Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

commit to user 36 i. Operating Revenues to Operating Expenses OROE Operating revenues to operating expenses merupakan perbandingan antara jumlah pendapatan asli daerah dengan jumlah belanja operasi daerah dalam suatu periode tertentu. Untuk menentukan jumlah angka rasio ini angka yang digunakan adalah angka dalam laporan realisasi anggaran. Angka rasio ini menunjukkan kemampuan pemerintah dalam memperoleh pendapatan asli daerah dengan belanja operasi yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Untuk menentukan angka rasio ini formula yang digunakan oleh peneliti adalah formula yang digunakan oleh Cohen 2006 berikut ini. OROE = Expenses Operating enues Rev Operating Total

E. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali 2009, uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria sebaran atau distribusi normal. Salah satu cara agar data dapat berdistribusi normal adalah dengan menggunakan lewat pengamatan nilai residual. Cara lain dengan melihat distribusi dan variabel-variabel yang akan diteliti. Walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat commit to user 37 menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan uji ini dapat diketahui apakah distribusi nilai-nilai sampel yang teramati terdistribusi normal. Kriteria dalam pengujian normalitas dalam pengujian ini adalah jika probability value p-value lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 5, maka data variabel terdistribusi secara normal. Jika p-value lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5, maka data variabel terdistribusi secara tidak normal. b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji suatu model regresi linear, untuk melihat keberadaan korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan periode t-1 Ghozali, 2009. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pendeteksian gejala ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin- Watsonn yaitu dengan cara membandingkan nilai Durbin-Watson dengan nilai d tabel. Kriteria untuk menentukan terjadinya autokorelasi atau tidak menggunakan uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut. Tabel III.1. Kriteria Uji Durbin-Watson Interval Kriteria d-W d L Ada autokorelasi positif d L d-W d U Tanpa kesimpulan d U d-W 4-d U Tidak ada autokorelasi 4-d U d-W 4-d L Tanpa kesimpulan d-W 4-d L Ada autokorelasi negatif commit to user 38 c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak random acak, tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Gejala heteroskedastisitas terjadi pada model yang menggunakan data sample secara cross section. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Apabila nilai signifikansi 0,05, maka model tersebut bebas dari heteroskedastisitas. Namun, jika nilai signifikansi 0,05, maka terdapat heteroskedasitas.

d. Uji Multikolonieritas