Standar Kualitas Air Minum Hipotesis Jenis Penelitian Objek Penelitian

5. Dan di lapisan tanah jenuh tersebut, air yang terkumpul bercampur dengan air lindi dimana di air tanah dangkal ini dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal Mahardika, 2010. Potensi gravitasi sangat penting dalam tanah-tanah yang jenuh air. Hal ini diperhitungkan terutama untuk gerakan air lindi yang menembus tanah yang pada umumnya bergerak dari elevasi tinggi ke elevasi rendah. Biasanya air tanah yang diperhatikan mempunyai elevasi yang lebih tinggi daripada sumber air bersih tertentu.Gerakan air lindi ke dalam tanah mengikuti gerakan air tanah, yang merupakan gerakan air dari tanah melalui evaporasi dan atau drainase dari tanah basah ke tanah kering dan dari tanah ke dalam akar-akar tanamanMahardika, 2010.

2.5.3. Komponen Air Lindi dari Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah

Air lindi pada umumnya mengandung senyawa-senyawa organik hidrokarbon, asam humat, fulfat, tanat dan galat dan anorganik natrium, kalium, kalsium, magnesium, klor, sulfat, fosfat, fenol, nitrogen dan senyawa logam berat yang tinggi. Konsentrasi dari komponen-komponen tersebut dalam air lindi bisa mencapai 1000 sampai 5000 kali lebih tinggi daripada konsentrasi dalam air tanah. Berdasarkan penelitian Astuti 2008, bahwa komponen air lindi di TPA Putri Cempo Mojosongo Surakarta adalah NO 3 900 mgl , Cd 0,36 mgl, Mn 3,10 mgl, NO 2 27 mgl, Cl 873 mgl, Cl 2 1,41 mgl, H 2 S 0,096 mgl, minyak dan lemak 1016 mgl, dan padatan tersuspensi 549 mgl.

2.6. Standar Kualitas Air Minum

Dengan adanya standar kualitas orang dapat mengukur kulitas air dari berbagai macam air. Untuk kepentingan masyarakat sehari-hari, persediaan air harus Universitas Sumatera Utara memenuhi standar air minum dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Menurut WHO, standar-standar air minum yang harus dipenuhi agar tersedia suatu penyediaan air dapat dinyatakan layak sebagai air minum : 1. Memenuhi persyaratan fisik 2. Memenuhi persyaratan biologis 3. Mengandung zat-zat kimia 4. Mengandung zat radioaktif Saat ini dikenal beberapa standar kualitas air minum, baik yang bersifat Nasional maupun Internasional. Standar kualitas air minum bagi negara Indonesia terdapat dalam Permenkes RI No.492MENKESSKIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Berikut standar-standar untuk kelayakan air minum yang berlaku di Indonesia Chandra, 2007: 1. Standar fisik : bau, warna, rasa, kekeruhan 2. Standar biologis : kuman parasit, pathogen, bakteri golongan koli sebagai patokan adanya pencemaran tinja 3. Standar kimia : pH, jumlah zat padat, logam berat, dan bahan kimia lain 4. Standar radioakif : radioaktif yang mungkin ada dalam air

2.7. Nitrat

2.7.1 Pengertian Umum

Nitrat NO 3 - dan nitrit NO 2 - adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat Universitas Sumatera Utara dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di permukaan Thomson, 2004.

