Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit

di Desa Sukanalu. Sehingga akan memperkaya pengetahuan petani dengan sendirinya jika mendengar radio. Setiap petani pada umunya memiliki radio di rumah masing masing dan mendengarkan radio menjadi rutinitas petani. Apalagi seiring dengan kemajuan zaman dengan bantuan alat casbatrai, petani dapat mendengarkan radio di ladang sambil bekerja. Sehingga disela mendengar musik akan ada iklan tentang pestisida dan biasanya tetntang pembasmian lalat buah. Himbauan dari pemerintah melalui iklan juga dilakukan. Himbauan serentak memasang lela lela untuk seluruh Kabupaten Karo untuk tahun 2012 pada bulan Agustus sampai September. Akan tetapi himbauan ini tidak menuai hasil yang baik. Karena, sepertinya hanya melalui itu, Pemda berkontribusi untuk membasmi lalat buah ini. Pertanyaan kita sekarang adalah apakah hanya dengan lela lela membasmi lalat buah? Adakah penelitian yang dilakukan pemerintah Kabupaten Karo untuk membasi lalat buah? Ini menjadi pertanyaan yang harus kita tujukan kepada Pemda Tanah Karo.

4.2 Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit

Strategi pengendalian terhadap hama dan penyakit pada tanaman jeruk di Desa Sukanalu dilakukan dengan beberapa strategi. strategi tersebut terdiri dari pengendalian melalui tahap-tahap perawatan pada tanaman, dan penggunaan pupuk dan pestisida.

4.2.1 Strategi Melalui Tahap Pengolahan Ladang dan Pemilihan Bibit dan Jarak Tanam

Universitas Sumatera Utara Pemilihan bibit sangat penting diperhatikan dalam membudayakan tanam jeruk dengan bibit yang baik akan menghasilkan jeruk yang tahan akan hama dan penyakit. perawatan yang mudah dengan menghasilkan buah yang memuaskan. Namun kriteria bibit yang baik dituturkan oleh petani Desa Sukanalu adalah dengan biji asam yang akan disemai untuk menjadi wadah tempelan. Setelah asam disemai selama 6 bulan, biasanya diharapkan biji asam yang disemai telah tua atau asam yang telah menguning supaya menghasilkan batang asam yang kuat. Setelah itu harus memilih bakal tempelan jeruk yang baik dengan batang yang besar dan buah yang besar, sehingga akan tahan akan hama dan penyakit. Biasanya tempelan yang digunakan dari kulit jeruk yang dianggap baik untuk ditempelkan dengan batang asam yang telah disemai selama 6 bulan biasanya tempelan akan bercirikan jeruk yang ditempelkan. Setelah tunas dari tempelan layak tanam kita harus menunggu beberapa bulan biasanya paling tidak 5 bulan sehingga tunas yang dihasilkan dari tempelan dapat bertahan dengan penanaman yang akan dilakukan. Pemilihan bibit ini biasanya butuh penjejakan akan asal usul bibit jeruk. Apakah asam yang digunakan tua dan tempelan dari jeruk yang berkualitas. Penjajakan asal usul ini sangat penting sehingga kita dapat menghasilkan buah jeruk yang baik dan tahan akan hama dan penyakit. Sedangkan untuk jarak tanam yang ideal sangat penting diperhatikan karena kejadian yang terjadi dilapangan bahwa beberapa petani tidak memperhitungkan bahwa jeruk akan berkembang dengan pesat sehingga masing-masing jeruk telah bersentuhan sehingga tidak baik bagi perkembangan jeruk dan akan rentan terhadap Universitas Sumatera Utara hama dan penyakit. Jarak yang ideal menurut petani adalah 5 x 6. Sisi depan berjarak 5 M dan ke sisi samping 6 M. Ini menjadi jarak ideal bagi petani jeruk. Sehingga akar dan daun tidak saling ketemu sehingga perkembangan jeruk tetap bagus dan dengan sendirinya akan kuat menghadapi hama dan penyakit. Gambar 4.1: Jarak jeruk yang ideal menurut petani Desa Sukanalu. 5x6 M. 6 M ke sisi kiri dan kana dan 5 M kesisi depan dan belakang.

