Sumber-sumber Pengetahuan Petani tentang Hama dan Penyakit

B A B I V SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN PETANI TENTANG HAMA DAN PENYAKIT SERTA PENGENDALIANNYA

4.1 Sumber-sumber Pengetahuan Petani tentang Hama dan Penyakit

Pengetahuan yang dimiliki petani Desa Sukanalu tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk diperoleh dari berbagai sumber. Sumber-sumber pengetahuan tersebut umumnya berasal dari hubungan kekerabatan yang masih memiliki hubungan darah atau perkawinan, pengetahuan dari sesama petani, pengetahuan dari pemerintah PPL, Kelompok Tani, pengetahuan dari pemilikpenjual pupuk dan pestisida, dan pengetahuan dari pengalaman petani selama bertani. Pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut tidak hanya sebatas tentang hama dan penyakit tetapi juga tentang berbagai hal permasalahan pengelolaan pertanian jeruk yang dihadapi petani. Beberapa petani menggabungkan berbagai sumber pengetahuan tersebut di dalam pengelolaan tanaman jeruk mereka terkhusus dalam pengendalian hama dan penyakit. Namun, tidak sedikit petani hanya mempertahankan pengetahuan yang dimilikinya, dalam arti kurang mau menerima dan menerapkan pengetahuan dari sumber yang lain. Sebagai contoh, ada petani yang mengelola jeruk dan mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang jeruk tersebut hanya berdasarkan pengalaman selama bertani. Jika ada pihak yang memberi masukan, sebut saja misalnya PPL, maka petani tersebut kurang menerima masukan-masukan yang Universitas Sumatera Utara diberikan karena petani tersebut merasa dia yang lebih mengerti dan mengetahui permasalahan tanaman jeruk yang dihadapinya.

4.1.1 Sumber Pengetahuan dari Kerabat

Pengetahuan yang diperoleh dari kekerabatan yang masih sedarah atau keluarga luas diperoleh dari kakek, nenek, orang tua, saudara kandung, paman, bibi, atau sepupu. Pengetahuan dari hubungan pernikahan diperoleh dari suami-istri, mertua, kakak ipar dan abang ipar. Diantara hubungan keluarga tersebut, mereka umumnya saling memberitahu tentang permasalahan pertanian yang dihadapi. Hal tersebut juga didukung karena hampir semua penduduk Desa Sukanalu masih terikat dengan tali persaudaraan kerabat. Pengetahuan yang diperoleh dari hubungan kekerabatan tidak hanya sebatas tentang hama dan penyakit. Umumnya, hampir semua permasalahan tentang pertanian jeruk dibahas di tengah-tengah keluarga. Pengetahuan tersebut diantaranya adalah pengetahuan tentang cara-cara bertani, pemilihan bibit yang baik, tentang iklim, penggunaan pupuk dan pestisida dan tentang tanah yang subur. Hal tersebut tidak hanya dibicarakan dan dibahas ketika petani sedang berada di ladang, tetapi juga ketika petani sedang berada di rumah bahkan ada kalanya ketika sedang di tempat pesta kerabat dan kerja tahun. Seiring dengan kemajuan zaman, terkadang keputusan didiskusikan terlebih dahulu melalui HP, dengan kerabat yang dianggap lebih berpengalaman untuk membudidayakan jeruk. yang didiskusikan mulai dari cara perawatan dan cara penjualan jeruk, yakni cara lelang dan timbang kilo. Universitas Sumatera Utara Penuturan bapak Jon Sitepu 55 tahun, wawancara 13 juli 2012 pengalaman bertani 5 tahun nengungkapkan bahwa: “Adi aku bas masalah rimo e, biasana kusukun katengah uga kin erban pupuk ras obat simejile perban ia go ndekah errimo enda, ia nge ngajuk aku lah erimo pe jadi krina masalah rimo e, kusukun naring ia”. Artinya: aku di dalam mengelola jeruk, biasanya berpedoman kepada kakak saya, baik dalam pemupukan dan meracik obat yang baik karena dia telah lebih dulu menanam jeruk dan lebih berpengalaman, kakak sayalah yang mendorong saya untuk membudidayakan jeruk sehingga semua masalah dalam jeruk ini biasanya aku bertanya terlebih dahulu kepadanya pen. Sampai saat ini, petani jeruk Desa Sukanalu pada umumnya mengelola dalam bidang pemompaan biasanya dikerjakan sendiri oleh pemilik lahan jeruk, tidak dibantu oleh pekerja harianaron 33 33 Aron adalah sebutan bagi pekerja yang ada di desa sukanalu. . Karena pemompaan adalah bagian yang sangat penting di dalam pengelolaan tanaman jeruk bagi petani. Sehingga pemompaan dilakukan dengan anak atau saudara sehingga secara tidak langsung juga, anak dan saudara belajar mengenai perawatan jeruk melalui pemompaan baik dalam pembasmian hama dan penyakit. Perlu juga diketahui, bahwa pemompaan tidak dapat dilakukan sendiri karena menggunakan mesin pompa yang saluran selangnya dan pengaturan air harus dikontrol oleh rekan kerja pemompa. Sehingga trik, dosis, dan pestisida yang dipakai menjadi bahan pembelajaran bagi anak dan saudara yang membantu dalam pemompaan jeruk tersebut. Universitas Sumatera Utara Pemompaan jeruk pada saat ini telah menggunakan mesin pompa sehingga dibutuhkan dua orang di dalam kegiatan memompa. Karena, dalam pengaturan selang dan pengaturan air harus dibantu biasanya obat yang digunakan akan dibuat sendiri oleh anak dan saudara yang membantu memompa dengan dosis yang dibuat pada awal tong pertama. Biasanya, pemompaan jeruk menghabiskan dua tong dengan 200 batang jeruk berumur 5 tahun ke atas, sehingga dengan sendirinya anak dan saudara tahu akan pengadukan obatpestisida pompa tersebut. Sehingga secara tidak langsung penyebaran akan pengetahuan dosis pesetisidaobat dibagi dengan saudara yang membantu di dalam kegiatan memompa jeruk. Selain itu, permasalahan tanaman jeruk juga akan dibahas jika berjumpa dengan sanak saudara yang sesama menanam jeruk. Pembicaraan seperti ini biasanya disela pesta adat atau pertemuan kegiatan kekeluargaan. Sehingga pembicaraan atau pembagian pengalaman dalam membasmi hama dan penyakit, dengan menceritakan bagaimana keadaan ladang jeruk mereka masing-masing dan memberikan masukan untuk mencoba produk atau cara baru untuk meningkatkan produksi jeruk mereka. Biasanya pembicaraan seperti ini akan panjang karena pembicaraan tetang pertanian kusunya sangat banyak yang harus dibicarakan sehingga tidak jarang pembicraan dilanjutkan dikedai kopi supaya mendapat susana yaman karena jika disela sela pesta biasnya kurang fokus dan bisanya akan dicoba oleh sesama petani. Hal ini disebabkan, karena tingginya tingkat kepercayaan akan sanak saudara di lingkungan masyarakat karo. Mereka beranggapan saudara tidak akan bahong dan yakin untuk memajukan pertanian jeruk saudaranya masing-masing. Sehingga penyebaran Universitas Sumatera Utara pengetahuan melalui kerabat menjadi pegangan yang kuat bagi beberapa petani Desa Sukanalu. Sehingga semua permasalahan jeruk masing-masing akan diceritakan secara rinci dan masing-masing petani akan memberi masukan, akan tetapi biasanya yang mendominasi memberi arahan akan merawat jeruk adalah kerabat yang telah lebih dulu membudidayakan jeruk. Dan biasanya akan didengarkan dan diterapkan di dalam pertaniannya karena percaya akan saudara. Akan tetapi, hal ini sering menimbulkan kekeliruan atau ketidakcocokan, karena sering berbeda cuaca, kondisi lahan, dan jenis bibit. Dengan demikian, pengetahuan yang dimiliki salah satu kerabat pada dasarnya, tidak dapat diterapkan. Akan tetapi, beberapa saran baik juga dilakukan karena mendapat hasil yang memuaskan.

