Sumber Fosfat Sifat Fosfat Dampak Fosfat Bagi Lingkungan

tanah. Pelepasan fosfat anorganik dari fosfat organik yang disebut mineralisasi dan disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak dapat lagi menguraikan senyawa organik. Aktivitas mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh suhu tanah dan kelembaban tanah. Proses ini paling cepat ketika tanah yang hangat dan lembab. Fosfat berpotensi hilang melalui erosi tanah dan sebagian kecil masuk ke badan air yang meresap melalui tanah. Senyawa fosfat banyak yang sukar larut dalam air, karena itu, sebagian besar fosfat di alam ada dalam bentuk padat. Namun, air tanah dan air permukaan sungai dan danau biasanya mengandung konsentrasi yang relatif rendah. Konsentrasi fosfor terlarut atau larut. Tergantung pada jenis mineral di daerah tersebut, badan air biasanya mengandung sekitar 10 ppm. Randall dkk., 2009 Di Indonesia, jumlah cadangan fosfat yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano kadar P 2 O 5 = 0,17 - 43 . Terdapat antara lain di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, NTT, Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya. Sementara eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 - 5 meter Anonim, 2010.

2.8.3. Sumber Fosfat

Sumber utama fosfat inorganik dari penggunaan deterjen, alat pembersih untuk keperluan rumah tangga atau industri dan pupuk pertanian. Fosfat organik berasal dari makanan dan buangan rumah tangga. Dalam air limbah senyawa fosfat dapat berasal dari limbah penduduk, industri dan pertanian. Didaerah pertanian Universitas Sumatera Utara ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk kedalam sungai melalui saluran drainase dan air run-off dari air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan deterjen yang mengandung fosfat seperti industri pencucian, industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk tinja dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap posfat bagi pertumbuhan Sutrisno, 2006.

2.8.4 Sifat Fosfat

Fosfat banyak terdapat di perairan dalam bentuk inorganik dan organik sebagai larutan, debu, dan tubuh organisme. Semua fosfat mengalami proses perubahan biologis menjadi fosfat anorganik yang selanjutnya digunakan oleh tanaman untuk membuat energi. Fosfat berada pada sedimen dan lumpur air bersama kehidupan biologis yang berada di atas air. Fosfat merupakan parameter untuk mendeteksi pencemaran air. Total fosfat dapat diukur langsung dengan cara kalorimeter atau melalui proses digestasi lebih dulu, sebelum pengukuran sampel air disaring melalui saringan berukuran 0,45 µm. digestasi dilakukan untuk membebaskan fosfat anorganik sehingga dengan demikian dapat ditetapkan fosfat organik Sutrisno, 2006.

2.8.5 Dampak Fosfat Bagi Lingkungan

Berdasarkan kadar fosfor total, perairan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : perairan dengan tingkat kesuburan rendah, yang memiliki kadar fosfat total berkisar antara 0-0,02 mgliter, perairan dengan tingkat kesuburan sedang, yang memiliki Universitas Sumatera Utara kadar fosfat total 0,021-0,05 mgliter dan perairan dengan tingkat kesuburan tinggi, yang memiliki kadar fosfat total 0,051-0,1 mgliter. Fosfat merupakan parameter untuk mendeteksi pencemaran air. Fosfat berada dalam air limbah dalam bentuk organik. Sebagai ortofosfat anorganik atau sebagai fosfat-fosfat kompleks. Fosfat kompleks mewakili kira-kira separuh dari fosfat air limbah perkotaan dan berasal dari penggunaan bahan-bahan detergen sintetis. Fosfat kompleks mengalami hidrolisa selama pengolahan biologis menjadi bentuk ortofosfat PO 4 3- . Dari konsentrasi rata-rata fosfor keseluruhan sebanyak 10 mgl berada dalam air limbah perkotaan , kira-kira 10 dibunag sebagai bahan tak terpakai selama pengendapan primer dan 10 hingga 20 lainnya digabungkan ke dalm sel-sel bakteri selama pengolahan biologis. Sisa yang 70 dari fosfor yang masuk pada umumnya dilepaskan bersama bunagan instalasi sekunder. Bentuk-bentuk penting fosfat dalam air limbah adalah pospor organik, polifosfat dan ortofosfat. Polifosfat banyak digunakan dalam pembuatan detergen sintetis. Komponen fosfat dipergunakan untuk membuat sabun sebagai pembentuk buih. Dan adanya fosfat dalam air limbah dapat menghambat penguraian pada proses biologis Budi S., 2006. Sedangkan menurut Juli Soemirat, detergen dapat mempermudah absorbsi racun pada ikan melalui insang dan bersifat persisten sehingga terjadi akumulasi. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme dalam air. Dalam air limbah senyawa fosfat dapat berasal dari limbah penduduk, industri dan pertanian. Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk, yang masuk ke dalam sungai melalui drainase dan aliran air hujan. Universitas Sumatera Utara Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan detergen yang mengandung fosfat seperti industri pencucian, industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk tinja dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya. Bermacam-macam jenis fosfat juga dipakai untuk penngolahan anti karat dan anti kerak pada pemanas air boiler. Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat pada air alam sangat rendah 0,01 mgl, pertumbuhan tanaman dan ganggang akan terhalang, keadaan ini dinamakan “oligotrop”. Pembuangan limbah yang banyak mengandung fosfat ke dalam badan air dapat menyebabkan pertumbuhan lumut dan mikroalgae yang berlebih yang disebut “eutrophication”, sehingga air menjadi keruh dan berbau karena pembusukan lumut-lumut yang mati. Pada keadaan “eutrotop” tanaman dapat menghabiskan oksigen dalam sungai atau kolam pada malam hari atau bila tanaman tersebut mati dan dalam keadaan sedang mencerna digest dan pada siang hari pancaran sinar matahari kedalam air akan berkurang, sehingga prosesfotosintesis yang dapat menghasilkan oksigen juga berkurang. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian ekosistem perairan Budi S., 2006.

2.8.6 Dampak Fosfat Bagi Kesehatan

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Komponen Rumah Dan Jarak Rumah Terhadap Kadar SO2 Dalam Rumah Disekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

2 46 101

Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

2 70 72

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

5 82 169

Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) “Namo Bintang” terhadap Masyarakat (Studi Kasus: Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang)

0 8 94

PENGARUH JARAK DARI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PUTRI CEMPO SURAKARTA DENGAN KUALITAS AIR SUMUR GALI Pengaruh Jarak dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah Putri Cempo Surakarta dengan Kualitas Air Sumur Gali Secara Bakteriologis.

0 0 14

Korelasi Jarak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah ke Sumur Gali dengan Kandungan Kadmium pada Air Sumur Gali di TPA Namobintang Pancur Batu

0 0 11

Korelasi Jarak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah ke Sumur Gali dengan Kandungan Kadmium pada Air Sumur Gali di TPA Namobintang Pancur Batu

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Air Bersih - Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupat

0 1 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Ser

0 1 7

Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 16