4.2.2 Setrategi Perwatan Jeruk untuk Membasi Hama dan Penyakit

4.2.2.1 Nguting dan Kelambu

Nguting memangkas cabang juga sering dilakukan oleh petani Desa Sukanalu, yakni dengan menggunting cabang yang tidak berfungsi dengan baik, dan cabang yang telah terkena hama. Sehingga akan mengoptimalkan cabang yang berfungsi dengan baik untuk menghasilkan buah yang besar dan baik. Akan tetapi akhir-akhir ini penguntingan jarang dilakukan karena biaya untuk mengunting sangat Universitas Sumatera Utara besar dan manfaatnya tidak terlalu terlihat ujar salah seorang petani. Sehingga pada saat ini petani hanya membiarkan cabang-cabang yang terkena hama atau penyakit akan mati dengan sendirinya. Cabang jeruk akan menghasilkan buah ujar petani, jadi kenapa kita mengurangi cabang sampai pada waktunya semua cabang akan menghasilkan buah menurut petani. Sehingga ngunting telah jarang dilakukan oleh petani Desa Sukanalu. Pemasangan kelambu tergolong baru bagi petani Desa Sukanalu, hanya beberapa petani yang telah menggunakan kelambu untuk menekan hama lalat buah. Tetapi beberapa dari penuturan petani, dana yang dikeluarkan untuk satu meter kelambu sebesar Rp. 100.000 dengan lebar 1 metar dan tinggi 7 M. Tinggi 7 M karena asumsi pembuat kelambu bahwa lalat buah tidak dapat terbang lebih dari 6 M dari hama dan penyakit dengan menggunakan kelambu. Sampai saat ini pengunaan kelambu ini belum memberikan hasil yang baik dibanding dengan besaran modal yang harus dikeluarkan untuk pemasangan kelambu tersebut. Bapak Abram Sitepu 40 tahun adalah salah seorang pengguna kelambu menuturkan bahwa hama lalat buah tetap menyerang walapun yang telah masuk biasanya akan mati akibat pemompaan karena tidak bisa melarikan diri lagi akan tetapi lalat bauh seakan tak ada habisnya, sehingga penggunaan kelambu kurang memuaskan.

4.2.2.2 Pengasapan

Pengasapan sering dilakukan oleh petani Desa Sukanalu untuk mengusir hama lalat buah. Dengan membakar rumput yang hijau sehingga menghasilkan asap yang banyak biasanya hasilnya kurang memuaskan karena hanya mengusir sementara. Universitas Sumatera Utara Selain pengasapan dengan rumput hijau, pengasapan dengan belerang juga dilakukan sehingga menghasilkan asap yang berbau belerang. Dari pengetahuan petani bahwa hama tidak suka dengan bau belerang yang dibakar. Sebagian besar petani mencampurkan bubuk belerang dengan pestisida yang akan dipompakan. Akan tetapi pengasapan dengan belerang ini belum memuaskan karena sifat lalat buah yang dapat terbang melarikan diri dari radiasi bau yang dihasilkan oleh pengasapan yang digunakan dengan belerang. Namun, petani Desa Sukanalu tetap melakukan pembakaran belerang untuk membantu mengurangi serangan dari lalat buah. Seperti yang ditutukan oleh Bapak Joni Sitepu 50 tahun, wawancara 23 September 2012 pengalaman bertani 10 tahun bahwa: “Nutungi peren peren karaben e naring rusur iban lah engkurangi cit cit e, adi gebuk kapna melawes ia, tapi reh kang kari tapi adi usur usur lalap me kurang nge kari ganasna, si mejilena tutung peren peren e ras kertah, e biasana reh jilena ban la kapna sikap adi lit bau kertah ahh”.Artinya: pembakaran rumput pada sore harilah yang sering dilakukan untuk mengurangi keganasan lalat buah, jika ada asap lalat buah akan pergi, akan tetapi akan datang lagi tetapi jika kita melakukannya rutin paling tidak dapat mengurangi keganasan lalat buah, yang paling baik sebenarnya pengasapan dilakukan dengan belerang, ini lebih bagus karena bau belerang tidak disukai oleh lalat buah. pen. Dari penuturan petani diatas bahwa pengasapan sering dilakukan pada sore hari. Karena, menurut petani pada sore menjelang malam biasanya lalat buah menyerang buah jeruk petani sehingga untuk mengurangi serangan itu petani biasanya melakukan pengasapan pada sore hari. Biasanya rumput yang dibakar Universitas Sumatera Utara adalah rumput yang dibersihkan dari pokok jeruk sehingga membuat tanaman jeruk bersih dan bermanfaat untuk dijadikan pembakaran.

4.2.2.3 Pemasangan Perangkap Lalat Buah

Pemasangan perangkap yang disebut masyarakat setempat adalah pemasangan lela-lela yang diberi bau untuk mengundang kehadiran lalat buah, dan wadah yang digunakan biasanya kantungan pelastik kecil, yang biasanya diisi air dan air yang diisikan diberi zat pewarna sehingga menarik perhatian lalat buah. Biasanya zat pewarna yang ditambahkan berwarna kuning, sehingga di luar wadah tersebut dioleskan lela-lela yang mengandung bau khusus yang menarik perhatian lalat buah sehingga bau tersebut akan dicari oleh lalat buah dan lela lela dipasang dalam wadah tersebut mengandung lem sehingga setiap lalat buah yang datang akan terkena lem sehingga mati. Sangat banyak lalat buah yang didapat dan mati akan tetapi lalat buah seperti tidak ada habisnya karena tetap menyerang tanaman jeruk petani walupun telah terkena perangkap begitu banyak. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2: Wadah lela lela Pemasangan lela lela ini tergolong tidak baik oleh beberapa petani karena dengan memasang lala lala semua hama lalat buah akan datang ke areal jeruk kita. Sehingga sebelum terkena perangkap lalat buah akan menyuntikan telur terlebih dahulu sehingga jeruk tetap jatuh, ini pendapat beberapa petani. Akan tetapi pendapat petani lainya bahwa lalat buah akan habis lihatlah hasil yang didapatkan oleh perangkap ini dalam hitungan jam saja. Kita bisa menangkap lalat buah dalam jumlah ribuan jika semua petani melakukan pemasangan secara serentak maka lalat buah akan habis. Keserentakan memasang lela lela belum dapat dilakukan karena petani tidak semua sepaham akan pemasangan lela lela, disini terlihat bahwa pengetahuan petani tersebut sangat beragan akan hama, sehingga penanggulangan hama sangat beragam dilakukan oleh petani. Seperti penuturan Bapak Owen sitepu 45 tahun, wawancara 23 Oktober 2012 mengatakan: Universitas Sumatera Utara “Keri nge dungna cit cit e adi lalap sipasang lela lela, lobaci ia ertahan adai ribun nge dat tiap wari, bicara akapndu krina kita si puna rimo masang lela lela me keri naring, eda ban langa kap lit keserentaken e, jadi lalap la keri cit cit enda”.Artinya: lalat buah akan pasti habis jika kita selalu memasang lela lela, tidak mungkin tidak habis karena setiap kita memasang lela lela ribuan lalat buah yang terperangkap. Saat ini karena tidak ada keserentakan memasang lela lela, sehingga lalat buah tidak habis-habis pen . Terlihat di penuturan petani di atas bahwa optimis lalat buah dapat dibasmi dengan lela lela jika dilakukan serentak. Akan tetapi, beberapa petani tidak sepaham karena petani beranggapan bahwa lela lela hanya mengundang lalat buah untuk datang, sebelum lalat buah terperangkap lalat buah terlebih dahulu menyuntikan telurnya ke dalam buah jeruk sehingga jeruk akan jatuh. Seperti penuturan Bapak Agen Sitepu 60 tahun, wawancara 25 Oktober 2012 mengatakan: “Labo lit oratna lela lela ah, erbanca reh saja cit cit krena kujumata, ence sebelum kena lem go citina leben rimto krina, metetap nge kerindabuh ban cit cit ndai”.Artinya: lela lela tidak bermanfaat, lela lela hanya mengundang lalat buah untuk datang, dan sebelum terkena perangkap lem lalat buah terlebih dahulu menggit jeruk, sehingga buah jeruk tetap habis berjatuhan. pen .

