BAB ǿ
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Domba tergolong ke dalam famili Bovidae. Di Indonesia, beberapa domba yang umum diternakkan petani di antaranya ialah domba ekor gemuk domba gibas,
domba ekor tipis dan domba garut. Domba merupakan ternak yang mudah beradaptasi dengan lingkungan sehingga di lingkungan yang buruk sekalipun masih
dapat hidup dan bersifat prolifik sehingga mampu melahirkan anak lebih dari satu, bahkan bisa mencapai empat ekor dalam satu kali kelahiran Inonu Iniguez 1991.
Secara umum, domba yang melahirkan anak lebih dari tiga ekor biasanya memiliki bobot lahir yang rendah dan memiliki tingkat kematian yang tinggi
Sumaryadi 1997; Sutama et al. 1999; Andriyanto Manalu 2011. Keadaan ini akan berdampak buruk terhadap efisiensi reproduksi ternak serta berpengaruh besar
terhadap status fisiologis dan kesehatan induk itu sendiri. Adanya perubahan keadaan fisiologis dan kesehatan induk ini dapat diketahui dengan mengamati hasil dari
gambaran darah. Upaya peningkatan kesehatan dan performans induk domba dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu dengan pemberian pakan yang tepat dan memenuhi kebutuhan zat gizinya. Upaya lain yang tidak kalah penting adalah dengan
memberikan sediaan ramuan tanaman obat atau ramuan tradisional selama hewan pada periode kebuntingan. Ramuan tradisional merupakan media pengobatan yang
menggunakan tanaman dengan kandungan bahan-bahan alamiah sebagai bahan baku Agromedia 2008. Ramuan tradisional yang digunakan di antaranya adalah
sambiloto, lempuyang, kayu manis, jahe, dan merica. Sambiloto, lempuyang, kayu manis, jahe, dan merica merupakan tanaman
obat yang memiliki banyak khasiat. Sambiloto mengandung senyawa andrographolide yang berfungsi sebagai pelindung hati hepatoprotektor, dapat
menekan pertumbuhan sel kanker, dan meningkatkan kekebalan tubuh Dalimartha 2004. Lempuyang dapat digunakan sebagai obat batu ginjal, dapat menetralkan dan
2
membersihkan darah, mengobati batuk rejan serta dapat menambah nafsu makan
Arif 2009. Kayu manis mengandung minyak atsiri sinamaldehid yang berfungsi sebagai antioksidan dalam melawan bahaya radikal bebas dalam membran sel
Jayaprakasha 2003. Sementara itu, penggunaan jahe dan merica juga telah banyak dikenal sebagai tanaman obat. Secara farmakologi jahe bermanfaat sebagai
karminatif, antimuntah, pereda kejang, antipengerasan pembuluh darah, antiinflamasi, dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh Hariana 2004. Merica juga memiliki
manfaat sebagai obat sesak napas, analgesik, melancarkan peredaran darah, serta dapat menghangatkan badan Paimin 2002.
Formulasi dari ekstrak jamu veteriner yang diberikan terdiri atas sambiloto, lempuyang, kayu manis, merica, dan jahe. Pemberian ekstrak jamu veteriner ini
diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan status fisiologis serta performans induk domba, sehingga mampu menghasilkan anak domba yang berkualitas. Selain
itu, dengan tercapainya kondisi tersebut tingkat kematian anak menjadi rendah sehingga efisiensi reproduksi akan meningkat.
1.2. Tujuan