20
senyawa yang terdapat pada ekstrak jamu veteriner yang merupakan formulasi dari merica, lempuyang, kayu manis, sambiloto, dan jahe diduga dapat mempengaruhi
peningkatan jumlah sel darah merah. Menurut Septiatin 2008, merica memiliki kandungan senyawa piperine yang
dapat berfungsi dalam melancarkan peredaran darah. Kandungan zat besi pada kayu manis berperan penting dalam pembentukan dan mempertahankan sel darah merah.
Kecukupan sel darah merah dalam tubuh akan memperlancar oksigenasi jaringan ke seluruh tubuh sehingga dapat meningkatkan proses metabolisme tubuh untuk
memperoleh energi sehingga suplementasi kayu manis ini diduga mampu mencegah anemia pada hewan yang sedang bunting, menurunkan risiko kematian saat
melahirkan, dan dapat meningkatkan bobot badan anak yang dilahirkan Jayaprakasha 2003.
Menurut Arif 2009, suplementasi lempuyang dapat menetralkan dan membersihkan darah. Sementara itu, menurut Bown 2001 sambiloto berkhasiat
dalam menurunkan tekanan darah tinggi. Suplementasi sambiloto ini diduga mampu mengontrol peningkatan jumlah sel darah merah di luar batas normal akibat
terganggunya oksigenasi jaringan. Jahe dilaporkan memiliki kemampuan antioksidan yang berasal dari kandungan sejumlah senyawa fenolik Kikuzaki Nakatani 1993.
Suplementasi jahe ini diduga kuat mampu menambah status antioksidan dalam tubuh serta dapat menghambat proliferasi sel kanker Agustinasari 1998.
4.2. Hemoglobin
Fungsi hemoglobin adalah sebagai pembawa oksigen O
2
dari paru - paru ke jaringan dengan tujuan untuk memperoleh energi Douglas Jane 2010. Kadar
hemoglobin dalam darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah pakan, musim, aktivitas tubuh, ada tidaknya kerusakan eritrosit dan penanganan darah
saat pemeriksaan Andriyanto et al. 2010. Data kadar hemoglobin domba penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
21
Tabel 2 Kadar Hemoglobin g induk domba bunting yang dicekok jamu veteriner dosis 15 dan 30 mL selama kebuntingan
Waktu Bulan
Dosis Jamu Veteriner 0 kontrol
15 mL 30 mL
1 8,37 ±1,15
a
9,01 ±0,50
a
8,99±1,98
a
2 10,50 ±1,85
a
10,64 ±1,30
a
11,38 ±1,76
a
3 10,58±0,77
a
10,35 ±0,72
a
11,29 ±1,20
a
4 10,40 ±1,13
a
10,60 ±0,89
a
10,78 ±1,04
a
5 10,03 ±1,87
a
10,23 ±1,36
a
10,63 ±0,39
a
Keterangan: Huruf superskript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata
p0,05
Kadar hemoglobin setiap kelompok perlakuan berdasarkan Tabel 2 menunjukkan hasil yang fluktuatif. Kadar hemoglobin tertinggi ada pada kelompok
domba yang dicekok jamu veteriner dosis 30 mL. Kadar hemoglobin terendah ada pada kelompok domba kontrol. Selama lima bulan pengamatan, kadar hemoglobin
kelompok domba yang diberi jamu veteriner dosis 15 mL dan 30 mL selalu meningkat dibanding kelompok kontrol. Peningkatan tersebut merupakan respons
konpensasi tubuh untuk meningkatkan transpor oksigen ke jaringan Puspitasari Harimurti 2010. Selain itu, penurunan juga terjadi di akhir bulan kebuntingan dari
setiap kelompok domba perlakuan. Penurunan ini diduga terjadi akibat proses homeostasis tubuh.
Hasil pengukuran kadar hemoglobin tertinggi pada domba penelitian diperoleh sebesar 11,38 ±1,76 g. Kadar hemoglobin yang diperoleh ini sama
dengan hasil penelitian yang dilaporkan Ginting 1987, yaitu sebesar 11 g. Namun, sedikit lebih tinggi jika dibandingkan hasil penelitian Maheswari et al. 2001 yang
melaporkan kadar hemoglobinnya adalah sebesar 8,47 g. Pengamatan jumlah kadar hemoglobin tiap bulan selama lima bulan
pengamatan menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan. Profil dari kenaikan dan penurunan pada setiap kelompok domba perlakuan disajikan pada Grafik 2.
22
Grafik 2 Kadar Hemoglobin induk domba kontrol ♦, diberi jamu veteriner dosis 15 mL
■, dan diberi jamu veteriner dosis 30 mL ∆ selama lima bulan kebuntingan.
Setiap kelompok domba perlakuan, memperlihatkan pola kenaikan dan penurunan yang sama. Meningkat pada awal kebuntingan dan menurun pada akhir
kebuntingan. Pola peningkatan dan penurunan kadar hemoglobin sama dengan pola peningkatan dan penurunan jumlah sel darah merah. Hal ini karena, hemoglobin
memiliki hubungan yang erat dengan sel darah merah. Faktor pemberian ekstrak jamu veteriner dosis 15 dan 30 mL, tidak
memberikan pengaruh yang signifikan pada perbedaan kadar hemoglobin dari setiap kelompok perlakuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Iriadam 2007, yang
menyatakan bahwa kadar hemoglobin dalam darah tidak mengalami perubahan yang signifikan selama masa kebuntingan.
4.3. Hematokrit PCV