4.2.2.4 Strategi Pengendalian Hama Dan Penyakit Melalui Pestisida dan Pupuk

Sebelum tahun 1980-an, petani Desa Sukanalu belum menggunakan pupuk buatan yang berfungsi untuk menyuburkan tanah. Hal tersebut disebabkan karena menurut petani pada waktu itu tanah di sekitar ladang milik petani masih dikategorikan subur. Kondisi tanah yang subur akan menghasilkan hasil buah jeruk Universitas Sumatera Utara yang memuaskan bagi petani. Hal tersebut dipengaruhi karena pada saat itu petani hanya memompa jeruk 1 bulan sekali dan pemupukan selama 1 tahun sekali akan tetapi menghasilkan buah jeruk yang memuaskan. Karena pada tahun 80-an hama dan penyakit ada, akan tetapi tidak ganas menyerang tanaman jeruk. Pupuk dan pestisida juga digunakan seadanya, hanya pada saat dibutuhkan. Dengan perangsangan dan jenis pupuk dan pestisida yang mengakibatkan jeruk makan dengan sangat cepat dan menghasilkan buah yang sangat melimpah akan tetapi berdampak pada jangka panjang yang mengakibatkan hara tanah habis sehingga petani menyebut bahwa tanah di Desa Sukanalu telah capek. Karena telah dipaksa dengan penggunaan pupuk perangsang dan pestisida yang mengakibatkan jeruk berkembang dengan tidak wajar. Akan tetapi pemupukan dan penggunaan pestisida tetap dilakukan oleh petani karena terpaksa jika tidak melakukan pemupukan dan penggunaan pestisida yang berlebihan, maka jeruk akan tidak menghasilkan buah sama sekali. Sehingga petani seakan-akan terjebak di dalam lingkar kapitalisme dengan mengeluarkan produk sehingga mengakibatkan ketergantungan terhadap peroduk tersebut, dan petani dengan terpaksa harus selalu menggunakan produk tersebut.

A. Jenis-jenis Pestisida yang Digunakan

Jenis pestisida yang digunakan petani Desa Sukanalu sangat beragam. Karena berganti permasalahan berganti pestisida yang digunakan. Selain itu pestisida atau penyemprotan merupakan hal terpenting dalam perawatan jeruk khususnya untuk hama dan penyakit. Sehingga penyemprotan tidak diperbantukan biasanya jika petani Universitas Sumatera Utara jeruk masih sanggup untuk menyemprot pekerjaan ini akan dilakukan sendiri karena pemompaan paling penting seperti yang dituturkan petani jeruk Nande Antaria Br Tarigan 50 tahun, wawancara 25 Oktober 2012 mengatakan : “Bas mompa enge si pentingna, adi mejile ban mompa rimo e pasti mejile, emaka adi mopa labo ku pemoken.”Artinya: di dalam penyemprotan merupakan paling penting dan membuat jeruk bagus, sehingga dalam penyemprotan saya selalu melakukannya sendiri pen . Pada umumnya petani Desa Sukanalu melakukan pemompaan sendiri karena beberapa alasan bahwa pekerja tidak tahu cara, terkadang tahu cara memompa dengan baik tapi tidak dilakukan sehingga petani Desa Sukanalu jarang memakai jasa pemompa terkecuali orang yang telah dipercaya. Pengunaan pestisida ini didasari dari pengetahuan yang dimiliki petani untuk memilih pestisida yang cocok untuk tanaman jeruk mereka. Beberapa pertimbangan telah dilakukan untuk memutuskan pestisida apa yang digunakan, biasanya dari tukang pupuk dan pengalaman bertani pertimbangan seperti itu dihasilkan. Berbagai jenis pestisida yang digunakan petani menyebutnya sesuai dengan kebutuhan jeruk pestisida yang digunakan sehingga petani dengan sendirinya telah memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh tanaman jeruk mereka.