2.7.2. Sumber Nitrat

Sumber nitrogen organik di perairan berasal dari proses pembusukan makhluk hidup yang telah mati, karena protein dan polipeptida terdapat pada semua organisme hidup. Sumber antropogenik nitrogen organik adalah limbah industri dan limpasan dari daerah pertanian, terutama urea. Urea juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan plastik dan obat-obatan, serta sebagai pelarut selulosa pada industri kertas. Nitrat biasanya ada di air permukaan dalam konsentrasi kecil, dan kemungkinan mencapai konsentrasi tinggi pada air tanah. Nitrat adalah unsur penting dalam proses fotosintesis tanaman air. Adanya NO 3 dalam air adalah berkaitan erat dengan siklus Nitrogen dalam alam. Dalam siklus tersebut dapat diketahui bahwa Nitrat dapat terjadi baik dari N 2 atmosfir maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO 2 - oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Asam yang dibentuk dari nitrat dapat bereaksi membentuk nitrosamines yang kebanyakan diketahui potensi karsinogen Sutrisno, 2006. Pada daerah dimana pupuk nitrogen secara luas digunakan, sumur-sumur perumahan yang ada disana hampir pasti tercemar oleh nitrat. Diperkirakan 14 juta rumah tangga di Amerika Serikat menggunakan sumur pribadi untuk memenuhi kebutuhan air minumnya Badan Sensus Amerika Serikat 1993. Pada daerah Universitas Sumatera Utara pertanian, pupuk nitrogen merupakan sumber utama pencemaran terhadap air bawah tanah yang digunakan sebagai air minum. Sumber nitrat lainnya pada air sumur adalah pencemaran dari sampah organik hewan dan rembesan dari septic tank Thomson, 2004.

2.7.3 Sifat Nitrat

Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari ammonia melalui proses oksidasi katalitik. Nitrit juga merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen. Bentuk pertengahan dari nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit adalah komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan atom oksigen, nitrat mengikat tiga atom oksigen sedangkan nitrit mengikat dua atom oksigen. Di alam, nitrat sudah diubah menjadi bentuk nitrit atau bentuk lainnya Argonne National Laboratory EVS, 2005. Struktur kimia dari nitrat Berat molekul: 62.05 Struktur kimia dari nitrit O == N -- O- Berat molekul: 46.006 Pada kondisi yang normal, baik nitrit maupun nitrat adalah komponen yang stabil, tetapi dalam suhu yang tinggi akan tidak stabil dan dapat meledak pada suhu yang sangat tinggi dan tekanan yang sangat besar. Biasanya, adanya ion klorida, bahan metal tertentu dan bahan organik akan mengakibatkan nitrat dan nitrit menjadi tidak stabil. Jika terjadi kebakaran, maka tempat penyimpanan nitrit maupun nitrat sangat berbahaya untuk didekati karena dapat terbentuk gas beracun dan bila terbakar Universitas Sumatera Utara dapat menimbulkan ledakan. Bentuk garam dari nitrat dan nitrit tidak berwarna dan tidak berbau serta tidak berasa. Bersifat higroskopis Parrot, 2002.

2.7.4 Nitrifikasi

Nitrifikasi dapat didefinisikan sebagai konversi biologis dan nitrogen dari komponen organik atau anorganik dari bentuk tereduksi ke bentuk teroksidasi. Pada penanganan polusi air, nitrifikasi adalah proses biologis yang akan mengoksidasi ion amonium menjadi bentuk nitrit atau nitrat. Bakteri yang menoksidasi amonium menjadi nitrit adalah bakteri dari genus Nitrosospira, Nitrosococcus, Nitrosocystis. Sedangkan bakteri yang mengoksidasi nitrit menjadi nitrat adalah Nitrobacter juga dari genus Nitrosogloea dan Nitrocystis. Pada limbah yang belum diolah, nitrogen dijumpai dalam bentuk nitrogen organik dan komponen amonium. Nitrogen oragnik akan diubah oleh aktivitas mikroba menjadi ion amonium. Bila kondisi lingkungan mendukung maka mikroba nitrifikasi akan mampu mengoksidasi amonia. Mikroba tersebut bersifat autotropik yaitu mendapatkan energinya melalui proses oksidasi dari ion amonium atau nitrit yang tersedia. Dengan reaksi sebagai berikut : NH 4 + + 1,5 O 2 bakteri 2H + + NO 2 - + H 2 O Reaksi ini membutuhkan 3,43 gram molekul oksigen untuk setiap gram molekul amonia yang akan teroksidasi menjadi nitrit. Sedangkan nitrit dpaat dioksidasi menjadi nitrat dengan reaksi sebagai berikut : NO 2 - + 0,5 O 2 bakteri NO 3 - Reaksi ini membutuhkan 1,14 gram molekul oksigen untuk setiap gram nitrit yang dioksidasi menjasi nitrat Jenie, 1990. Universitas Sumatera Utara

