commit to user 31
1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kelengkapan
pengungkapan wajib dalam LKPD berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan SAP. Penelitian ini memfokuskan pada kelengkapan pengungkapan wajib akun-
akun yang terdapat pada neraca yang tertuang dalam SAP. Neraca mendapatkan perhatian penting karena merupakan laporan yang memberikan gambaran utuh
dari suatu entitas pemerintah daerah pada suatu titik waktu Bastian, 2006: 432. Neraca memberikan informasi penting kepada manajemen pemerintah daerah,
pihak legislatif daerah, para kreditor, serta masyarakat luas tentang posisi atau keadaan dari kekayaan atau aktiva daerah beserta kewajiban dan ekuitas dananya
pada tanggal tertentu Bastian, 2006: 433.
Street dan Gray 2001 dan Al Shiab 2008 menyebutkan bahwa terdapat dua pendekatan untuk mengukur tingkat pengungkapan wajib, yaitu pendekatan
dikotomi dan pendekatan alternatif. Pengukuran untuk indeks pengungkapan wajib setiap sampel pemerintah daerah dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan pendekatan dikotomi. Penentuan skor bersifat dikotomi, yaitu sebuah item diberi skor 1 satu apabila diungkap oleh perusahaan dan 0 nol jika
tidak diungkap.
Rumus yang digunakan dalam menentukan tingkat pengungkapan wajib
adalah.
å å
= =
= =
=
m i
i n
i i
j
d M
d T
C
1 1
commit to user 32
C
j
is indeks pengungkapan wajib dalam neraca untuk setiap pemerintah daerah dan
1 £
£
j
C . T merupakan total item yang diungkap d
i
oleh pemerintah daerah j. M merupakan jumlah maksimum item yang diwajibkan
diungkap d
i
oleh pemerintah daerah j.
2. Variabel Independen
a. Umur Kepala Daerah AGE Upper echelons theory menyatakan bahwa usia seorang manajer
secara positif berhubungan dengan kecenderungan untuk melihat lebih banyak informasi, mengevaluasi informasi dengan lebih akurat, dan lebih lama dalam
mengambil keputusan Hambrick dan Mason, 1984. Bamber et al. 2010 berargumen bahwa eksekutif lahir sebelum Perang Dunia II mengembangkan
gaya komunikasi yang lebih konservatif dan lebih tepat dalam melakukan pengungkapan. Indikator untuk variabel ini umur seorang kepala daerah.
b. Level Pendidikan Kepala Daerah LEVEL Eksekutif yang memiliki level pendidikan yang lebih tinggi memiliki
kognitif yang lebih kompleks Hitt an Taylor, 1991. Eksekutif yang memiliki level pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki kemampuan untuk
memproses informasi yang lebih kompleks dan lebih tepat dalam melakukan pengungkapan Bamber et. al, 2010. Indikator untuk variabel ini adalah ‘1’
untuk kepala daerah lulusan strata 1 atau yang memiliki level pendidikan yang lebih tinggi dan ‘0’ untuk kepala daerah dengan level pendidikan di bawah
strata 1.
commit to user 33
c. Latar Belakang Pendidikan Kepala Daerah BACKG
Milne and Patten 2002 menyatakan bahwa seorang individu yang memiliki pengalaman dalam bidang akuntansibisnis lebih mungkin untuk
memahami praktik pelaporan keuangan dan informasi akuntansi yang terkandung dalam annual report. Konsekuensinya, latar belakang akuntansi
bisnis akan mempengaruhi pemahaman mengenai laporan keuangan. Mandasari 2010 menjelaskan bahwa kepala daerah yang memiliki latar
belakang pendidikan ekonomiakuntansi berpengaruh terhadap pemenuhan pengungkapan wajib LKPD. Indikator untuk variabel ini adalah ‘1’ untuk latar
belakang ekonomi akuntansi dan ‘0’ non ekonomiakuntansi. d. Masa Jabatan Kepala Daerah TENURE
Masa jabatan adalah didefinisikan sebagai lama waktu seseorang menduduki jabatan sebagai seorang pemimpin dalam sebuah organisasi.
Terdapat beberapa penelitian yang menggunakan masa jabatan seorang eksekutif untuk memprediksi outcome sebuah organisasi Thomas et al., 1991;
Hambrick and Mason, 1984; Ellis and Child, 1973; Wiersema and Bantel, 1992; Bantel and Jackson, 1989. Ellis and Child 1973 berpendapat bahwa
semakin lama masa jabatan berhubungan dengan konservatisme dan penghindaran risiko. Salancik 1977 dalam Finkelstein dan Hambrick 1990
menyatakan bahwa ketika seorang manajer mencapai kesuksesan dalam sebuah organisasi, mereka cenderung untuk mempertahankan cara-cara untuk
mencapai kesuksesan tersebut. Indikator untuk variabel ini lama masa jabatan seorang kepala daerah.
commit to user 34
e. Current Ratio CR
Current ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam menjamin pemenuhan kewajiban lancar dengan
harta lancar yang dimiliki. Kedua angka dalam penghitungan rasio ini dihitung dengan menggunakan data dalam neraca pemerintah. Semakin tinggi angka
rasio ini memberi penggambaran bahwa pemerintah daerah mempunyai sisa aktiva lancar yang cukup untuk menjamin pemenuhan kewajiban lancar.
Untuk menentukan besarnya rasio ini, menurut Cohen 2006 formula yang dapat digunakan adalah seperti berikut.
CR =
s Liabilitie
Current Assets
Current
f. Debt to Equity Ratio DER Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara jumlah total
hutang pemerintah dengan total ekuitas dana. Rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah dalam memberi jaminan pemenuhan seluruh jumlah
hutang dengan jumlah ekuitas dana yang dimiliki oleh pemerintah pada tanggal tertentu. Kedua angka rasio ini ditentukan dengan menggunakan
angka dalam neraca pemerintah. Untuk menentukan besarnya rasio ini, menurut Cohen 2006 formula yang dapat digunakan adalah seperti berikut.
DER =
Equity Debt
commit to user 35
g. Assets Turnover AT Assets turnover merupakan perbandingan jumlah pendapatan asli
daerah dengan jumlah total asset yang dimiliki oleh Pemda. Angka rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam memperoleh
pendapatan asli daerah dengan menggunakan total asset yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang bersangkutan, semakin tinggi angka rasio ini
menandakan bahwa
semakin baik
kemampuan pemerintah
dalam mengusahakan asset yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan bagi
daerah. Menurut Cohen 2006 formula untuk menghitung angka rasio ini adalah seperti berikut ini.
AT =
Assets Total
enues Rev
Operating Total
h. Operating Revenues to Total Revenues ORTR Operating revenues to total revenues adalah perbandingan antara
jumlah pendapatan asli daerah dengan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Kedua angka yang
digunakan dalam penghitungan rasio ini diambil dari neraca pemerintah. Untuk menentukan jumlah angka rasio ini, formula yang digunakan adalah
formula yang dinyatakan oleh Cohen 2006 seperti berikut ini.
ORTR =
enues Rev
Operating Total
Subsidies venues
Re Operating
Total -
commit to user 36
i. Operating Revenues to Operating Expenses OROE Operating revenues to operating expenses merupakan perbandingan
antara jumlah pendapatan asli daerah dengan jumlah belanja operasi daerah dalam suatu periode tertentu. Untuk menentukan jumlah angka rasio ini angka
yang digunakan adalah angka dalam laporan realisasi anggaran. Angka rasio ini menunjukkan kemampuan pemerintah dalam memperoleh pendapatan asli
daerah dengan belanja operasi yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Untuk menentukan angka rasio ini formula yang digunakan oleh peneliti
adalah formula yang digunakan oleh Cohen 2006 berikut ini.
OROE =
Expenses Operating
enues Rev
Operating Total
E. Metode Analisis Data