B. Jenis Pestisida dan Cara Penggunaannya

Jenis pestisida sangat beragam yang dikenal oleh petani Desa Sukanalu akan tetapi petani menggunakan pestisida sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tanaman jeruk dan memilih pestisida tertentu. Hal ini karena, sesuai dengan keadaan Universitas Sumatera Utara ladang sehingga pertimbangan pemilihan pestisida sangat dibutuhkan dan merupakan pengetahuan yang penting untuk memutuskan pestisida yang digunakan untuk membasmi hama dan penyakit. Jenis-jenis pestisida yang digunakan untuk membasmi hama antara lain Mestapen, Prepktion, Lanet, Dapat, Curacon, Orten dll. Obat perangsang jeruk untuk berkembang antara lain Atonok, Depolatan, Santa Mikro Seccor. Untuk zat buah dipakai Gandasil, dan biasanya takaran yang digunakan sesuai dengan pengamatan masing-masing petani.

C. Jenis Pupuk yang Digunakan dan Cara Pemakaian

Pada umumnya pupuk hanya untuk mendukung pertumbuhan dan membasi penyakit untuk membasi hama biasanya petani di Desa Sukanalu menggunakan pestisida yang di semprotkan. Akan tetapi, pemupukan sangat penting karena mendukung pertumbuhan sehingga secara tidak langsung membantu daya tahan jeruk untuk menghadapi hama dan penyakit. Sehingga pemupukan merupakan bagian penting dalam perawatan jeruk sehingga petani Desa Sukanalu menggunakan pupuk untuk membantu kesuburan tanah. Kesuburan tanah di Tanah Karo tergolong baik akan tetapi dengan penggunaan perangsang yang membuat tanaman memakai hara tanah berlebihan sehingga mengakibatkan petani harus membantu dengan pupuk sehingga kesuburan tanah tetap terjaga. Akan tetapi, pemupukan memiliki strategi di dalam pertanian di Desa Sukanalu. Universitas Sumatera Utara Strategi pemupukan banyak diketahui oleh masyarakat desa. Salah satu dengan membuat lingkaran seluas rimbunan daun jeruk dengan menggunakan cangkul sehingga lobang yang berbentuk lingkaran akan ditabur pupuk yang telah diramu oleh petani dan lobang tersebut akan ditutup dengan rumput yang dibersihkan dari sekeliling jeruk sehingga pupuk tidak terkena panas dan ditutupi oleh rumput yang telah mati sehingga mempermudah akar jeruk memakan pupuk yang telah diracik oleh petani. Selain cara melingkari mengunakan lobang berbetuk panjang searah dengan lereng jeruk dan menaburkan pupuk dan menutup kembali dengan tanah yang dibuka untuk membuat lobang. Selain itu, strategi lain yang dilakukan petani yakni menebarkan pupuk di bawah jeruk dengan cara mengeliling jeruk dan setelah pupuk ditebar petani akan membabat rumput yang ada di bawah jeruk yang ditebar oleh pupuk sehingga pupuk yang ditebar ditutupi oleh rumput yang dibabat. Tanpa melobangi ini menjadi strategi yang praktis dan tidak menghabiskan tenaga kerja yang banyak sehingga strategi pemupukan seperti ini banyak digunakan oleh petani Desa Sukanalu. Jenis-jenis pupuk yang digunakan petani Desa Sukanalu untuk mendukung perkembangan jeruk antara lain Urea, TSP, NPK, Paten Kali Butir. Urea untuk perkembangan daun. TSP berguna untuk perangsangan buah, sedangkan Paten Kali untuk merangsang agar batang kokoh. Inilah jenis pupuk yang digunakan petani Desa Sukanalu untuk tanaman jeruk mereka dan racikan sendiri .

4.3. Cit cit: Lalat Buah yang Menakutkan