Systematic Layout Planning

Metode SLP yang digunakan dalam penelitian ini memerlukan beberapa tahapan yaitu : 1. Aliran material Aliran material disini untuk mengetahui setiap gerakan perpindahan material diantara departemen-departemen. Dalam aliran material ini digunakan peta proses produk banyakMulti Product Process Chart dan Peta dari keTravel Chart. Multi Product Process Chart dan Travel Chart dapat dilihat pada gambar 5.4 dan 5.5. 2. Hubungan aktivitas antar departemen ARC dibuat berdasarkan pertimbangan frekuensi aliran perpindahan material antar tiap departemen. ARC antar departemen. Contohnya, untuk hubungan departemen Blanking dengan departemen under cut. Pada bagian belah ketupat atas dituliskan huruf A yang berarti departemen blanking mutlak perlu berdekatan dengan departemen under cut dengan alasan sesuai dengan yang dituliskan pada belah ketupat bagian bawah yaitu alasan 1, 2, 3 urutan aliran kerja, frekuensi perpindahandan menggunakan informasi yang sama. Begitu juga seterusnya untuk departemen-departemen yang lain dapat dilihat pada ARC Activity Relationship Chart yang terdapat pada gambar 5.6. Universitas Sumatera Utara Komponen Stasiun Kerja Blanking A Under Cut B Rolling C Moulding D Rip Saw E Radial Arm Saw F Band Saw G Laminating H Shaper Komponen I Shaper Panel J Double End K Six Head Bor L One Head Bor M Two Head Bor N Door Press O Shanding P Dowell Q Pendempulan R Pengepakan S ST TR MR BR M1 M2 M3 Panel 1 Panel 2 Panel 3 Dowell Napoleon 6P Gambar 5.4. Multi Product Process Chart Universitas Sumatera Utara Pabrik : PT. Mahogany Lestari Pemetaan Ke : 1 Tanggal : 03 Juli 2009 PETA DARI-KE KE DARI A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S J u m l a h Jumlah 875 875 548 327 830 45 327 548 45 178 149 178 370 178 370 327 206 164 327 206 1229 512 512 512 178 875 875 875 875 327 875 223 327 548 327 370 178 206 370 512 512 512 1229 10016 10016 875 875 875 327 875 223 327 548 327 370 178 206 370 2104 512 512 512 Gambar 5.5. Travel Chart Universitas Sumatera Utara 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 No AKTIVITAS TINGKAT HUBUNGAN Tingkat hubungan Mutlak perlu berdekatan Kode Tidak diinginkan berdekatan Tidak perlu berdekatan Tidak jadi masalah Penting berdekatan Sangat perlu berdekatan X U O I E A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Alasan No. 6 5 4 3 2 1 Urutan Aliran Kerja Frekuensi Perpindahan Bising Getaran Berbebu Menggunakan Informasi Yang Sama 19 BLANKING UNDER CUT ROLLING MOULDING RIP SAW RADIAL ARM SAW BAND SAW LAMINATING SHAPER KOMPONEN SHAPER PANEL DOUBLE END SIX HEAD BOR ONE HEAD BOR TWO HEAD BOR DOOR PRESS SHANDING DOWELL PENDEMPULAN PENGEPAKAN A O O O O O O O O O O O O O O O U U A O O O O O O O O O O O O O O U U A A O O O O O O O O O O O U U A A O E O O O O O O O O U U A E O O O O O O O U U O O E O O O O O O U U O O O O O O O O O O U U O O O A O O O O O O U U O O O A A O O O O O U U O A O O O O O O U U E O O U U O O O E O O O O U U E O O U U A O O U U A E O O A A O O O U 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2,3 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 O A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S E 1,2 1,2 O E 1,2 Gambar 5.6.Activity Relationship Chart Universitas Sumatera Utara I 12 x 12 S 28 x 8 R 28 x 30 P 6 x 10 H 12 x 18 J 8 x 8 L 8 x 12 G 8 x 6 F 8 x 22 D 20 x 10 C 28 x 4 B 28 x 12 A 28 x 16 M 4 x 8 N 6 x 8 K 10 x 8 Q 4 x 6 E 16 x 6 O 16x18 +10 x 10 Gambar 5.7. Diagram Hubungan Ruangan Metode SLP Universitas Sumatera Utara 3. Diagram Hubungan Ruangan Diagram ini digunakan untuk menunjukkan hubungan kedekatan antara departemen, dimana departemen yang ada sudah menggunakan luas yang sebenarnya. Diagram hubungan ruangan ini dapat dilihat pada gambar 5.7. 4. Perancangan Tata Letak Dengan memperhatikan Travel chart, MPPC, ARC dan diagram hubungan ruangan yang telah dibentuk maka dapat dilakukan perancangan terhadap tata letak yang ada. Batasan-batasan yang digunakan untuk membuat alternatif tata letak lantai produksi dengan metode SLP, antara lain: a. Luas tiap departemen pada lantai produksi sama dengan luas awalnya b. Luas wilayah lantai produksi sama dengan luas awalnya. c. Pembuatan rancangan dilakukan dengan menggunakan proses trial and error namun tetap memperhatikan keterkaitan dan frekuensi aliran perpindahan material tiap departemen berdasarkan travel chart, ARC dan MPPC dan diagram hubungan ruangan Block Layout dapat dilihat pada gambar 5.8. Layout hasil rancangan dapat dilihat pada lampiran 9. Universitas Sumatera Utara 2 4 6 8 10 12 14 16 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 A 28 x 16 O A B C E H L F D P R S G N J M I K Q Gambar 5.8. Block Layout Hasil Metode SLP Universitas Sumatera Utara Dari block layout di atas dapat ditentukan jarak dari setiap departemen dengan menentukan titik tengah dari setiap departemen. Penentuan titik koordinat tiap lokasi didasarkan pada perpotongan garis diagonal pada daerah tersebut. Contohnya, pada departemen A. Perpotongan diagonal yang terjadi pada departemen A berada pada titik Koordinat X = X + 2 1 X X − = 0 + 2 14 − = 0 + 7 = 7 Koordinat Y = Y + 2 1 Y Y − = 54 + 2 54 62 − = 60 + 4 = 58 Titik koordinat Departemen A = x,y = 7,58. Penentuan titik koordinat untuk Departemen B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R dan S juga dilakukan dengan cara yang sama sesuai dengan bentuk departemennya. Hasil penentuan titik koordinat lokasi untuk masing-masing departemen dapat dilihat pada Tabel 5.31. Tabel 5.31. Nilai Koordinat Tiap Departemen Hasil Metode SLP Departemen Koordinat X Y A 7 58 B 7 51 C 7 47 D 9 34,5 E 4 44,5 F 2 37,5 G 10 30,5 H 11 41,5 I 11 26 J 10 21 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.31. Nilai Koordinat Tiap Departemen Hasil Metode SLP Lanjutan Setelah titik koordinat masing-masing diperoleh maka selanjutnya adalah menentukan jarak dari setiap departemen. Penentuan jarak antara departemen menggunakan metode rectilinier. Contoh koordinat A7,58 dan koordinat B7, 51 maka jarak antara departemen A dan B adalah d ij = |x-a| + |y-b| A-B = |7-7| + |58-51| = 7 Perhitungan untuk jarak antar departemen lain juga dilakukan seperti contoh diatas. Hasil perhitungan jarak antar departemen secara keseluruhan untuk tata letak awal dapat dilihat pada Tabel 5.32. Departemen Koordinat X Y K 2,5 30 L 6 40 M 13 21 N 6,5 30 O 4,66 24,03 P 1,5 21,5 Q 13 30,5 R 7 11,5 S 7 2 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.32. Jarak Antar Departemen Produksi Metode SLP d ij meter i j A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S A 7 11 25,5 16,5 25,5 30,5 20,5 36 40 32,5 19 43 28,5 36,31 42 33,5 46,5 56 B 4 18,5 9,5 18,5 23,5 13,5 29 33 25,5 12 36 21,5 29,31 35 26,5 39,5 49 C 14,5 5,5 14,5 19,5 9,5 25 29 21,5 8 32 17,5 25,31 31 22,5 35,5 45 D 15 10 5 9 10,5 14,5 11 8,5 17,5 7 14,81 20,5 8 25 34,5 E 9 20 10 25,5 29,5 16 6,5 32,5 17 21,13 25,5 23 36 45,5 F 15 13 20,5 24,5 8 6,5 27,5 12 16,13 16,5 18 31 40,5 G 12 5,5 9,5 8 13,5 12,5 4 11,81 17,5 3 22 31,5 H 15,5 21,5 20 6,5 22,5 16 23,81 29,5 13 34 43,5 I 6 12,5 19 7 8,5 8,31 14 6,5 18,5 28 J 16,5 23 3 12,5 8,37 9 12,5 12,5 22 K 13,5 19,5 4 8,13 9,5 11 23 32,5 L 26 10,5 17,31 23 16,5 29,5 39 M 15,5 11,37 12 9,5 15,5 25 N 7,81 13,5 7 19 28,5 O 5,69 14,81 14,87 24,37 P 20,5 15,5 25 Q 25 34,5 R 9,5 S Universitas Sumatera Utara Perhitungan momen perpindahan untuk layout hasil metode SLP dapat dilihat pada tabel 5.33. Tabel 5.33. Perhitungan Momen Perpindahan Pada Layout Hasil Metode SLP No Departemen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Jarak Departemen m Momen Perpindahan mthn 1 A B 875 7 6125 2 B C 875 4 3500 3 C F 548 14,5 7946 4 C H 327 9,5 3106,5 5 F D 830 10 8300 6 F G 45 15 675 7 H E 327 10 3270 8 D I 548 10,5 5754 9 G D 45 5 225 10 E G 178 20 3560 11 E F 149 9 1341 12 I L 178 19 3382 13 I K 370 12,5 4625 14 G F 178 15 2670 15 L O 178 17,31 3081,18 16 K N 370 4 1480 17 D J 327 14,5 4741,5 18 N M 206 15,5 3193 19 N O 164 7,81 1280,84 20 J O 327 8,37 2736,99 21 M O 206 11,37 2342,22 22 Q O 1229 14,81 18201,49 23 O P 512 5,69 2913,28 24 P R 512 15,5 7936 25 R S 512 9,5 4864 Total 107250 Universitas Sumatera Utara

5.2.7. Uji Reliabilitas