Darah Sel Darah Merah

11 Gambar 5 Jahe Alden 2009. Jahe dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpang, di antaranya adalah jahe putih atau kuning besar, jahe putih atau kuning kecil dan jahe merah. Jahe putih besar ini bisa dikonsumsi baik saat masih muda maupun sudah tua. Jahe putih kecil dipanen setelah tua, dan kandungan minyak asirinya lebih besar dibandingkan jahe gajah. Jahe merah merupakan jahe yang paling cocok untuk ramuan obat-obatan karena kandungan minyak asirinya paling tinggi Paimin Farry 2004. Kandungan senyawa kimia dari jahe ialah gingerol, zingeron, dan shogaol yang menimbulkan rasa pedas. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri berkisar 1,12 sampai dengan 3,92, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Rimpang jahe ini banyak digunakan sebagai obat gosok untuk penyakit encok dan sakit kepala Hariana 2004. Secara farmakologi jahe bermanfaat sebagai karminatif, antimuntah, pereda kejang, antipengerasan pembuluh darah antiaterosklerosis, peluruh keringat, antiinflamasi, antimikroba dan parasit, antipiretik, antirematik, serta merangsang pengeluaran getah empedu, meningkatkan kekebalan tubuh, menghangatkan badan, merangsang regenerasi kulit, menghambat terjadinya ejakulasi dini dan antiradang Hariana 2004. Selain itu, jahe dapat juga digunakan sebagai bahan obat, bumbu masak, penyedap, minuman penyegar, manisan dan lain sebagainya.

2.3. Darah

Darah adalah pembawa berbagai zat nutrisi yang dipompakan oleh jantung melalui suatu sistem pembuluh darah yang tertutup Guyton 1997. Darah berperan penting dalam sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi merupakan sistem transport yang 12 mensuplai zat-zat yang diabsorpsi dari saluran pencernaan dan oksigen ke jaringan, kemudian mengembalikan karbondioksida ke paru-paru dan produk metabolisme lainnya menuju ginjal Meyer dan Harvey 2004. Selain itu, darah juga berfungsi dalam mengatur keseimbangan asam basa, sebagai pertahanan tubuh dari infeksi kuman serta mengatur stabilitas suhu tubuh Anonim 2009a. Darah terdiri dari sel darah merah eritrosit, sel darah putih leukosit, keping darah dan trombosit Frandson 1992; Kern 2002. Eritrosit bersifat pasif dan melaksanakan fungsinya dalam pembuluh darah. Leukosit merupakan unit yang bersifat aktif dari sistem pertahanan tubuh dan mampu keluar dari pembuluh darah menuju jaringan dalam menjalankan fungsinya Anonim 2009b. Volum darah bervariasi tergantung pada umur, ukuran fisik, aktivitas fisik, kesehatan, makanan, status reproduksi laktasi, bunting dan fator-faktor lingkungan. Persentase sel darah terhadap total volum darah adalah sekitar 40 Samuelson 2007. Keadaan darah dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, ras breed, emosi, serta latihan yang berlebihan. Oleh karena itu, darah dapat dijadikan suatu indikator dalam menilai atau mengetahui status kesehatan hewan. Apabila hewan mengalami perubahan fisiologis maka keadaan darah juga mengalami perubahan. Ada dua faktor perubahan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Perubahan yang disebabkan oleh faktor internal di antaranya adalah pertambahan umur, keadaan gizi, latihan, siklus stress, proses pembentukan darah kebuntingan, kesehatan dan suhu tubuh. Sedangkan perubahan yang disebabkan oleh faktor eksternal di antaranya adalah perubahan suhu lingkungan, infeksi bakteri, virus, jamur, parasit serta fraktura Guyton 1997.

2.4. Sel Darah Merah

Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel darah yang berbentuk cakram bikonkaf dengan pingiran sirkuler, diameter rata-rata sekitar 7-8 µm, memiliki tebal 1,5 µ dan jika dilihat dibawah mikroskop, sel darah merah terlihat seperti lingkaran yang memiliki pusat ditengah dengan diameter kira-kira 1-3 µm. Cakram bikonkaf ini mempunyai permukaan yang relatif luas untuk pertukaran oksigen melintasi membran sel Kern 2002. 13 Bentuk sel darah merah yang abnormal atau menyimpang dari normal disebut poikilositosis. Penyimpangan ini dapat mengakibatkan berkurangnya efisiensi transport oksigen dan menyebabkan terjadinya kerusakan sel membran atau osmotik shock Smith 1996. Kondisi poikilositosis ini menyebabkan eritrosit berkurang sehingga masa hidupnya pun tidak lama dalam sirkulasi darah. Masa hidup dari sel darah merah ini adalah sekitar 120 hari. Oleh karena itu, kira-kira sekitar 1 dari sel darah merah selalu diganti setiap harinya Kern 2002. Pembentukan sel darah merah di dalam tubuh disebut dengan eritropoiesis. Pembentukan sel darah merah ini dirangsang oleh anemia dan hipoksia. Faktor yang menentukan laju eritropoiesis diantaranya adalah eritropoietin, yaitu hormon yang secara langsung mempengaruhi aktifitas sumsum tulang. Eritropoietin akan merangsang diferensiasi sel induk menjadi rubiblast, mempercepat pematangan rubiblast dan pelepasan retikulosit ke dalam sirkulasi. Eritropoietin ini juga sangat peka terhadap perubahan kadar oksigen di dalam jaringan Kahn 2005. Pembentukan sel-sel darah merah pada hewan dewasa secara normal terjadi di dalam sumsum tulang merah. Sementara itu, pada fetus sel-sel darah merah dihasilkan oleh hati, limfa dan nod limfa. Sel darah merah berperan dalam mengangkut hemoglobin Hb. Hemoglobin merupakan senyawa organik yang kompleks yang terdiri dari empat pigmen porfirin merah heme, masing – masing mengandung atom besi ditambah globin, yang merupakan protein globular yang terdiri dari empat rantai asam amino. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa O 2 dari paru - paru ke jaringan Douglas Jane 2010. Akibat adanya hemoglobin ini, darah dapat mengangkut sekitar 60 kali oksigen lebih banyak dibandingkan dengan air dalam jumlah dan kondisi yang sama. Selain itu, hemoglobin juga menyebabkan timbulnya warna merah pada sel darah Ganong 2002. 14 BAB III BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat