9
III. METODOLOGI
3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilakukan selama tiga bulan, yakni dari bulan April 2012 hingga Juni 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengemasan Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB.
3.2 BAHAN DAN ALAT
Bahan-bahan yang digunakan diantaranya adalah buah salak pondoh dari Banjarnegara dengan tingkat kematangan campuran, kapur tohor, zeolit, karbon aktif, plastik PET, plastik PP,
etanol, aquades, dan bahan untuk analisis seperti kapas, asam askorbat Vitamin C, NaOH 0,1 N, indikator pp, pati 1 dan iod 0,01 N.
Sedangkan alat-alat yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah refraktometer, alat pengemasan vakum, sealer, pisau, timbangan, blower, dan alat-alat untuk analisis selama
pengamatan seperti gelas piala, gelas ukur, Erlenmeyer, parutan, timbangan analitik, sudip, labu takar, corong dan biuret dan chamber.
3.3 METODE PENELITIAN
3.3.1 Persiapan Bahan Penyerap
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuanita 2012 dan Rosyid 2012, bahan penyerap kapur dan zeolit dengan dosis 5 dan 10 mampu memberikan umur simpan buah salak
selama 26 hari tanpa terlihat perbedaan yang nyata dalam pengaruhnya terhadap umur simpan, sehingga dosis yang dipilih adalah konsentrasi terkecil yaitu 5. Sedangkan bahan penyerap karbon
aktif, dosis terpilih adalah 3 karena antara dosis 3 dan 6 juga tidak berbeda nyata pengaruhnya terhadap umur simpanyang sama-sama memberikan umur simpan 26 hari Ekasari, 2012.
Aplikasinya pada penelitian utama, dosis yang digunakan pada masing-masing penyerap diambil 50 dari dosis yang terbaik, hal ini karena pada penelitian utama digunakan kombinasi dua
penyerap dalam satu kemasan. Kombinasi bahan penyerap yang digunakan adalah kapur dengan zeolit dan kapur dengan karbon aktif. Kombinasi bahan penyerap kapur dan zeolit, dosis yang digunakan
adalah 2.5. Sedangkan pada kombinasi bahan penyerap kapur dengan karbon aktif, dosis yang digunakan adalah 2.5 untuk kapur dan 1.5 untuk karbon aktif.
Bentuk awal bahan penyerap zeolit dan karbon aktif adalah butiran kasar. Zeolit dan karbon aktif dihaluskan dengan cara penggilingan guna memperluas permukaan bahan penyerap, sedangkan
kapur tidak dilakukan penggilingan karena bentuk awal kapur sudah halus. Untuk kapur dan zeolit, dimasukkan masing-masing ke dalam kemasan penyerap berukuran 5x10 cm sedangkan karbon aktif
dimasukkan ke dalam kemasan penyerap berukuran 7x10 cm. Kemasan penyerap yang telah berisi bahan penyerap direkatkan dengan sealer agar bahan penyerap tidak keluar dari kemasan.
3.3.2 Persiapan Salak Pondoh
Salak pondoh yang berasal dari Kabupaten Banjarnegara disortasi terlebih dahulu. Sortasi dilakukan untuk memisahkan salak ke dalam kondisi baik dan kondisi rusak. Salak dengan kondisi
rusak adalah salak yang secara fisiologi terlihat adanya memar, busuk atapun pecah pada bagian kulit salak, yang dapat menyebabkan salak lebih cepat mengalami kebusukan. Salak dengan kondisi baik
dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini.
10
3.3.3 Pengemasan dan Penyimpanan