Cit cit: Lalat Buah yang Menakutkan

Strategi pemupukan banyak diketahui oleh masyarakat desa. Salah satu dengan membuat lingkaran seluas rimbunan daun jeruk dengan menggunakan cangkul sehingga lobang yang berbentuk lingkaran akan ditabur pupuk yang telah diramu oleh petani dan lobang tersebut akan ditutup dengan rumput yang dibersihkan dari sekeliling jeruk sehingga pupuk tidak terkena panas dan ditutupi oleh rumput yang telah mati sehingga mempermudah akar jeruk memakan pupuk yang telah diracik oleh petani. Selain cara melingkari mengunakan lobang berbetuk panjang searah dengan lereng jeruk dan menaburkan pupuk dan menutup kembali dengan tanah yang dibuka untuk membuat lobang. Selain itu, strategi lain yang dilakukan petani yakni menebarkan pupuk di bawah jeruk dengan cara mengeliling jeruk dan setelah pupuk ditebar petani akan membabat rumput yang ada di bawah jeruk yang ditebar oleh pupuk sehingga pupuk yang ditebar ditutupi oleh rumput yang dibabat. Tanpa melobangi ini menjadi strategi yang praktis dan tidak menghabiskan tenaga kerja yang banyak sehingga strategi pemupukan seperti ini banyak digunakan oleh petani Desa Sukanalu. Jenis-jenis pupuk yang digunakan petani Desa Sukanalu untuk mendukung perkembangan jeruk antara lain Urea, TSP, NPK, Paten Kali Butir. Urea untuk perkembangan daun. TSP berguna untuk perangsangan buah, sedangkan Paten Kali untuk merangsang agar batang kokoh. Inilah jenis pupuk yang digunakan petani Desa Sukanalu untuk tanaman jeruk mereka dan racikan sendiri .

4.3. Cit cit: Lalat Buah yang Menakutkan

Universitas Sumatera Utara Cit cit adalah momok yang sangat menakutkan bagi petani jeruk di tanah karo khususnya di Desa Sukanalu. Karena cit cit membuat dampak yang sangat besar bagi setiap petani jeruk karena dapat merubah perekonomian petani, hidup petani, sekolah, usaha, emosi petani dan raut muka petani. Karena cit cit saat ini benar-benar menjadi musuh tidak hanya petani jeruk akan tetapi penjual jeruk dan pembeli jeruk. Karena cit cit tidak hanya merugikan petani tetap merugikan pengusaha jeruk atau penjual jeruk, karena dapat merugi akibat serangan lalat buah yang tidak terlihat langsung oleh mata namun membutuhkan beberapa hari untuk melihat indikasi terserang hama lalat buah, sehingga pada saat jeruk dibeli oleh pembeli tokeh jeruk, jeruk yang terkena lalat buah belum semua terlihat oleh mata. Sehingga ketika barang sampai di daerah pemasaran khususnya Pulau Jawa atau daerah lain yang membutuhkan waktu pemasaran beberapa hari, yang terjadi adalah pada saat barang sampai pada tujuan baru kelihatan serangan dari lalat buah sehingga tidak jarang tokeh tumpur puluhan juta. Seperti penturan tokeh jeruk A, Ginting, wawancara 19 juli 2012 mengungkapkan: “Ihh …Sada motor torontonta ndai terpaksa dayaken ban cicit nadai, go melala kel rugi baci kin kapndu lang rimo buat jeda lelang taksiren 20 ton dat pe 10 ngenca, ence she jah macik ka krina rimo nadai, dorek kin kapndu la terpasa dayaken sada toronton e. adi sekali ngirim e saja rugi 100 juta”. Artinya: satu mobil toronton saya harus dijual karena cit cit, sudah banyak saya rugi karena jeruk yang saya beli secara lelang diperkirakan dapat 20 ton akan tetapi ketika di petik hanya 10 ton, dan sampai pada tujuan pengiriman jeruk yang dikirim semua busuk, sehingga saya harus terpaksa menjual satu dari mobil toronton saya, karena Universitas Sumatera Utara sekali melakukan pengiriman saja saya merugi hingga 100 juta. pen Sambil bapak A, Ginting sambil mengatakan ihh menggelengkan kepala menuturkan kejadian itu kepada penulis, terlihat juga wajah yang penuh marah pada saat menerangkan isi hatinya terhadap penulis. Memang sangat miris serangan lalat buah pada saat ini yang terlihat di atas. yaitu ratapan dari pengusaha jeruk atau tokeh jeruk yang diakibatkan oleh serangan lalat buah. Yang lebih miris lagi petani jeruk yang langsung melihat ganasnya serangan hama lalat buah, pada saat ditanya Ibu R. Barus, wawancara 24 Oktober 2012 mengatakan bahwa: “E..[sambil menggelengkan kepala] lanai kel bo lit oratna rimo nadai, go keri kel krina ndabuh bancit cit nadai, 10 ton pe ndai lit das rimo e, gundari muat 500 kg pe simejilena e go mesera kl. Uganari nge kapndu ban e yah, go e kel arapken man nama pupuk ras sen anak sekolah, kujari nge kapndu kari asak e, elanai kel tangung kita krina ban cit cit nadai.” Artinya: pengusaha jeruk sangat menderita sekarang, jeruk semua jatuh akibat dari cit cit, sebelum diserang lalat buah jeruk saya ada 10 ton, sekarang setelah diserang lalat buah mengambil 500 kg dengan keadaan tidak terkena lalat buah sangat sulit, bagaimana lagi dibuat kalau keadaan sudah seperti ini, buah jeruk tersebut telah dipersiapkan untuk perawatan selanjutnya dan biaya untuk anak anak sekolah, ke mana lagi saya harus mencari jalan keluar, memang sangat gawatlah serangan lalat buah ini. pen Terlihat dari raut muka Ibu R Barus sangat sedih dengan kejadian ini. Karena serangan lalat buah memutuskan semua keinginan yang dia susun selama ini, saya Universitas Sumatera Utara melihat kondisi ibu R Barus yang penuh kesedihan seakan habis harapan lagi karena harapannya selama ini telah hilang akibat serangan lalat buah. Tidak hanya Ibu R.Barus, Bapak Samudra Ginting 44 tahun, wawancara 25 September 2012 juga menuturkan kepada penulis bahwa: “ Aku la aku mela ngatkenca, naktak iluh ku e ngenen rimota ndai ndabuh krina, keri kel krina ndabuh ban cit cit nadai padahal 2 minggu nari go baci utip akapndu me sayang kel e, kita latih naring siakap, modalna pe gomelala sitik pe lanai mulih keri kerina ban cicit nadai, me megogo naring kelkapndu siakap, terbunuhi k pe la cict e, lang lebih kel kuidah garana ngenen cict cit e ya”. Artinya: saya tidak malu mengungkapkan, bahwa saya menangis ketika melihat jeruk saya luluh lantah. Akibat dari lalat buah padahal jeruk saya akan dapat dipetik 2 minggu lagi kan sangat sayang, saya sangat capek merawat, dan menghabiskan modal yang besar akan tetapi tidak ada hasil yang didapatkan akibat dari lalat buah, membalas lalat buah dengan dibunuh pun tidak bisa, sebenarnya saya sangat geram akan lalat buah tersebut. pen Dari penuturan Pak Samudra Ginting bahwa dia sampai meneteskan air mata akibat serangan cit cit, karena melihat semua buah jeruknya jatuh ke tanah akibat serangan cit cit, dan Pak Ginting menuturkan tidak ada jalan untuk membalas cit cit karena segala sesuatu yang membunuh cit cit telah dilakukan akan tetapi cit cit seakan tidak pernah habis oleh tindakan yang dilakukan sehingga rasa sedihlah yang ditinggalkan oleh cit cit. Lain lagi prinsip dari bapak Reja Sitepu bahwa dia menyerah akan serangan cit cit karena begitu ganas dan