4.1.2 Sumber Pengetahuan dari Sesama Petani

Sesama petani yang dimasukan penulis dalam tulisan ini adalah sesama petani yang ada di Desa Sukanalu yang bukan kerabat dekat. Walupun di dalam masyarakat karo seiring dengan adanya marga semua akan mendapat tutur masing masing akan tetapi memiliki makana berbeda. Dimana kekuatan tutur itu akan berbeda jika masih memiliki hubungan dara atau perkawinan, dengan hanya memiliki marga yang sama, atau kebetulan memiliki marga yang sama dengan istri. Sehingga sesama petani yang dimaksudkan beda dengan keluarga kerabat. Pembicaraan sesama petani sering terjadi di kedai kopi, di ladang, dan di mana saja bisa terjadi tergantung topik pembicaraan, sehingga, sesama petani di Desa Sukanalu sering memperbincangkan tentang tanaman jeruk mereka. Perbincangan tersebut mencakup banyak hal, seperti Universitas Sumatera Utara dalam pengolahan tanah, pemilihan bibit, iklim, hama, penyakit dan perawatan tanaman. Namun saat ini, hal yang paling sering dibahas sesama petani adalah masalah hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk mereka. Hal tersebut terjadi karena petani terkadang sering menghadapi masalah tanaman jeruk yang berbeda dari satu musim tanam ke musim berikutnya. Petani terkadang menanam jenis jeruk yang sama, namun menghadapi penyakit dan hama yang berbeda. Hal tersebut membuat petani sering berdiskusi dengan petani lainnya tentang bagaimana masalah tiap-tiap petani Desa Sukanalu. Perbincangan antara sesama petani laki-laki sering terjadi di warung kopi. Hal tersebut terjadi, ketika awalnya mereka hanya berniat untuk minum kopi sehingga, pembicaraan mulai mengarah ke pertanian ketika ada salah seorang yang memulai berbicara tentang kondisi tanaman jeruk mereka. Petani yang lain juga terpancing menceritakan kondisi tanamannya. Masing-masing petani menceritakan pengalamannya dalam memberantas hama yang menyerang tanaman jeruk dan bagaimana mereka mengetahui bahwa tanaman mereka telah terserang penyakit namun, pada saat ini pembicaraan selalu mengenai lalat buah, karena hama lalat buah membuat petani sangat merugi sehingga petani sering membicarakan masalah penanggulangan hama lalat buah. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perbincangan yang terfokus pada seputar hama lalat buah yang mengakibatkan buah jeruk petani busuk. Dalam perbincangan tersebut, umumnya mereka saling memberi tahu cara- cara pengendalian hama dan penyakit yang mereka lakukan. Namun, tidak semua petani mau mencoba pengalaman petani lain untuk dipraktekan pada tanamannya. Universitas Sumatera Utara Tetapi, ada juga beberapa petani yang berani mencoba hal baru dari pengalaman petani lain. Salah satu pembicaraan petani di kedai kopi yakni Bapak Roni dan Bapak Anta Perangin-angin, kedai kopi 2 Oktober 2012 yang membicarakan seputar lalat buah, yang berlangsung disebuah kedai kopi yang ada di Desa Sukanalu. Bapak roni: rimo ku nadai go keri kel ndabuh ban cit cit ndai, lanai kel kin ter tahan gundarai cit cit ndai, gom kutama lalap lela lela lalap nge dat melala me labo keri keri cict ndai e. Babak Anta Perangin angin: payo silih rimo taah pe keri kel banna enggom kutama kelambuna epe lolit ngaruhna, emaka go gawat kel rimo ndai ban cit cit nadai gundari. Tapi lit ka nina kuidah rimo kalak la ndabuh. Obat tagerndai banna obatna tapi merga kel banna sada tong saja pe 100 ribu bagi rimo ta ahh 6 tong mego kapndu galang biayana sada minggu e, ence langa bo lit jaminen la ndabuh rimo nadai. Me lo kita pang encubakenca. Artinya: Bapak Roni: Jeruk saya habis semua jatuh akibat lalat buah, saat ini lalat buah memang sangat mengganas saya selalu memasang lela-lela dan selalu banyak terperang akan tetapi lalat buah seakan takada habisnya. Bapak Anta Perangin angin: Benar itu silih, jeruk saya juga habis akibat lalat buah padahal saya sudah memasang kelambu akan tetapi tidak ada manfaatnya, sehingga memang benar benar masalah besar akibat lalat buah ini. Tetapi ada juga jeruk petani lain tidak jatuh. Obat racikan sendiri dipakai akan tetapi sangat mahal