Pedoman Pelaksanaan CSR Hasil Observasi Lapangan

Universitas Sumatera Utara

4.4.3. Pedoman Pelaksanaan CSR

Landasan Program CSR Pertamina dalam seperangkat peraturan dan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah dan diimplementasikan secara internal oleh Pertamina dalam keputusan Direktur Utama Pertamina. Sejumlah landasan pelaksanaan CSR itu sebagai berikut: • Undang Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas • Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117M-BUMN2002 tanggal 31 Juli 2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance GCG • Surat Keputusan Direktur Utama PT Pertamina Persero No. Kpts- 19Cooooo2007-SO tanggal 07 Mei 2007 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Bantuan Sumbangan di Lingkungan Sekretaris Perseroan • Surat Keputusan Direktur Utama No. Kpts-40C000002008-SO tanggal 4 Agustus dan Kpts-42C000002008-SO tanggal 12 Agustus 2008 tentang Pemberlakuan Organisasi Corporate Social Responsibility CSR • Undang-Undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN • Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Miliki Negara Nomor Per- 05MBU2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan Selain taat pada sejumlah peraturan dan perundang-undangan, kegiatan CSR juga diarahkan untuk mencapai ukuran-ukuran proper hijau dan emas yang menjadi tolak ukur Kementrian Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2008 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dan Pengelolaan Lingkungan Proper dan diperbaiki dalam SK Meneg LH Nomor 519 Tahun 2009 tentang Pedoman Kriteria Penentuan Peringkat Hijau dan Emas pada Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Mengelola Lingkungan Proper. Surat Keputusan Meneg LH itu kemudian diikuti dengan sebuah komitmen PT Pertamina Persero dengan mengeluarkan Memorandum Nomor 7591004002009-SO dan Surat Keputusan Nomor A-0151004002009-SO perihal Pedoman Implementasi Proper Pertamina. Pedoman ini menjadi acuan internal bagi perusahaan, unit-unit operasi, dan anak perusahaan dalam usaha penataan terhadap Peraturan Perundang- undangan dan Peningkatan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Proper. Universitas Sumatera Utara Ukuran-ukuran ini menjadi sangat penting agar seluruh kegiatan CSR lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan mendorong kemandirian masyarakat. Kegiatan seperti itu selain telah direncanakan dan terintegrasi dalam kebijakan perusahaan juga melibatkan peran serta masyarakat, membangun integrasi sosial, dan dengan sendirinya akan mendapat pengakuan dari pemerintah. Ukuran dan nilai-nilai proper itu sejalan dengan strategi utama PT Pertamina Persero dalam melaksanakan kegiatan CSR nya yaitu setiap kegiatan harus bermanfaat bagi masyarakat, dilaksanakan secara berkelanjutan agar muncul kemandirian, dengan memprioritaskan masyarakat di lingkungan tempat kerja usaha Pertamina dan diketahui secara luas oleh masyarakat atau dunia melalui publikasi yang inheren sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat luas. Untuk tugas ini, Pertamina bahkan membentuk Divisi Khusus bernama HSE Corporate Health Safety and Environment yang berada langsung di bawah Direktor Umum dan SDM. Dalam pelaksanaan program CSR, PT Pertamina membuat pedoman penilaian nya. Pedoman penilaian Proper CSR Pertamina sebagai berikut: 1. Kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan TJSL terintegrasi dalam kebijakan perusahaan. • Terdapat kebijakan tertulis perusahaan mengenai TJSL • Terdapat bagian khusus dan SDM memadai yang menangani TJSL • Terdapat rencana kerja strategik untuk kegiatan TJSL 5 tahun dan dengan rincian program 1 tahunan • Tersedianya dana yang mencukupi untukmelaksanakan kegiatan TJSL 1 dari laba bersih 2. Manajemen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan TJSL dilakukan dengan seluruh komponen masyarakat dan pihak lain yang terkait. • Direncanakan secara parisipatoris dengan masyarakat • Merupakan komplemen dan suplemen dari kegiatan pembangunan yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak lain • Dilakukan bersama-sama dengan masyarakat dan pihak lain yang berkompetensi tepat untuk melakukannya Universitas Sumatera Utara • Pelaksanaan pemantauan kegiatan TJSL dengan komponen masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya • Dilakukannya evaluasi keberhasilan kegiatan TJSL secara tahunan agar dapat mengambil pelajaran untuk kegiatan TJSL mendatang 3. Hasil dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan TJSL, berdasarkan: a. Pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan TJSL yang direncanakan, adalah: • Seluruh program gagal dilaksanakan, terdapat klaim dari pemangku dan penerima • Sebagian besar program dilaksanakan, karena salah prosedur atau mekanisme umpan balik tertutup • Seluruh program berhasil dilaksanakan, karena melampaui mencapai seluruh indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam perencanaan b. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat, adalah: • Memenuhi sebagian kecil penerima manfaat 59 masyarakat menyatakan puas • Memenuhi sebagian besar kebutuhan penerima manfaat 60 masyarakat menyatakan puas c. Integrasi sosial masyarakat tetap terpelihara, adalah: • Terdapat konflik dalam masyarakat • Tidak pernah terjadi konflik dengan masyarakat d. Keberhasilan mendorong ke arah kemandirian, adalah: • Masyarakat menggantungkan diri sepenuhnya pada Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan TJSL untuk bertahan hidup • Masyarakat mulai mampu mengembangkan diri, perusahaan yang memberi bantuan • Berhasil memandirikan masyarakat, menunjukkan peningkatan taraf hidup masyarakat e. Adanya pengakuan dari pemerintah dan pihak lain bahwa perusahaan telah berpartisipasi dalam pembangunan daerah, adalah: Universitas Sumatera Utara • Tidak ada pengakuan terhadap sebagian program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan TJSL oleh pemerintah dan pihak lain • Pengakuan terhadap sebagian program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan TJSL oleh pemerintah dan pihak lain.

4.4.4. Organisasi CSR