sangat merugikan akan tetapi Bapak Reja 40 tahun, wawancara 23 juli 2012 mengungkapkan bahwa: Universitas Sumatera Utara “Lanai bo tertahan cicit ndai, engkriken sen naring ngenca erimo nadai ban cit cit enda, emaka kutabah rimo ta ah, lah ganti ku kopi”. Artinya: lalat buah tidak dapat dibasmi lagi, menghabiskan uang saja jika kita memperhatikan tanaman jeruk ini karena serangan dari lalat buah sangat ganas, sehingga saya menebang jeruk saya dan mengganti ketanaman kopi. pen Bapak Reja lebih memilih menebang pokok jeruk dan mengganti dengan yang baru, akan tetapi dari penuturan bapak Reja penulis melihat wajah yang kesal pada saat menyebut cit cit dan menebang pohon karena dia sangat kesalkan cit cit tersebut memaksa bapak Reja untuk menebang jeruk yang telah lama ia tanam. Nande Antaria umur 50 tahun, wawancara 25 Oktober 2012 mengunkapkan bahwa. “Ahhhh…aku lanai merhat ngene rimo ndai pe, keri kel ndabuh bancit cit ndai kerina, emaka aku go kisat kujuma pe, uga pekari gom keri ndabuh ban cicit ndai kerina, lit sanga jendai rimo ndai 10 ton, gundari teren lanaibo lit asakai pe. Emaka mate kel nge kita ban cicit enda[dengan mengunkapkan penuh kesedihan].”Artinya: saya tidak mau melihat jeruk saya lagi, karna pasti sudah habis dibuat lalat buah semuanya, kemarin ada kira kira 10 ton jeruk saya, sekarang sudah pasti tidak ada lagi sama sekali, sehingga mati kali kita dibuat oleh lalat buah ini.pen. Dari penuturan Nande Antari bahwa dapat kita lihat bagaimana kerugian petani. Harga jeruk rata-rata pada kisaran harga 4000kg jika jeruk dihasilkan sebanyak 10 ton berarti kerugian yang diakibatkan oleh lalat buah adalah 40 juta rupiah. Angka ini tentu tidak sedikit dan kejadian seperti ini pada umumnya dialami petani Desa Sukanalu. Petani jeruk sangat terpukul dengan serangan cicit tersebut, namun ada juga sebagian mengungkapkan bahwa ini hukuman bagi petani yang telah sombong selama ini dengan keberhasilan yang dimiliki selama bertani jeruk. Universitas Sumatera Utara Terlihat jelas bagaimana dampak yang bisa diakibatkan oleh cit cit ini sangat merugikan petani dan sampai saat ini penanggulangan cit cit belum dapat ditemukan sehingga dapat kita bayangkan bagaimana penderitaan petani jeruk khususnya Desa Sukanalu akibat dari serangan yang namanya cit cit. Sebagian petani hanya berharap kepada Tuhan supaya serangan dari cit cit dapat segera berhenti. Setiap mendengar kata cit cit saja petani langsung menggelengkan kepala dengan raut yang lemas dan terlihat penderitaan akibat dari cit cit tersebut. Sehingga wajah petani berubah akibat dari cit cit yang tadinya sering menjadi penuh dengan beban akibat dari cit cit yang tadinya memiliki rencana harus ditunda karena cit cit dan yang tadinya memiliki 3 toronton harus berkurang karena cit cit dan yang tadinya ingin kuliahsekolah harus terhenti. Sekarang, cit cit telah menjadi sebuah fenomena di dalam dunia pertanian secara umum, dan pertanian Kabupaten Karo secara khusus. Dampak yang ditimbulkan sangat besar sehingga pemerintah atau yang terkait seyogianya berusaha dan ikut bertanggungjawab untuk menanggulangi permasalahan. Karena untuk itulah pemerintah negara ada, yakni untuk mewujudkan dan melayani rakyatnya untuk kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara B A B V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan