22
Grafik 2 Kadar Hemoglobin induk domba kontrol ♦, diberi jamu veteriner dosis 15 mL
■, dan diberi jamu veteriner dosis 30 mL ∆ selama lima bulan kebuntingan.
Setiap kelompok domba perlakuan, memperlihatkan pola kenaikan dan penurunan yang sama. Meningkat pada awal kebuntingan dan menurun pada akhir
kebuntingan. Pola peningkatan dan penurunan kadar hemoglobin sama dengan pola peningkatan dan penurunan jumlah sel darah merah. Hal ini karena, hemoglobin
memiliki hubungan yang erat dengan sel darah merah. Faktor pemberian ekstrak jamu veteriner dosis 15 dan 30 mL, tidak
memberikan pengaruh yang signifikan pada perbedaan kadar hemoglobin dari setiap kelompok perlakuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Iriadam 2007, yang
menyatakan bahwa kadar hemoglobin dalam darah tidak mengalami perubahan yang signifikan selama masa kebuntingan.
4.3. Hematokrit PCV
Nilai hematokrit PCV adalah konsentrasi dinyatakan dalam persen eritrosit dalam 100 ml 1 dL darah lengkap Gandasoebrata 2004; Sutedjo 2007. Pada
ternak domba nilai hematokrit normal adalah sekitar 32 Frandson 1996. Data nilai hematokrit domba penelitian disajikan pada Tabel 3.
8 8.5
9 9.5
10 10.5
11 11.5
12
1 2
3 4
5
Kad ar He
m o
glo b
in g
Waktu Kebuntingan bulan
23
Tabel 3 Nilai Hematokrit induk domba yang dicekok jamu veteriner dosis 15 dan 30 mL selama kebuntingan
Waktu bulan
Dosis Jamu Veteriner 0 kontrol
15 mL 30 mL
1 21,00±1,69
a
21,80±1,30
a
20,00±1,58
a
2 20,80±1,78
a
22,40±2,50
a
23,08±1,91
a
3 25,40±1,91
a
23,30±1,44
ab
25,80±1,60
c
4 25,08±1,69
a
25,54±1,99
a
26,74±1,72
a
5 22,60±2,43
a
22,70±1,92
a
23,80±1,68
a
Keterangan: Huruf superskript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata p0.05
Nilai hematokrit berdasarkan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa kelompok domba yang dicekok jamu veteriner dosis 15 mL dan 30 mL mengalami peningkatan
sampai dengan bulan keempat kebuntingan. Pada bulan kelima kebuntingan, nilai hematokrit dari setiap kelompok domba perlakuan menurun. Nilai hematokrit
tertinggi ada pada kelompok domba yang dicekok jamu veteriner dosis 30 mL dan nilai hematokrit terendah ada pada kelompok domba kontrol.
Nilai hematokrit sangat dipengaruhi oleh kandungan darah, viskositas darah, tekanan osmotik plasma, dan pembentukan sel darah merah dalam tubuh. Secara uji
statistik, faktor pemberian ekstrak jamu veteriner berbeda nyata hanya pada bulan ketiga kebuntingan. Kenaikan dan penurunan nilai hematokrit pada bulan pertama
sampai dengan bulan kelima, berada dalam rentang normal. Kenaikan nilai hematokrit tertinggi didapatkan sebesar
26,74±1,72
. Nilai hematokrit yang diperoleh ini, menunjukkan hasil yang lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil penelitian
Kozat et al. 2003 dan Ginting 1987, yang melaporkan bahwa nilai hematokrit domba bunting masing-masing adalah sebesar 28,60±1,4 dan 30. Namun, dalam
penelitian Maheshwari et al. 2001, didapatkan nilai hematokrit sebesar 26,13±1,03. Nilai tersebut tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan nilai
hematokrit domba hasil penelitian.
24
Pengamatan nilai hematokrit tiap bulan selama lima bulan menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan. Profil dari kenaikan dan penurunan pada setiap
kelompok domba perlakuan disajikan pada Grafik 3.
Grafik 3 Nilai Hematokrit induk domba kontrol ♦ , diberi jamu veteriner dosis 15 mL ■,
dan diberi jamu veteriner dosis 30 mL ∆ selama lima bulan kebuntingan
. Peningkatan nilai hematokrit terjadi pada masa-masa awal kebuntingan dan
menurun pada akhir kebuntingan. Hal ini sesuai dengan pendapat Azab 1999, yang menyatakan bahwa nilai hematokrit akan menurun pada masa-masa akhir
kebuntingan hingga periode setelah kelahiran. Kenaikan dan penurunan nilai hematokrit ini dipengaruhi oleh
hemokonsentrasi. Hemokonsentrasi merupakan suatu parameter dari nilai hematokrit. Peningkatan nilai hematokrit di awal kebuntingan tersebut terjadi akibat
hemokonsentrasi tinggi, karena peningkatan sel darah atau penurunan kadar plasma darah. Sebaliknya nilai hematokrit yang menurun, terjadi akibat hemokonsentrasi
rendah karena kadar sel darah menurun atau kadar plasma darah meningkat. Gambaran darah dari nilai hematokrit, kadar hemoglobin, dan sel darah
merah, secara umum selalu mengalami peningkatan pada masa awal kebuntingan dan menurun pada masa akhir kebuntingan. Kondisi tersebut diakibatkan oleh perubahan
faktor internal dan faktor eksternal. Perubahan yang disebabkan oleh faktor internal di antaranya adalah pertambahan umur, keadaan gizi, latihan, siklus stress, proses
19.5 20.5
21.5 22.5
23.5 24.5
25.5 26.5
1 2
3 4
5
Ni lai Hem
atokrit
Waktu Kebuntingan bulan
25
pembentukan darah kebuntingan, kesehatan dan suhu tubuh. Perubahan yang disebabkan oleh faktor eksternal di antaranya adalah perubahan suhu lingkungan,
infeksi bakteri, virus, jamur, parasit, serta fraktura Guyton 1997. Pemberian ekstrak jamu veteriner selama kebuntingan, terbukti dapat
meningkatkan nilai hematologi domba jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit. Peningkatan nilai hematologi domba tersebut, berkorelasi
dengan anakan yang dilahirkan. Anakan domba yang dihasilkan memiliki bobot badan yang cenderung lebih besar dan lebih lincah dibandingkan domba yang tidak
diberi jamu veteriner.
26
BAB V SIMPULAN DAN SARAN