2.7.5 Dosis Letal Nitrat

Dosis letal dari nitrat pada orang dewasa adalah sekitar 4-30 gr atau sekitar 40-300 mg NO 3 -kg. Dosis antara 2-9 gram NO 3 - dapat mengakibatkan methemoglobinemia. Nilai ini setara dengan 33-150 mg NO 3 -kg.Dosis letal dari nitrit pada orang dewasa bervariasi antara 0,7 dan 6 gr NO 2 - atau sekitar10-100 mg NO 2 - kg. Dengan dosis yang lebih kecil akan dapat membahayakan neonatus karena belum lengkapnya pembentukan dan regenerasi hemoglobin didalam tubuh mereka..Kebanyakan kasus membuktikan bahwa neonatus langsung mengalami methemoglobinemia setelah minum air formula yang tinggi nitrat atau nitrit Ruse M. 1999.

2.7.6 Farmakokinetik

Nitrat dan nitrit yang diberikan secara oral akan diabsorbsi oleh traktus digestivus bagian atas dan dipindahkan ke dalam darah. Di dalam darah, nitrit mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin yang kemudian teroksidasi menjadi nitrat. Normalnya methemoglobin akan langsung diubah menjadi hemoglobin kembali melalui proses enzimatik. Nitrat tidak diakumulasikan didalam tubuh. Nitrat kemudian didistribusikan ke cairan-cairan tubuh seperti urin, air liur, asam lambung, dan cairan usus. Sekitar 60 dari nitrat oral diekskresikan melalui urin. Sisanya belum diketahui, tetapi metabolisme bakteri endogen mengeliminasi sisanyaArgonne National Laboratory EVS, 2005. Apabila nitrat dan nitrit yang masuk bersamaan dengan makanan, maka banyaknya zat makanan akan menghambat absorbsi dari kedua zat ini dan baru akan Universitas Sumatera Utara diabsorbsi di traktus digestivus bagian bawah. Hal ini akan mengakibatkan mikroba usus mengubah nitrat menjadi nitrit sebagai senyawa yang lebih berbahaya. Karena itu, pembentukan nitrit pada usus mempunyai arti klinis yang penting terhadap keracunan. Nitrit dapat mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh darah, hal ini mungkin diakibatkan karena adanya perubahan nitrit menjadi nitrit oksida NO atau NO-yang mengandung molekul yang berperan dalam membuat relaksasi otot-otot polos Thompson, 2004. Selain itu, nitrit di dalam perut akan berikatan dengan protein membentuk N- nitroso, komponen ini juga dapat terbentuk bila daging yang mengandung nitrat atau nitrit dimasak dengan panas yang tinggi. Sementara itu, komponen ini sendiri diketahui menjadi salah satu bahan karsinogenik seperti timbulnya kanker perut pada manusia Parrot, 2002.

2.7.7 Klasifikasi Paparan Nitrat

Klasifikasi yang dibuat adalah berdasarkan besar tidaknya kemungkinan paparan zat nitrat dan nitrit pada manusia Ruse M. 1999. a. Paparan yang tidak disengaja: Kontak secara tidak sengaja dengan komponen nitrat maupun nitrit, baik secara inhalasi maupun tertelan. b. Paparan yang terus-menerus. Pekerja yang sering berhubungan dengan nitrit, misalnya petugas yang selalu berada di dalam laboratorium. Pekerja yang bekerja ditempat pembuatan pupuk dan bahan peledak sangat mungkin terpapar nitrat secara inhalasi karena terhisap debu yang mengandung garam nitrat. Debu nitrat ini dapat dengan mudah bercampur dengan gula dan kulit. Universitas Sumatera Utara Hal ini juga terjadi pada para petani yang sering menggunakan pupuk yang mengandung nitrat. c. Paparan medis, diakibatkan penggunaan sodium nitrit intravena secara berlebihan sebagai antidotum keracunan sianida.

2.7.8 Gejala dan Manifestasi Klinik

Nitrat yang masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan atau air minum, tetapi yang terbanyak adalah melalui air minum. Nitrat yang berlebih dari sisa pemupukan akan mengalir bersama air menuju sungai atau meresap ke dalam air tanah. Nitrat yang berlebih akan terakumulasi di dalam tanah. Selain peroral, nitrat dan nitrit dapat masuk ke dalam tubuh dalam bentuk debu secara inhalasi. Nitrat dan nitrit sulit untuk diabsorbsi kulit. Belum ada penelitian yang menjelaskan apakah nitrat dan nitrit dapat masuk melalui kulit. Tetapi absorbsi dapat terjadi bila terjadi kerusakan kulit misalnya adanya luka bakar Thompson B., 2004. Belum ada laporan yang jelas mengenai efek racun dari nitrat. Selama ini yang diketahui efek racunnya adalah konversi dari nitrit. Efek racun yang akut dari nitrit adalah methemoglobinemia, dimana lebih dari 10 hemoglobin diubah menjadi methemoglobin.Bila konversi ini melebihi 70 maka akan sangat fatal Ruse M., 1999. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1Kadar Methemoglobin Kadar Methemoglobin Gejala yang Timbul 3 3-10 10-15 15-20 20-45 45-55 55-65 65 KadarNormal Tidak ada gejala klinis Kemampuan darah mengangkut oksigen berkurang sehingga menyebabkan darah berwarna kecoklatan Terjadi sianosis, tubuh berwarna biru abu-abuan, biasanya asimptomatis. Sakit kepala, pusing, lemah, menurunnya produktivitas, kesulitan bernapas. Meningkatnya depresi pada sistem saraf pusat Koma, kejang, gagal jantung, aritmia jantung, metabolik asidosis Beresiko tinggi menyebabkan kematian Nitrit juga dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah karena efek vasodilatasinya.Gejala klinis yang timbul dapat berupa nausea mual, muntah, nyeri abdomen, nyeri kepala, pusing, penurunan tekananan darah, selain itu sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus yang ringan, sianosis hanya tampak disekitar bibir dan membran mukosa. Adanya sianosis sangat tergantung dari jumlah total hemoglobin dalam darah, saturasi oksigen, pigmentasi kulit dan pencahayaan saat pemeriksaan. Bila mengalami keracunan yang berat, korban dapat tidak sadar seperti stupor koma atau kejang sebagai akibat hipoksia berat. Prognosis sangat tergantung dari terapi yang diberikan Morris D., 1996. Mula-mula timbul gangguan gastrointestinal dan sianosis tanpa sebab akan sering dijumpai. Pada kasus yang berat, koma dan kematian dapat terjadi dalam satu jam pertama akibat timbulnya hipoksia dan kegagalan sirkulasi. Akibatnya, terjadi iskemia terutama organ-organ yang vital. Efek vasodilatasi ini tidak dapat di blok Universitas Sumatera Utara oleh atropin atau obat-obatan lain. Tubuh seharusnya mengkompensasinya dengan takikardi detak jantung cepat100 denyutmenit tetapi karena pada korban dapat terjadi vasovagal reflex kerusakan system saraf yang mengakibatkan bradikardi denyut jantung lambat60 denyutmenit. Pada sistem pernafasan mulai tampak takipnea napas cepat dan hiperventilasi disertai dengan sianosis. Apabila dibiarkan maka akan timbul koma dan kejang sebagai akibat anoksia serebriArgonne National Laboratory EVS, 2005.

2.8. Fosfat

2.8.1. Pengertian Umum

Fosfat adalah senyawa fosfor yang anionnya mempunyai atom fosfor yang dilengkapi oleh empat atom oksigen yang terletak pada sudut tetrahedron. Ada 3 jenis asam fosfat yang dikenal, yaitu : asam ortofosfat, asam pirofosfat dan asam metafosfat. Ortofosfat adalah paling stabil dan paling penting zat ini sering disebut fosfat saja, larutan pirofosfat dan metafosfat berubah menjasi ortofosfat perlahan- lahan pada suhu biasa dan lebih cepat dengan didihan. Setiap senyawa fosfat terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat dalam sel organisme dalam air. Dalam air limbah senyawa fosfat dapat berasal dari limbah penduduk, industri, dan pertanian. Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari pupuk yang masuk ke dalam sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang mengunakan bahan deterjen yang mengandung fosfat seperti industri pencucian, industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk tinja dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut Universitas Sumatera Utara melalui proses biologis kerena baik bekteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhan Saragih R, 2009.

2.8.2. Siklus Fosfor di Alam

Siklus P adalah mirip dengan beberapa siklus nutrisi mineral lainnya, P terdapat pada tanah, mineral, organisme hidup, dan air. Meskipun P terdapat banyak di alam, namun P tidak ditemukan dengan di alam dalam bentuk unsur. Unsur P sangat reaktif dan akan menggabungkan dengan oksigen bila terkena udara. Dalam proses alami seperti di tanah dan air, P akan ada sebagai fosfat, suatu bentuk kimia di mana setiap atom P dikelilingi oleh 4 atom oksigen O. Ortofosfat, fosfat sederhana, memiliki rumus kimia PO 4 -3. Dalam air, ortofosfat sebagian besar ada sebagai H 2 PO 4 dalam kondisi asam, atau sebagai HPO 4 2 - dalam kondisi alkali. Gambar 1. Siklus fosfor Fosfat diserap oleh tanaman dari tanah, dimanfaatkan oleh hewan yang mengkonsumsi tanaman, dan kembali ke tanah sebagai pembusukan residu organik dalam tanah Gambar 1. Sebagian besar fosfat yang digunakan oleh organisme hidup berubah menjadi senyawa organik. Ketika bahan tanaman dikembalikan ke tanah, ini fosfat organik perlahan-lahan akan dirilis sebagai fosfat anorganik atau dimasukkan ke dalam bahan organik yang lebih stabil dan menjadi bagian dari bahan organik Universitas Sumatera Utara tanah. Pelepasan fosfat anorganik dari fosfat organik yang disebut mineralisasi dan disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak dapat lagi menguraikan senyawa organik. Aktivitas mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh suhu tanah dan kelembaban tanah. Proses ini paling cepat ketika tanah yang hangat dan lembab. Fosfat berpotensi hilang melalui erosi tanah dan sebagian kecil masuk ke badan air yang meresap melalui tanah. Senyawa fosfat banyak yang sukar larut dalam air, karena itu, sebagian besar fosfat di alam ada dalam bentuk padat. Namun, air tanah dan air permukaan sungai dan danau biasanya mengandung konsentrasi yang relatif rendah. Konsentrasi fosfor terlarut atau larut. Tergantung pada jenis mineral di daerah tersebut, badan air biasanya mengandung sekitar 10 ppm. Randall dkk., 2009 Di Indonesia, jumlah cadangan fosfat yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano kadar P 2 O 5 = 0,17 - 43 . Terdapat antara lain di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, NTT, Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya. Sementara eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 - 5 meter Anonim, 2010.

2.8.3. Sumber Fosfat

Sumber utama fosfat inorganik dari penggunaan deterjen, alat pembersih untuk keperluan rumah tangga atau industri dan pupuk pertanian. Fosfat organik berasal dari makanan dan buangan rumah tangga. Dalam air limbah senyawa fosfat dapat berasal dari limbah penduduk, industri dan pertanian. Didaerah pertanian Universitas Sumatera Utara ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk kedalam sungai melalui saluran drainase dan air run-off dari air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan deterjen yang mengandung fosfat seperti industri pencucian, industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk tinja dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap posfat bagi pertumbuhan Sutrisno, 2006.

2.8.4 Sifat Fosfat

Fosfat banyak terdapat di perairan dalam bentuk inorganik dan organik sebagai larutan, debu, dan tubuh organisme. Semua fosfat mengalami proses perubahan biologis menjadi fosfat anorganik yang selanjutnya digunakan oleh tanaman untuk membuat energi. Fosfat berada pada sedimen dan lumpur air bersama kehidupan biologis yang berada di atas air. Fosfat merupakan parameter untuk mendeteksi pencemaran air. Total fosfat dapat diukur langsung dengan cara kalorimeter atau melalui proses digestasi lebih dulu, sebelum pengukuran sampel air disaring melalui saringan berukuran 0,45 µm. digestasi dilakukan untuk membebaskan fosfat anorganik sehingga dengan demikian dapat ditetapkan fosfat organik Sutrisno, 2006.

2.8.5 Dampak Fosfat Bagi Lingkungan

Berdasarkan kadar fosfor total, perairan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : perairan dengan tingkat kesuburan rendah, yang memiliki kadar fosfat total berkisar antara 0-0,02 mgliter, perairan dengan tingkat kesuburan sedang, yang memiliki Universitas Sumatera Utara kadar fosfat total 0,021-0,05 mgliter dan perairan dengan tingkat kesuburan tinggi, yang memiliki kadar fosfat total 0,051-0,1 mgliter. Fosfat merupakan parameter untuk mendeteksi pencemaran air. Fosfat berada dalam air limbah dalam bentuk organik. Sebagai ortofosfat anorganik atau sebagai fosfat-fosfat kompleks. Fosfat kompleks mewakili kira-kira separuh dari fosfat air limbah perkotaan dan berasal dari penggunaan bahan-bahan detergen sintetis. Fosfat kompleks mengalami hidrolisa selama pengolahan biologis menjadi bentuk ortofosfat PO 4 3- . Dari konsentrasi rata-rata fosfor keseluruhan sebanyak 10 mgl berada dalam air limbah perkotaan , kira-kira 10 dibunag sebagai bahan tak terpakai selama pengendapan primer dan 10 hingga 20 lainnya digabungkan ke dalm sel-sel bakteri selama pengolahan biologis. Sisa yang 70 dari fosfor yang masuk pada umumnya dilepaskan bersama bunagan instalasi sekunder. Bentuk-bentuk penting fosfat dalam air limbah adalah pospor organik, polifosfat dan ortofosfat. Polifosfat banyak digunakan dalam pembuatan detergen sintetis. Komponen fosfat dipergunakan untuk membuat sabun sebagai pembentuk buih. Dan adanya fosfat dalam air limbah dapat menghambat penguraian pada proses biologis Budi S., 2006. Sedangkan menurut Juli Soemirat, detergen dapat mempermudah absorbsi racun pada ikan melalui insang dan bersifat persisten sehingga terjadi akumulasi. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme dalam air. Dalam air limbah senyawa fosfat dapat berasal dari limbah penduduk, industri dan pertanian. Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk, yang masuk ke dalam sungai melalui drainase dan aliran air hujan. Universitas Sumatera Utara Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan detergen yang mengandung fosfat seperti industri pencucian, industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk tinja dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya. Bermacam-macam jenis fosfat juga dipakai untuk penngolahan anti karat dan anti kerak pada pemanas air boiler. Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat pada air alam sangat rendah 0,01 mgl, pertumbuhan tanaman dan ganggang akan terhalang, keadaan ini dinamakan “oligotrop”. Pembuangan limbah yang banyak mengandung fosfat ke dalam badan air dapat menyebabkan pertumbuhan lumut dan mikroalgae yang berlebih yang disebut “eutrophication”, sehingga air menjadi keruh dan berbau karena pembusukan lumut-lumut yang mati. Pada keadaan “eutrotop” tanaman dapat menghabiskan oksigen dalam sungai atau kolam pada malam hari atau bila tanaman tersebut mati dan dalam keadaan sedang mencerna digest dan pada siang hari pancaran sinar matahari kedalam air akan berkurang, sehingga prosesfotosintesis yang dapat menghasilkan oksigen juga berkurang. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian ekosistem perairan Budi S., 2006.

2.8.6 Dampak Fosfat Bagi Kesehatan

Fosfat banyak digunakan dalam pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, pestisida, odol dan deterjen. Selain itu juga diperlukan untuk memperkuat tulang dan gigi. Fosfat dalam makanan, terdapat Universitas Sumatera Utara antara lain di susu, keju, cokelat, telur dan makanan laut. Dalam keadaan normal, fosfat diperlukan untuk perpindahan energi dan saraf. Kerusakan ginjal menyebabkan penumpukan fosfat di dalam tubuh. Fosfat yang tidak dapat dibuang, akan mengerak dan menumpuk di bawah kulit. Hal tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal dan infeksi pada kulit Anonim, 2010. Kadar maksimum fosfat sbg P dalam air minum yang masih diperbolehkan 0,2 mgL PP. No. 82 Tahun 2001. Djabu et al. 1991 mengemukakan jika kandungan fosfat rata-rata dalam waktu 24 jam lebih besar dari 2 mgl akan menyebabkan gangguan pada tulang. Sumber fosfat berasal dari pencemaran industri, limbah domistik, hanyutan pupuk, dan bahan mineral fosfat. Kadar fosfat berbahaya terhadap kesehatan. Jika kandungan fosfat melebihi batas kadar maksimum 0,5 mgl dapat mengganggu pencernaan. Keracunan oleh zat ini adalah menurunkan kadar enzim cholinesterase dalam tubuh karena terblokirnya enzim ini oleh fosfat sehingga banyak acethylcholin terkumpul dalam jaringan tubuh. Gejalanya berupa penglihatan menjadi kabur, mual, pusing, kejang usus, dada sesak, badan terasa lemah dan buang-buang air. Sebelum terjadinya koma karena keracunan ini, biasanya didahului oleh banyaknya keluar keringat dari tubuh, mata berair, badan menjadi biru dan kejang-kejang Supardi, 2003.

2.9. Sumur Gali

Sumur gali adalah adalah satu sarana yang paling umum digunakan oleh masyarakat kecil untuk mengambil air tanah dangkal dan dipergunakan sebagai sumber air bersih. Air tanah dangkal adalah air yang paling mudah terkontaminasi oleh rembesan yang berasal dari sarana pembuangan air kotor, jamban, dan kotoran Universitas Sumatera Utara hewan. Sumur gali umumnya dibuat untuk mengambil air tanah bebas sehingga sangat dipengaruhi musim.

2.9.1 Persyaratan Konstruksi Sumur Gali

Sumur gali memiliki permukaan air yang relatif dekat dengan permukaan tanah sehingga mudah terkontaminasi rembesan yang umumnya berasal dari buangan-buangan kotoran manusia kakus dan hewan juga dari limbah sumur itu sendiri baik karena lantainya maupun bangunan air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan sumur dan cara pengambilan air sumur pun dapat menjadi sumber kontaminasi, misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air sumur dengan timba Dirjen PPM dan PLP, 1997. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh sumur gali yang dikemukakan oleh Pusdiklat Pegawai Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu : a. Dinding sumur setinggi 300 cm dari permukaan tanah dan kedap air b. Lantai sumur selebar 1 meter c. Saluran limbah 10-12 meter dari sumur d. Dilengkapi tutup sumur Persyaratan tersebut diatas digunakan untuk pembangunan sumur gali yang baru. Untuk sumur gali yang sudah dibangun tentunya sulit untuk menerapkan syarat- syarat tersebut terutama yang berhubungan dengan masalah lokasi sumur gali. Secara umum, syarat-syarat utama sumur gali agar tercegah dari pencemaran air sumur adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Jarak sumur gali dari sumber pencemaran seperti kakus, lubang galian sampah, lubang galian untuk air kotor minimal 10 meter dan letaknya tidak berada dibawah sumber pencemaran tersebut. 2. Dinding sumur cincin minimal 3 meter dari permukaan tanah dan terbuat dari bahan kedap air. 3. Lebar minimal lantai sumur 1 meter dari tepi bibir sumur dan terbuat dari bahan kedap air. 4. Tinggi bibir sumur minimal 0,8 meter dari permukaan tanah. 5. Mempunyai saluran pembuangan air bekas minimal sepanjang 10 meter dan terbuat dari bahan kedap air. Untuk mencegah pengotoran dan pencemaran maupun kecelakaan pada saat sumur gali tidak digunakan maka sumur gali perlu memiliki tutup sumur yang kuat dan rapat. Universitas Sumatera Utara

2. 9 Kerangka Konsep

Kualitas Kimia Air : Nitrat Fosfat Jarak TPA Sampah dengan Sumur Gali Permenkes RI No. 416 Tahun 1990 Tentang Syarat- Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. PP No.82122001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Konstruksi Fisik Sumur Gali TMS MS TMS MS Universitas Sumatera Utara

2.10. Hipotesis

Ha : Ada hubungan antara jarak sumur gali dengan TPA Sampah terhadap kandungan Fosfat dan Nitrat pada air sumur gali masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu. Ho: Tidak ada hubungan antara jarak sumur gali dengan TPA Sampah terhadap kandungan Fosfat dan Nitrat pada air sumur gali masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survei analitik yaitu untuk mengetahui kandungan fosfat dan nitrat, serta melihat hubungan jarak sumur gali dengan TPA Sampah terhadap kandungan fosfat, nitrat pada air sumur gali masyarakat di sekitar TPA Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Adapun alasan dipilihnya lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian adalah karena : a. Desa Namo Bintang letaknya sangat dekat dengan TPA b. Belum pernah ada penelitian tentang kandungan fosfat pada air sumur gali masyarakat Namo Bintang c. Masyarakat sekitar TPA umumnya menggunakan air tanah sebagai sumber air minum Lokasi pemeriksaan sampel air dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret – April 2012. Universitas Sumatera Utara

3.3. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian adalah sumur gali yang dimiliki masing-masing Kepala Keluarga di Dusun I dan Dusun IV Desa Namo Bintang dan digunakan sebagai sumber air minum. Metode pengambilan sampel adalah dengan cara penarikan sampel acak sederhana Simple Random Sampling dengan besar sampel : 1 2 d N N n + = Keterangan : N = Besar populasi n = Besar Sampel d = Tingkat kepercayaan ketepatan yang diinginkan 2 1 , 217 1 217 + = n n = 68,45 n = 68 sumur Berdasarkan penghitungan besar sampel di atas maka didapat sampel sebanyak 68 sumur. Jumlah sampel setiap dusun ditentukan dengan proportional, dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang representatif : Dusun I = 68 217 105 x = 32, 9 33 sumur Dusun IV = 68 217 112 x = 35, 09 35 sumur Universitas Sumatera Utara 3.5. Metode Pengumpulan Data 3.5.1. Data Primer

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Komponen Rumah Dan Jarak Rumah Terhadap Kadar SO2 Dalam Rumah Disekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

2 46 101

Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

2 70 72

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

5 82 169

Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) “Namo Bintang” terhadap Masyarakat (Studi Kasus: Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang)

0 8 94

PENGARUH JARAK DARI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PUTRI CEMPO SURAKARTA DENGAN KUALITAS AIR SUMUR GALI Pengaruh Jarak dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah Putri Cempo Surakarta dengan Kualitas Air Sumur Gali Secara Bakteriologis.

0 0 14

Korelasi Jarak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah ke Sumur Gali dengan Kandungan Kadmium pada Air Sumur Gali di TPA Namobintang Pancur Batu

0 0 11

Korelasi Jarak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah ke Sumur Gali dengan Kandungan Kadmium pada Air Sumur Gali di TPA Namobintang Pancur Batu

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Air Bersih - Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupat

0 1 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Ser

0 1 7

Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 16