Tujuan Manfaat Domba Gambaran Darah Merah Domba yang Dicekok Jamu Veteriner selama Kebuntingan.

2 membersihkan darah, mengobati batuk rejan serta dapat menambah nafsu makan Arif 2009. Kayu manis mengandung minyak atsiri sinamaldehid yang berfungsi sebagai antioksidan dalam melawan bahaya radikal bebas dalam membran sel Jayaprakasha 2003. Sementara itu, penggunaan jahe dan merica juga telah banyak dikenal sebagai tanaman obat. Secara farmakologi jahe bermanfaat sebagai karminatif, antimuntah, pereda kejang, antipengerasan pembuluh darah, antiinflamasi, dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh Hariana 2004. Merica juga memiliki manfaat sebagai obat sesak napas, analgesik, melancarkan peredaran darah, serta dapat menghangatkan badan Paimin 2002. Formulasi dari ekstrak jamu veteriner yang diberikan terdiri atas sambiloto, lempuyang, kayu manis, merica, dan jahe. Pemberian ekstrak jamu veteriner ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan status fisiologis serta performans induk domba, sehingga mampu menghasilkan anak domba yang berkualitas. Selain itu, dengan tercapainya kondisi tersebut tingkat kematian anak menjadi rendah sehingga efisiensi reproduksi akan meningkat.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian ekstrak jamu veteriner terhadap status fisiologis dan kesehatan induk domba yang dapat dilihat dari hasil gambaran darah merah domba selama periode kebuntingan.

1.3. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan status fisiologis domba guna menghasilkan anak yang berkualitas sehingga populasi domba di Indonesia juga akan turut meningkat. Peningkatan populalsi domba ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan daging domestik dan dapat memberikan konstribusi pada swasembada daging nasional. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Domba

Salah satu ternak ruminansia untuk memenuhi kebutuhan protein hewani di berbagai negara, termasuk Indonesia ialah domba. Sekarang ini, ternak domba yang ada merupakan hasil dosmetikasi domba liar yang dilakukan dalam kurun waktu yang panjang Purnomo 2009. Klasifikasi ilmiah domba menurut Damron 2006, yaitu Kingdom Animalia, Phylum Chordata, Subphylum Vertebrata, Class Mammalia, Ordo Artiodactyla, Family Bovidae, Genus Ovis, Species Ovis aries. Domba yang umum diternakan oleh petani di Indonesia adalah domba ekor gemuk, domba ekor tipis, dan domba garut. Domba ekor gemuk sering disebut domba gibas. Domba ini banyak tersebar di Provinsi Jawa Timur terutama di pulau Madura, daerah Donggala, Sulawesi Tengah, dan Lombok. Ciri khas dari domba ekor gemuk terlihat pada bentuk ekornya yang membesar akibat timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan energi pada musim kering saat pakan alami berkurang, tetapi bagian ujung ekornya mengecil. Keunggulan dari domba ini ialah memiliki postur tubuh yang cukup besar. Bobot badan jantan mencapai 50 sampai dengan 70 kg, sedangkan domba betina 30 sampai dengan 40 kg. Pertumbuhan domba relatif cepat dengan rata-rata pertambahan bobot 100 sampai dengan 200 g per hari. Domba ekor gemuk ini juga mampu beranak sepanjang tahun. Domba ekor tipis sering disebut sebagai domba lokal. Domba ini banyak tersebar di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,dan Sumatera Utara. Ukuran tubuhnya relatif kecil dan warna bulu barvariasi, namun bulu dominan putih dengan warna hitam dibeberapa bagian tubuh seperti di seputar mata, hidung dan beberapa bagian tubuh lainnnya. Domba ekor tipis jantan bertanduk relatif kecil sedangkan betina tidak bertanduk. Pertambahan bobot badan domba ini agak lambat, sekitar 90 sampai dengan 100 g per hari. Bobot badan jantan berkisar 30 sampai dengan 50 kg, sedangkan betina berkisar 15 sampai dengan 35 kg. Di samping itu, jumlah kelahiran 4 anak cukup tinggi bisa mencapai 1 sampai dengan 4 ekor anakan dalam sekali kelahiran sehingga digolongkan dalam kelas domba prolifik. Ukuran tubuh yang relatif kecil menolong ternak ini untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang kurang baik. Domba garut merupakan salah satu domba unggulan. Postur tubuhnya yang besar dan kuat menjadikannya sebagai domba aduan. Ciri khas domba ini di antaranya daun telinga berukuran kecil dan berbentuk meruncing, bahkan ada yang sangat kecil. Bulu domba garut ini berupa wol kasar sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan. Domba garut jantan memiliki bobot badan sekitar 60 sampai dengan 80 kg, sedangkan domba betina sekitar 30 sampai dengan 40 kg. Angka reproduksi cukup tinggi dan mampu beranak sepanjang tahun. Domba garut dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan. Keunggulan domba ini adalah kualitas kulitnya yang bagus. Kulit domba garut merupakan salah satu kulit berkualitas di dunia Sutama 2008. Domba adalah perumput yang selektif, lebih menyukai rumput yang pendek dan berbagai jenis legum. Sifat adaptasi domba terhadap pakan baru sangat baik. Domba dapat tumbuh baik pada daerah yang kering dengan pemberian pakan yang berkualitas secara fluktuatif. Domba yang dipelihara secara semi intensif dan diberi pakan konsentrat ditambah monensin dan hijauan rumput gajah dapat tumbuh dengan pertambahan bobot badan harian sekitar 100 sampai 150 gekorhari Astuti et al. 1988. Domba termasuk ternak yang dapat kawin sepanjang tahun dan tidak dipengaruhi musim. Pertumbuhan dan reproduksi domba dipengaruhi oleh kerja hormon. Mekanisme kerja hormon ini sangat kompleks serta dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti iklim dan pakan Webb 2005. Pada ternak mamalia dewasa fluktuasi berbagai hormon reproduksi dikenal sebagai siklus estrus yang terdiri atas proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Siklus estrus pada domba berkisar antara 14 sampai dengan 18 hari atau rata-rata sekitar 17 hari dengan tipe siklus estrus yaitu polyestrus. Umur estrus pertama pada tiap individu berbeda-beda tergantung breed, biasanya pada domba 6 sampai dengan 12 5 bulan. Waktu kawin yang optimal 24 sampai dengan 36 jam setelah estrus. Lama estrus 36 jam. Ovulasi 12 sampai dengan 24 jam setelah estrus dan lama kebuntingan rata-rata 150 hari Davis 2004.

2.2. Sediaan Jamu Veteriner