dijual, harganya 100 ribu satu tong, sehingga jika seperti jeruk saya 6 tong berarti 600 ribu perminggu, dan jaminan jeruk tidak jatuh tidak ada sama sekali sehingga saya ragu memakainya pen. Universitas Sumatera Utara Sehingga sangat jelas bagaimana pembagian pengetahuan dan pengalaman petani berlangsung di kedai kopi akan tetapi keputusan untuk mengikuti ajuran yang didengar di kedai kopi akan diputuskan sendiri oleh petani. Perbincangan sesama petani perempuan umumnya di kedai kopi juga. Di Desa Sukanlau ada kedai kopi khusus untuk perempuan. Disini, para ibu rumah tangga memperbincangkan pembicaraan mengenai seputar kendala ataupun keberhasilan tanaman jeruk mereka. Perlu kita ketahui bahwa perempuan di dalam masyarakat karo umumnya, telah menggambil peran penting dalam pengelolaan jeruk. Umumnya di lingkungan masyarakat karo, perempuan merupakan ujung tombak pertanian baik dalam pengelolaan pertanian dan jeruk. Akan tetapi jika berbicara di pesta adat, pihak laki-lakilah yang banyak berbicara, namun yang memperaktekan secara konkrit adalah pihak perempuan. Selain di kedai kopi wanita, pembicaraan terjadi ketika para kaum ibu berkumpul di salah satu rumah penduduk ketika sedang santai atau perpulungen bagi yang beragama Kristen. Akan tetapi dikesempatan perpulungan ini biasanya laki-laki dan perempuan akan sama-sama menceritakan apa pendapat mereka tetang pertaniannya. Sehingga setiap keluarga bercerita tentang pertaniannya pada sela-sela perpulungan biasanya pada saat sebelum perpulungan dimulai dan pada saat perpulungan telah usai biasanya pembicaraan itu berlangsung. Pengetahuan dari sesama petani juga sering terjadi ketika petani sedang berada di ladang. Beberapa petani datang ke ladang petani lain untuk melihat atau Universitas Sumatera Utara membandingkan keadaan jeruk miliknya. Jika tanaman milik seorang petani mengalami gangguan penyakit dan serangan hama, maka petani tersebut akan melihat tanaman jeruk petani lainnya. Petani tersebut akan memperhatikan apakah tanaman petani lain mengalami hal yang sama. Jika petani tersebut mengalami hal yang sama, maka mereka akan saling bercerita apa-apa saja yang telah mereka lakukan terhadap tanaman mereka dan saling bertukar pikiran mancari tahu kira-kira apa yang menyebabkan tanaman mereka seperti itu. Jika tanaman jeruk petani yang lain tidak mengalami hal yang sama, maka petani yang satu akan bertanya apa yang telah dilakukan petani tersebut sehingga tanamannya tidak diserang hama dan penyakit. Pengetahuan dari sesama petani sangat berguna bagi petani. Selain mendapat informasi, petani juga saling bertukar pikiran untuk melakukan yang terbaik agar hasil panen tanaman mereka pada musim berikutnya lebih baik lagi. Dalam memperoleh pengetahuan dari sesama petani, umumnya para petani lebih sering bertanya kepada petani yang selalu berhasil memperoleh panen yang terbaik di setiap masa tanam. Namun dalam kenyataannya, tidak sedikit para petani yang tetap mempertahankan pengalamannya sendiri dan tidak mau mencoba pengalaman petani lainnya. Karena pada beberapa petani malu bertanya kepada petani lainya karena merasa angkuh dengan pengetahuan yang dimilikinya. Seperti penuturan Bapak Juai Tarigan 55 tahun, wawancara 23 Agustus 2012 pengalaman bertani 15 tahun mengungkapkan. “Lo ka man sunkunen kalak, kita pe sietteh nge apai obat ras pupuk simejile, jandi labo perlu nunkun kalak apai obat mejile, lokap kita mbaru er rimo enda”. Universitas Sumatera Utara Artinya: Tidak perlu bertanya kepada orang lain, kita juga tau mana obat dan pupuk yang bagus untuk tanaman jeruk, sehingga tidak perlu bertanya kepada orang lain, kita kan sudah lama menanam jeruk.pen. Ungkapan Bapak Juai di atas menjadi salah satu gambaran petani yang tidak bisa menerima masukan dari petani lain. Karena merasa angkuh dengan pengetahuan yang dimiliki selama bertani. Ini menjadi cerminan yang kurang baik, karena di dalam perawatan jeruk khususnya bagian hama dan penyakit petani harus terus mempebaharui pengetahuan untuk bisa tetap mengoptimalkan hasil pertanian.

4.1.3 Sumber Pengetahuan dari PPL

Petugas Penyuluh Lapangan PPL mulai datang ke Desa Sukanalu semenjak tahun 1990. Petugas PPL merupakan petugas dari Dinas Pertanian Tingkat II Kabupaten Karo. Jumlah petugas PPL yang biasanya 8 orang di setiap desa. Petugas PPL turun ke lapangan untuk memberikan penyuluhan kepada petani Desa Sukanalu tergolong jarang pada masa 10 tahun terakhir ini. Bahkan menurut penuturan petani, pihak PPL tidak pernah datang ke Desa Sukanalu. Karena pada tahun 2000 ada PPL yang datang tidak diterima warga desa dengan baik karena petani merasa tidak penting dengan kehadiran PPL tersebut. Sehingga sampai saat ini PPL tidak pernah datang ke Desa Sukanalu. Alasan mengapa PPL tidak datang lagi, petani sendiri tidak tahu. Karena pada dasarnya, tidak semua petani menolak kehadiran PPL. Akan tetapi, sampai saat ini PPL tidak pernah diskusi dengan masyarakat untuk membicarakan permasalahan pertanian mereka khususnya tanaman jeruk yang saat ini sangat memperhatinkan. Apakah memang, Universitas Sumatera Utara Dinas Pertanian Kabupaten Karo, memang tidak peduli dengan keadaan ini? Adakah orang yang harus bertanggungjawab akan kejadian seperti ini? Dari penuturan petani, mereka menganggap PPL tidak penting karena beberapa petani beranggapan bahwa PPL tidak penting, seperti menurut Bapak Agen Sitepu 60 tahun, wawancara, 23 September 2012 mengatakan: “ la mungkin jagon kalak PPL ah asangken kita mengenai rimo enda, kita lalap je ia ngerana ngenca tehna”Artinya: tidak mungkin PPL lebih tau mengenai tanaman jeruk ini, kita selalu mengamati sedangkan mereka hanya tau berbicara saja.pen. Bapak Jiwa Sitepu 50 tahun, wawancara 21 September 2012 juga mengatakan: “engkeriken sen negara enda saja nge dahinna adi PPL ah, lolit oratna sada pe” Artinya: menghabiskan uang negara saja pekerjaan PPL, manfaatnya tidak ada pen. Pandangan petani mengenai manfaat PPL bagi pengetahuan akan hama dan penyakit sangat minim. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemerintah membiarkan petani sendiri menghadapi lalat buah ini. Mungkin pihak petani juga dengan merasa pintar akan merawat jeruk tidak tepat juga. Akan tetapi, bukan semua orang yang berpandangan demikian, sehingga untuk pemerintah tetaplah seharusnya melakukan PPL untuk kemajuan pertanian Tanah Karo. Sehingga pengetahuan petani akan hama dan penyakit semakin berkembang.

4.1.4 Sumber Pengetahuan dari Kios Pupuk

Awalnya, semua petani jeruk Desa Sukanalu sangat minim menggunakan pupuk dan pestisida dalam merawat jeruk, akan tetapi seiring dengan perkembangan Universitas Sumatera Utara petani harus menggunkan pupuk dan pestisida yang banyak untuk merawat jeruk. Seiring perjalanan waktu, semakin banyak hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk petani. Petani tidak bisa lagi hanya mengandalkan dan menggunakan pupuk dan pestisida yang seadanya. karena pupuk dan pestisida yang diberikan selama ini tidak mampu untuk membasmi hama dan penyakit. Hal tersebut menyebabkan petani harus membeli pupuk dan pestisida yang dibutuhkan ke toko yang menjual segala macam jenis pupuk dan pestisida tanaman jeruk. Pengetahuan yang diperoleh dari penjual pupuk dan pestisida adalah pengetahuan mengenai pupuk dan pestisida yang dianggap baik untuk pertanian jeruk. Seperti yang dituturkan oleh Bapak Jeki Sitepu 55 tahun, wawancara 15 Oktober 2012 mengatakan: “Adi aku go kencang lanai mempan obat si kupake selama enda mis naring kusukun tukang pupuk ah kai obat rimo ah simejilena, ia metehna kai obat simejilena kita me labo bualina, apa lagi k kami sada kuta ras tukang pupuk ahh.”Artinya: ketika obat yang selama ini saya pakai tidak berfungsi lagi dengan baik saya akan langsung menanyakan kepada tukang pupuk apa obat yang bagus tukang pupuk kan pasti tau yang bagus, apa lagi karena kami satu kampung dia pasti memberi yang terbaik. pen. Dari penuturan petani di atas bahwa dapat dilihat, beberapa petani sangat tergantung kepada kios pupuk karena pada saat petani tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah pertanianya dia akan menayakan kepada kios pupuk yang dianggap lebih tau akan permasalahan jeruk mereka, dan percaya penuh karena sama tempat tinggal jadi tidak akan dikecewakan. Petani akan memilih toko pupuk yang Universitas Sumatera Utara mereka kenal dan percayai, karena di Desa Sukanalu saja ada dua toko pupuk dan di daerah tiga panah juga menjual pupuk sehingga petani dapat memilih berdasarkan kepercayaan dalam bidang pengetahuan dan keuangan karena tidak jarang petani mengebon terlebih dahlulu belajaan yang dipakai. Ini menjadi pertimbangan bagi petani untuk memilih toko pupuk tertentu sebagai langganan dan kios pupuk juga demikian. Dalam hal ini, biasanya para petani yang lebih aktif bertanya kepada penjual pupuk dan pestisida. Petani menceritakan kondisi jeruk mereka kepada penjual pupuk dan pestisida dengan berharap akan mendapatkan jenis pupuk dan pestisida yang dapat memberikan hasil yang terbaik bagi tanaman jeruk. Penjual pupuk dan pestisida biasanya menganjurkan petani untuk mencoba beberapa jenis pupuk dan pestisida. Kualitas pupuk dan pestisida yang dijual di toko pupuk dan pestisida beraneka jenis. Terkadang satu jenis pupuk dan pestisida memberikan hasil yang baik terhadap tanaman jeruk beberapa petani, namun disisi lain tidak demikian terhadap tanaman jeruk petani lain. Oleh karena itu, penjual pupuk dan pestisida biasanya menganjurkan agar pupuk dan pestisida yang digunakan disesuaikan dengan keadaan tanah, iklim dan musim. Petani Desa Sukanalu umumnya mencoba setiap pupuk dan pestisida yang dianjurkan oleh penjual pupuk dan pestisida. Hal tersebut karena menurut petani, penjual pupuk dan pestisida banyak mengetahui tentang pupuk dan pestisida yang baik dan telah banyak petani yang berkonsultasi dengan penjual pupuk dan pestisida tersebut. Jika tanaman jeruk petani memberikan hasil yang baik pada musim buah Universitas Sumatera Utara sebelumnya, petani akan menggunakan jenis pupuk dan pestisida yang sama pada musim buah berikutnya. Namun, jika hasil tanaman kurang baik maka petani akan berupaya mencari dan mengganti jenis pupuk dan pestisida yang digunakan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menayakannya kepada penjual pupuk dan pestisida. Pengalaman petani selama bercocok tanam dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sesama petani mempengaruhi petani dalam memutuskan jenis pupuk dan pestisida yang digunakan. Namun, keputusan tersebut juga tidak terlepas dari arahan penjual pupuk dan pestisida. Penjual pupuk dan pestisida juga sering memberitahukan cara-cara dan dosis penggunaan pupuk dan pestisida terhadap petani. Akan tetapi semua arahan yang diberikan oleh penjual akan disaring lagi oleh petani yang memiliki pengalaman yang lama. Akan tetapi bagi petani baru, ajuran dari penjual pupuk dan pestisida merupakan hal yang tepat dan harus diikuti sehingga banyak petani salah karena kondisi tanah berbeda dengan kondisi tanah anjuran penjual pupuk yang telah berfungsi dengan baik. Akan tetapi keberadaan kios pupuk dan pestisida sangat penting karena tempat petani bertanya dan bertukar pikiran posisi PPL digantikan oleh penjual pupuk. Pengetahuan penjual pupuk dan pestisida tidak semua dapat dijamin sehingga terjadi sesuatu dengan jeruk pertanian maka penjual pestisida tidak akan bertanggung jawab. Sebelum petani datang ke kios pupuk petani memiliki pikiran sendiri akan pupuk apa atau pestisida apa yang akan digunakan akan tetapi sebelum mengutarakan pikirannya, petani menayakan terlebih dahulu pendapat penjual pupuk. Sering sekali Universitas Sumatera Utara yang terjadi adalah kombinasi antara pikiran petani dan penjual untuk merawat tanaman jeruk petani Desa Sukanalu.

4.1.5 Sumber Pengetahuan dari Pengalaman Petani Jeruk

Pengalaman petani selama bertani merupakan pengetahuan yang paling utama dan berharga bagi petani. Pengalaman petani dari satu musim panen jeruk ke masa panen berikutnya cukup banyak. Di mulai dari masa tanam sampai masa panen bahkan dalam mengatasi hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk. Pengalaman petani dari satu musim ke musim jeruk berikutnya biasanya berbeda- beda karena masalah yang dihadapi terkadang selalu berbeda. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk juga terkadang berbeda- beda di setiap musim. Misalnya pada musim jeruk pada tahun 2000 permasalahan hama yang muncul adalah hama kutu babi dan kutu merah sedangkan pada musim tahun 2006 adalah buah gopong yang mengakibatkan buah jeruk mengerutu seperti jeruk purut, akibat penyakit yang disebabakan oleh virus. Banyak percobaan dari hasil pengamatan yang dilakukan petani. Pengetahuan yang diperoleh petani selama bertani sangat berarti, sekalipun petani mengalami kegagalan. Kegagalan atas percobaan membasmi hama dan penyakit. Dari kegagalan tersebut, petani akan belajar mengenai hama dan penyakit yang menyerang tanaman mereka. Petani juga akan mempelajari pestisida dan pupuk apa saja yang mereka pergunakan ketika musim jeruk yang pernah mereka lewati yang mengakibatkan mereka mengalami kegagalan. Jadi, pengetahuan tersebut merupakan akumulasi pengalaman petani selama bertani. Kegagalan dan keberhasilan petani dalam Universitas Sumatera Utara bercocok tanam terkhusus dalam mengatasi masalah hama dan penyakit merupakan salah satu pengalaman yang sangat berharga. Pengalaman-pengalaman tersebut akan dijadikan petani sebagai acuan untuk menentukan jenis obat atau pestisida dan pupuk yang akan digunakan pada musim jeruk berikutnya. Percobaan yang pernah berhasil dan membuat jeruk petani tumbuh dengan bagus dan menghasilkan panen jeruk yang memuaskan ini biasanya disimpan tidak diberitahukan kepada semua orang, biasanya kepada sanak saudara dekat saja dan konco dalam bertani. Akan tetapi, pengetahuan yang didapat ini tidak kekal dan dapat mempertahankan jeruk mereka dalam keadaan bagus, karena berganti musim panen, permasalahan baru akan muncul lagi sehingga pengetahuan selama ini dapat diandalkan harus dilupakan karena tidak mampu lagi menjaga produksi baru. Sehinggga, petani harus mencari pengetahuan baru dan tidak jarang petani lain dengan konco telah dapat pengetahuan baru untuk mengatasi masalah pada musim tertentu. Dinamika seperti ini sering terjadi, dituturkan oleh salah satu informan yang bernama Bapak Adil Perangin-angin. Sehingga proses belajar tidak pernah berhenti karena setiap musim jeruk permasalahan akan berganti dengan permasalahan yang baru baik hama yang baru dan penyakit yang baru. Sehingga petani harus terus belajar untuk kemajuan produksi panen jeruk, biasanya pengetahuan petani ini tidak terlepas dari pengetahuan yang dihasilkan dari kerabat, sesama petani, kios pupuk dll. Ini diakumulasi dan diambil keputusan dengan pengamatan yang telah dilakukan petani sehingga petani pintar untuk mengambil keputusan dari banyak pengetahuan yang didapatkan. Seperti yang Universitas Sumatera Utara diungkapkan oleh nande Antaria br Tarigan umur 50, wawancara 15 September 2012 pengalaman bertani 10 tahun mengatakan: “Adi aku bas nama pupuk ras erban obat kusukuni nge lebe teman silit rimona mejile ras tukang pupuk ahh, jenari adi cocok kuakap e kupake”.Artinya: saya biasanya dalam meracik pupuk dan obat biasanya saya terlebih dahulu menayakan pada petani yang memiliki jeruk bagus dan penjual pupuk, setelah itu jika saya merasa cocok saya akan memakainya.pen Terlihat bahwa Nande Antaria mengakumulasi pengetahuan pengetahuan yang dia peroleh dan menjadikan sebuah pengetahuan baru yang dia miliki sendiri, penomena seperti ini mungkin banyak dilakukan oleh petani yang ada di Desa Sukanalu. Serangan hama lalat buah saat ini mengakibatkan petani bayak yang putus asa untuk membasmi hama lalat buah. Karena berbagi percobaan telah dilakukan, namun pada umumnya gagal. Akan tetapi, dari kegagalan ini juga merupakan memperkaya pengetahuan akan hama atau penyakit. Karena dengan usaha tertentu terlihat kejadian baru walapun sasaran belum tepat untuk membasmi lalat buah akan tetapi hama yang lain teratasi akibat percobaan tersebut. Sehingga salah satu petani Nande Antaria Br Tarigan 50 tahun, wawancara 15 September 2012 mengungkapkan: “kaipe cubaken nge mbunuh cit cit enda, apai nina kalak mejile e cubaken the terakap kari”Artinya: semua kegiatan yang membasmi hama lalat buah akan dilakukan, mana tahu ada yang akan berhasil. pen . Terlihat petani terus berjuang untuk membasmi hama lalat buah dengan berbagi cara. Segala cara yang mereka tahu akan dicoba sampai pada saat salah satu Universitas Sumatera Utara cara berhasil untuk membasmi lalat buah. Akan tetapi menariknya ada beberapa petani jeruk telah panen dengan baik dari penuturan petani, bahwa solusi akan lalat buah ini telah dapat diatasi akan tetapi pengetahuan tersebut tidak dibagi dengan yang lain. Seperti yang dituturkan oleh Reja Sitepu 40 tahun, wawancara 21 Oktober 2012 pengalaman bertani selama 5 tahun mengungkapkan bahwa: “ Nen min rimo sianu ahh dehndu labo ndabuh, the kai bannna erbansa rimona la ndabuh. Adi isukun obatna, biasa nge sikupake nina, tapi la katakenna kai obatna e.”Artinya: lihatlah jeruk si X tidak jatuh. Tetapi saya tidak tau apa digunakan obatnya, tetapi ketika ditanya, diberitaukan bahwa obatnya biasa saja, akan tetapi obat apa pun tidak diberitahu. pen . Petani berpendapat bahwa sianu 34 Sumber pengetahuan dari koran, menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi petani Desa Sukanalu, karena disetiap warung kopi berlangganan salah satu koran tersebut mengunakan obat yang mahal dan melakukan pemompaan dengan 5 hari sekali sehingga jeruk tetap terjaga. Akan tetapi jika kita melakukan hal tersebut terhadap pertanian kita, akan merugi, ujar beberapa petani. Karena modal yang diperlukan untuk itu akan menjadi sangat besar. Sehingga dengan adanya yang berhasil membasmi hama mengakibatkan petani Sukanalu tetap semata untuk membasi hama lalat buah dengan pengetahuan yang mereka miliki atas dasar pengamatan yang mereka lakukan.

4.1.6 Sumber Pengetahuan dari Media Massa dan Elektronik

34 Sianu sebutan orang yang disamarkan, atau disembunyikan. Universitas Sumatera Utara lokal, sehingga berita tentang dunia pertanian khususnya masalah lalat buah sering dibaca dan menjadi topik pembicaraan petani jeruk. Permasalahan yang biasa dikoran adalah permasalahan lalat buah, sehingga permasalahan lalat buah ini tidak hanya dibicarakan oleh kalangan petani Desa Sukanalu akan tetapi telah menjadi permasalahan yang sangat serius di tingkat se- Kabupaten Karo. Bahkan di dalam bab pertama terlihat bahwa permasalahan lalat buah ini menjadi permasalahan nasional karena salah satu penghasil jeruk terbesar di Indonesia adalah Tanah Karo. Biasanya pengetahuan yang didapat dari koran karena membaca bagaimana sifat dari lalat buah yang ditulis oleh koran. Dampak yang diakibatkan dari lalat buah, selain itu sering juga ditemukan petani bahwa ada solusi yang dikemukakan oleh pemerintah tingkat kabupaten akan tetapi saat ini belum ada yang menghasilkan memuaskan untuk membasmi hama lalat buah. Sehingga dengan membaca koran akan menambah pengetahuan petani walaupun jarang dipraktekan oleh petani. Radio menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi petani jeruk mengenai hama dan penyakit. Jenis pestisida dan pupuk tertentu memasang iklan di radio, iklan tersebut bersifat menjelaskan kegunaan dari pestisida atau pupuk tertentu sehingga secara tidak langsung petani akan mendengar kegunaan dari pestisida tertentu sehingga dapat digunakan untuk membasi hama dan penyakit. Informasis dari radio, sekaligus juga memperkaya pengetahuan petani akan hama dan penyakit karena iklan tentang pestisida sangat banyak diputar di setiap frekuensi radio yang dapat ditangkap Universitas Sumatera Utara di Desa Sukanalu. Sehingga akan memperkaya pengetahuan petani dengan sendirinya jika mendengar radio. Setiap petani pada umunya memiliki radio di rumah masing masing dan mendengarkan radio menjadi rutinitas petani. Apalagi seiring dengan kemajuan zaman dengan bantuan alat casbatrai, petani dapat mendengarkan radio di ladang sambil bekerja. Sehingga disela mendengar musik akan ada iklan tentang pestisida dan biasanya tetntang pembasmian lalat buah. Himbauan dari pemerintah melalui iklan juga dilakukan. Himbauan serentak memasang lela lela untuk seluruh Kabupaten Karo untuk tahun 2012 pada bulan Agustus sampai September. Akan tetapi himbauan ini tidak menuai hasil yang baik. Karena, sepertinya hanya melalui itu, Pemda berkontribusi untuk membasmi lalat buah ini. Pertanyaan kita sekarang adalah apakah hanya dengan lela lela membasmi lalat buah? Adakah penelitian yang dilakukan pemerintah Kabupaten Karo untuk membasi lalat buah? Ini menjadi pertanyaan yang harus kita tujukan kepada Pemda Tanah Karo.

4.2 Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit