BAB III PENGETAHUAN PETANI TENTANG HAMA DAN PENYAKIT
TANAMAN JERUK
Petani Desa Sukanalu pada umumnya sulit untuk membedakan penyakit dan hama. Akan tetapi, petani menyebut semua penyakit dan dampak akibat hama adalah
“pinakit”. Meskipun begitu, ketika petani menjelaskan hama dan penyakit bahwa mereka sangat jelas mengerti akan beda hama dan penyakit. Akan tetapi di dalam
bahasa sehari-hari sebutan akan ‘pinakit’ lah yang sering di dengar. Di mana seperti penuturan oleh Bapak Jeki Sitepu,55 tahun wawancara,15 Oktober 2012 yang telah
berpengalaman bertani selama 10 tahun mengatakan: ” rimo endo go kin pinkiten kerina, idahndu gia
gundari go keri kel ndabuh rimo ndai ban cit cit, dorek kin kari la mate adi lanaibo irwat perban
lanai bo lit untungna, jenari me mate naring rimo e, gundri go gawat kel kin rimo enda ban cit cit
30
30
Cit-cit adalah sebutan bagi masyarakat petani jeruk desa sukanalu untuk hama lalat buah baik betina dan jantan.
e, ndabuh banna krina buhna e”. Artinya: pada saat
sekarang ini jeruk memang dalam keadaan sakit semua, kita bisa lihat sekarang bahwa semua buah
jeruk berjatuhan akibat binatang penggit, sehingga akan mengakibatkan jeruk mati karena tidak akan
dirawat lagi karena tidak menguntungkan lagi, sehingga petani jeruk memang di dalam keadaan
yang sangat terpuruk akibat binatang penggit, yang mengakibatkan semua buah jeruk jatuh. pen
Universitas Sumatera Utara
Penuturan salah satu petani di atas bahwa pinakit itu adalah yang diakibatkan oleh hewan akan tetapi sebutan pinakit berarti luas bagi petani jeruk Desa Sukanalu,
di mana petani lain mengungkapkan Bapak Roni Sitepu 50 tahun, wawancara 23 Agustus 2012 pengalaman bertani 5 tahun mengungkapkan bahwa:
“Gundari pinakit enda gokin reh arah hawa e, ekap erbansa rimo e ceda, janah adai go kena pinakit
teren mate, bulungna e megersing banna,ence la galang galang rimo e, e hawa krina erbansa”.
Artinya: Sekarang penyakit datang dari udara, udara yang mengakibatkan jeruk rusak, sehingga
jika terkena penakit pasti mati, yang mengakibatkan daun kuning, dan batang jeruk tidak berkembang,
ini disebabkan oleh udara. pen.
Dari pengertian hawa di atas dapat dipahami bahwa hawa adalah penyebab jeruk sakit. Akan tetapi penyebab jeruk sakit tersebut tidak dapat dilihat oleh kasat
mata, atau tidak bisa disebutkan oleh petani apa penyebabnya. Sehingga petani menyebutnya hawa cuaca yang tidak baik lagi. Dengan demikian, sangat jelas
bahwa petani dapat membedakan hama dan penyakit jika di telusuri lebih dalam. Karena itulah, peneliti mengklasifikasikan hama dan penyakit di dalam masing-
masing pembahasan yang terpisah sehingga dapat dilihat bagaimana pengetahuan petani Desa Sukanalu akan hama dan penyakit.
3.1. Konsep Petani Tentang Hama