commit to user 19
6. Karakteristik Manajer Puncak dan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan
Hambrick dan Mason 1984 dalam upper echelons theory menyatakan bahwa outcome sebuah organisasi, baik strategi maupun efektivitas, dipandang
sebagai cerminan nilai dan kognitif dari seseorang eksekutif dalam sebuah organisasi. Terdapat beberapa penelitian terkait argumen tersebut. Berthand dan
Schoar 2003 meyatakan bahwa seorang manajer berpengaruh terhadap perliaku organisasi dan kinerja organisasi. Manner 2010 menyatakan karakteristik CEO
berpengruh terhadap corporate social performance. Finkelstein dan Hambrick 1990 menyatakan bahwa masa jabatan manajer puncak berpengaruh terhadap
outcome sebuah organisasi. Beberapa penelitian terkait pengaruh seorang eksekutif terhadap outcome
akuntansi sebuah organisasi juga telah dilakukan. Bamber et al. 2010 meneliti pengaruh seorang eksekutif dalam melakukan pengungkapan dalam laporan
keuangan. Bamber et al. 2010 memproksikan karakteristik seorang manajer puncak dengan umur, latar belakang fungsional, latar belakang militer, dan
pendidikan master of business administration MBA. Hasilnya menunjukkan bahwa seorang manajer berpengaruh secara signifikan terhadap pengeungkapan
sukarela. Seorang manajer juga berpengaruh signifikan terhadap discretionary accruals, aktivitas off-balance-sheet, dan konservatisme Ge et al., 2009. Dyreng
et al. 2010 meneliti pengaruh seorang eksekutif terhadap penghindaran pajak sebuah perusahaan. Hasilnya menunjukan bahwa seorang eksekutif berpengaruh
signifikan terhadap penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan.
commit to user 20
Finkelstein dan Hambrick 2010 meneliti pengaruh masa jabatan manajer puncak
terhadap outcome sebuah organisasi.
Untuk sektor publik, Seeba et al. 2009 menyatakan bahwa karakteristik manajer puncak kepala daerah berpengaruh terhadap strategi dan kinerja
pemerintah daerah di Dubai. Seeba et al. 2009 memproksikan karakteristik kepala daerah menggunakan age, education levels, tenure, serta alignment dan
performance. Penelitian yang dilakukan Mandasari 2009 juga menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan kepala daerah berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan wajib.
Literatur keuangan menyatakan bahwa terdapat sedikit peran untuk idiosinkrasi seorang manajer, tetapi literatur manajemen strategi menyatakan
bahwa seorang individu mempengaruhi keluaran sebuah perusahaan. Bamber et al. 2010 meneliti apakah manajer berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan. Dengan menelusuri manajer setiap perusahaan, Bamber et al. 2010 menemukan bahwa seorang manajer puncak berpengaruh terhadap
pengungkapan. Gaya pengungkapan seorang manajer dihubungkan dengan karakteristik demografis yang diperoleh dari latar belakang mereka, yaitu manajer
yang berasal dari keuangan, akuntansi, dan hukum, manajer yang lahir sebelum Perang Dunia II, serta manajer yang memiliki latar belakang militer
menegembangkan gaya pengungkapan yang berbeda-beda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa manajer yang berasal dari keuangan dan akuntansi, serta
dengan latar belakang militer lebih tepat dalam melakukan pengungkapan.
commit to user 21
Pengaruh seorang manajer puncak dalam pengungkapan bergantung pada: 1 luas tindakan manajer sebagai seorang agen yang berlawanan dengan seorang
individu yang memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda 2 Pilihan seorang manajer terhadap kebijakan yang dipilih Bamber et al., 2010; Hambrick, 2007.
Penelitian dalam
bidang psikologi
menyimpulkan bahwa
sesorang mengembangkan gaya komunikasi yang berbeda-beda Pennebaker dan King,
1999 dalam Bamber et al., 2010. Jika seorang manajer memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda, seperti keterbukaan pikiran dan transparansi, hal tersebut
tentu akan mempengaruhi karakteristik pengungkapan sebuah organisasi Bamber
et al., 2010.
B. Pengembangan Hipotesis