BAB V PEMBAHASAN
5.1. Kondisi Konstruksi Sumur Gali
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan terhadap 68 sumur gali yang menjadi sampel dilihat bahwa ternyata sumur gali di Desa Namo bintang masih
banyak yang belum memenuhi syarat konstruksi sumur gali yakni sebesar 97,1 66 sumur.
Sumur gali yang memenuhi syarat konstruksi tentunya memiliki semua sarana konstruksi sumur gali seperti dindingcincin sumur gali, bibir sumur gali,
lantai sumur gali, saluran pembuangan air limbah, tutup sumur gali dan juga terhindar dari sumber pencemaran seperti septic tank, kandang ternak, saluran pembuangan air
limbah, dan tumpukan sampah. Adapun tujuan dipenuhinya semua persyaratan konstruksi sumur adalah untuk menjaga kualitas air sumur seperti kualitas fisik, kimia
serta bakteriologis agar terhindar dari pencemaran yang berasal dari dalam tanah maupun pencemaran dari luar sumur gali.
Penelitian menunjukkan bahwa dindingcincin sumur gali yang memenuhi syarat dindingcincin sumur gali
≥ 3 meter dari permukaan tanah serta kedap air sebanyak 89,70 . Berdasarkan Pedoman Upaya Penyehatan Air Puskesmas terhadap
sumur gali, dikatakan bahwa dinding sumur gali yang telah memenuhi syarat kesehatan adalah dinding sumur gali yang telah memiliki dinding yang kedap air dan
kedalamannya minimal 3 meter dari permukaan tanah, hal ini didasarkan pada kemampuan bakteri patogen menembus tanah secara vertikal sedalam 3 meter.
Apabila kedalaman dindingcincin sumur gali tidak mempunyai kedalaman 3 meter
Universitas Sumatera Utara
akan dapat menyebabkan bakteri patogen menembus tanah dan air yang dihasilkan oleh sumur gali akan menurun kualitasnya. Apabila hal ini terjadi serta tidak disertai
dengan pengolahan yang tepat, maka air dapat menjadi sumber penyakit seperti diare, penyakit kulit dan sebagainya.
Menurut Chandra 2007 dinding sumur gali yang memenuhi persyaratan sanitasi adalah dinding sumur yang kokoh dan berbahan kedap air, tujuannya sebagai
proteksi pelindung terhadap bakteri-bakteri patogen maupun non-patogen yang ada dalam tanah, sehingga kualitas air dapat terjaga dan tidak tercemar. Untuk itu sumur
harus didukung oleh dindingcincin sumur paling tidak sedalam 6 meter serta dilapisi batu yang disemen, serta disertai bibir sumur gali yang tingginya minimal 80 cm dari
permukaan tanah. Observasi terhadap sumur gali masyarakat ditemukan ternyata bibir sumur
gali yang tidak memenuhi syarat sebanyak 50,0 . Bibir sumur gali yang memenuhi syarat konstruksi adalah bibir sumur gali yang mempunyai ketinggian
≥ 80 cm dari permukaan tanah dan terbuat dari bahan kedap air. Tujuannya agar air sumur gali
terlindung dari kontaminasi air kotor dari luar sumur dan tidak membahayakan seseorang yang akan mengambil air sumur gali. Terutama anak-anak yang
dikhawatirkan dapat terjatuh kedalam sumur. Sedangkan bibir sumur gali yang tidak memenuhi syarat konstruksi adalah
bibir sumur gali yang ketinggiannya 80 cm, terbuat dari bahan kedap air atau bibir sumur gali yang ketinggiannya 80 cm dari permukaan tanah serta tidak terbuat dari
bahan kedap air.
Universitas Sumatera Utara
Selain dinding dan bibir sumur, lantai sumur gali juga menjadi salah satu syarat konstruksi sumur gali yang saniter. Dari tabel 4.5 yang telah disajikan dapat
dilihat bahwa lantai sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 80,8 55 sumur. Lantai sumur gali yang tidak memenuhi syarat seperti lantai kedap air namun
lebarnya 1 meter dari sumur gali, akan dapat menyebabkan air kotor bekas pemakaian tergenang disekitar sumur gali dan merembes masuk ke dalam sumur
menyebabkan terjadi pencemaran air sumur gali. Menurut Chandra 2007 lantai sumur gali yang memenuhi syarat adalah
lantai sumur gali yang lebarnya minimal 1 meter dari tepi bibir sumur ke seluruh jurusan melingkari sumur dan terbuat dari bahan yang kedap air yang bertujuan agar
air limbah yang berasal dari sumur gali tidak merembes kedalam sumur gali. Serta memiliki kemiringan sekitar 10 derajat kearah tempat pembuangan air drainase.
Tutup sumur gali juga menjadi hal penting untuk menjaga kualitas air sumur gali, karena tutup sumur gali yang rapat dan terjada dapat mencegah kontaminasi
langsung pada sumur serta menghindari resiko kecelakaan. Dari 68 sumur gali yang dijadikan sampel, hanya 24 sumur gali yang memiliki tutup atau sebanyak 35,3 .
Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor ketidaktahuan masyarakat bahwa tutup sumur dapat menjadi pencegah pencemaran juga kecelakaan yang mungkin terjadi
Hal-hal penting lainnya yang berkontribusi dalam mempengaruhi kuaitas air sumur yaitu sumber-sumber pencemaran seperti septic tank, tempat pembuangan
sampah, dan kandang ternak harus berjarak minimal 10 meter dari sumur gali. Dari Tabel 4.10 yang telah disajikan dapat diketahui bahwa jarak sumur gali dengan septic
tank yang tidak memenuhi syarat sebanyak 51,5 35 sumur sedangkan jarak sumur
Universitas Sumatera Utara
gali dengan sumber pencemaran lain seperti tumpukan sampah, yang tidak memenuhi syarat 4,4 3 sumur, dan jarak sumur gali dengan kandang ternak yang tidak
memenuhi persyaratan sebanyak 16,2 11 sumur. Jarak minimal 10 meter ini bertujuan agar sumur gali terhindar dari berbagai
pencemaran yang mungkin dapat merembes ke air sumur melalui tanah. Sejalan dengan Entjang 2000, selain jarak minimal 10 meter juga diusahakan agar sumur
gali letaknya tidak berada di bawah tempat-tempat sumber pengotoran dan jangan dibuat di tanah rendah yang mungkin terendam bila banjir hujan. Di Desa Namo
Bintang masih banyak persyaratan yang belum dipenuhi, sehingga kemungkinan pencemaran yang dapat menurunkan kualiatas air akan semakin meningkat.
5.2. Pengukuran Jarak Sumur Gali Terhadap Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah di Desa Namo Bintang Tahun 2012.
Sumur gali yang menjadi sampel dalam penelitian ini tersebar di 2 dusun, dimana kedua lokasi tersebut dipilih berdasarkan letaknya yang lebih dekat ke
Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah. Hasil pengukuran diperoleh bahwa jarak terdekat antara TPA dan sumur gali dari dusun 1 adalah pada jarak 24,02 meter.
Sedangkan jarak terdekat antara TPA dan sumur gali dari dusun 4 adalah pada jarak 446,65 meter.
Sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Dampak Sampah yang diterbitkan oleh Depkes RI Dirjen PPM dan PLP 1996 dalam
Ompusunggu 2009 yang menerangkan bahwa lokasi TPA harus memenuhi persyaratan teknis yaitu a Jarak TPA terhadap pemukiman adalah minimal 2 Km,
hal ini mengingat jarak terbang lalat mencapat 2 Km, bau yang ditimbulkan oleh
Universitas Sumatera Utara
sampah akibat pembusukan sampah yang terbawa angin, debu dan suara bising yang ditimbulkan sewaktu pembongkaran sampah. b Jarak sumber air bersih mata air,
sumur, sungai, danau, dll minimal 200 meter, hal ini mengingat bahwa hasil dekomposisi sampah dapat meresap melalui lapisan tanah dan menimbulkan
pencemaran terhadap sumber air bersih di daerah tersebut. c Jarak tepi paling dekat jalan besarumum sedikitnya 200 meter, hal ini mengingat alasan estetika.
5.3. Pemeriksaan Kandungan Fosfat PO