tentang tingkat kualitas air yang akan dicapai atau dipertahankan oleh setiap program kerja pengendalian pencemaran air SLH Daerah Prov.Sumut, 2008
2.4.1 Polutan Air
Ciri-ciri air yang mengalami polusi ataupun tercemar sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi.
Sebagai contoh, air minum yang terpolusi mungkin rasanya akan berubah meskipun baunya sukar dideteksi. Tanda-tanda polusi air yang berbeda ini disebabkan oleh
sumber dan jenis polutan yang berbeda-beda. Polutan air dapat dikelompokkan dalam 9 kelompok berdasarkan sifat-sifatnya sebagai berikut Fardiaz S, 1992 :
1. Padatan 2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen Oxigen Demanding Wastes
3. Mikroorganisme 4. Komponen Organik Sintetik
5. Nutrien tanaman 6. Minyak
7. Senyawa anorganik dan mineral 8. Panas
9. Bahan radioaktif Pengelompokkan tersebut di atas bukan merupakan pengelompokkan yang
baku karena suatu jenis polutan mungkin dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok. Contoh bakteri dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok yaitu
dapat dimasukkan dalam kelompok mikroorganisme maupun kelompok padatan karena bakteri merupakan padatan tersuspensi. Contoh yang lain misalnya logam
Universitas Sumatera Utara
berat sering dimasukkan ke dalam kelompok senyawa anorganik tapi juga merupakan padatan terlarut.
2.4.2 Indikator Pencemaran Air
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui Wardhana, 2001 :
2.4.2.1 Perubahan Suhu Air Dalam kegiatan industri seringkali suatu proses disertai dengan timbulnya
panas reaksi atau panas dari suatu gerakan mesin. Air yang menjadi panas tersebut dibuang ke sungai maka air sungai akan menjadi panas. Air sungai yang suhunya naik
akan mengganggu kehidupan hewan air dan organisme air lainnya karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan dengan kenaikan suhu. Padahal
setiap kehidupan memerlukan oksigen untuk bernafas. 2.4.2.2 Perubahan pH atau Konsentrasi ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar
kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion Hidrogen di dalam air. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai
akan mengubah pH air yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam air.
2.4.2.3 Perubahan Warna, Bau dan Rasa Air Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan
anorganik dan bahan organik seringkali dapat larut di dalam air. Apabila bahan buangan dan air limbah industri dapat larut dalam air maka akan terjadi perubahan
Universitas Sumatera Utara
warna air. Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih.
Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau dapat disebabkan oleh bahan- bahan kimia, ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air, baik yang hidup
maupun yang sudah mati. Air yang normal sebenarnya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa yang
menyimpang biasanya disebabkan disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang menyimpang tersebut biasanya dihubungkan dengan baunya karena pengujian
terhadap rasa air jarang dilakukan Fardiaz, 1992. 2.4.2.4 Timbulnya Endapan, Koloidal dan Bahan Terlarut
Endapan dan koloidal serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri yang berbentuk padat. Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau
tidak dapat larut sempurna akan mengendap di dasar sungai dan yang dapat larut sebagian akan menjadi koloidal.
2.4.2.5 Mikroorganisme Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan dari
kegiatan industri yang dibuang ke air lingkungan, baik sungai, danau maupun laut. Kalau bahan buangan yang harus didegradasi cukup banyak, berarti mikroorganisme
akan ikut berkembang biak. Pada perkembang-biakan mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut berkembang pula. Mikroba
patogen adalah penyebab timbulnya berbagai macam penyakit.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2.6 Meningkatnya Radioakvifitas Air Lingkungan Mengingat bahwa zat radioaktif dapat menyebabkan berbagai macam
kerusakan biologis apabila tidak ditangani dengan benar, baik melalui efek langsung maupun efek tertunda, maka tidak dibenarkan dan sangat tidak etis bila ada yang
membuang bahan sisa radioaktif ke lingkunganWardhana, 2001.
2.4.3 Sumber Pencemaran Air