26
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Buah salak pondoh yang digunakan sebagai bahan utama dalam penelitian ini memiliki karakteristik awal sebelum dilakukan penyimpanan, diantaranya adalah kadar air 78.12, total asam
2.58, Vitamin C 2.6 mg100 g salak dan total padatan terlarut 17°brix. Perlakuan jenis dan kondisi kemasan terbaik pada buah salak selama penyimpanan adalah kemasan PET dengan kondisi normal.
Pada jenis dan kondisi kemasan ini menghasilkan salak dengan laju tingkat kerusakan terendah selama penyimpanan, yaitu dengan slope 1.102, susut bobot dengan laju terendah pada slope 0.024,
penurunan kadar Vitamin C terendah yaitu dengan slope -0.011, penurunan total asam terendah yaitu dengan slope -0.007 dan penurunan total padatan terlarut terendah dengan slope -0.106.
Pada perlakuan penyerapan, kombinasi bahan penyerap kapur 2.5 dengan zeolit 2.5 menjadi kombinasi bahan penyerap yang terbaik untuk digunakan pada penyimpanan buah salak.
Perlakuan ini menghasilkan laju peningkatan tingkat kerusakan salak terendah dengan slope sebesar 3.490, laju peningkatan susut bobot terendah dengan slope 0.050, laju penurunan kadar Vitamin C
terendah dengan slope -0.015, laju penurunan total asam dengan slope -0.011 dan laju penurunan total padatan terlarut dengan slope -0.098. Sedangkan untuk interaksi kedua perlakuan tersebut yaitu
kombinasi bahan penyerap kapur 2.5 dengan zeolit 2.5 yang dikemas pada kemasan PET dengan kondisi normal menghasilkan salak dengan tingkat kerusakan terkecil pada hari ke-26 dengan
tingkat kerusakan salak 13.14 , dimana laju peningkatan kerusakan salaknya terendah, yaitu dengan slope
0.529. Perlakuan ini juga menghasilkan susut bobot buah salak yang terkecil pada hari ke-26 yaitu dengan susut bobot buah salak 0.60, dimana laju peningkatan susut bobotnya terendah, yaitu
dengan slope 0.008. Kadar Vitamin C yang dihasilkan dari perlakuan ini pada hari ke-26 menjadi yang tertinggi yaitu sebanyak 1.49 mg100 g salak, dimana laju penurunannya terendah, yaitu dengan
slope -0.008. Total asam yang dihasilkan pada hari ke-26 dari perlakuan ini menjadi yang tertinggi
yaitu sebanyak 0.25 mg100 g
dengan slope terendah yaitu -0.005. Dan untuk total padatan terlarut, perlakuan ini menghasilkan salak dengan total padatan terlarut terbesar pada hari ke-26, yaitu sebesar
14.50°brix dengan slope -0.073. Uji organoleptik menunjukkan bahwa buah salak pondoh mengalami penurunan mutu yang
mempengaruhi parameter warna, rasa, tekstur, aroma dan penerimaan umum buah salak selama penyimpanan.
5.2 Saran
Penambahan bahan penyerap dengan jenis kemasan yang sesuai dapat digunakan untuk memperpanjang umur simpan. Namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mempertahankan
citarasa dari buah salak pondoh.
27
DAFTAR PUSTAKA
Abeles, F.B., P.W. Morgan and M.E. Saltveit, 2002. Ethylene in Plant Biology. Academic Press Ltd., London, UK.
Ahvenainen R. 2003. Novel Food Packaging Techniques. Woodhead Publishing Limited. Cambridge England.
Anarsis, 1996. Agrobisnis Komoditas Salak Bumi Aksara, Jakarta. Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara. 2001. Kabupaten Banjarnegara dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara. Banjarnegara.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2006. Statistik Hortikultura Tahun 2005 Angka Tetap. Direktorat J enderal Hortikultura Departemen Pertanian. Jakarta.
Djafar, Titiek F, Mudjisihono ROB. 1998. Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Salak Pondoh pada Bebagai Perlakan Penyimpanan Buah Segar
. Yogyakarta: Institut Pertanian Yogyakarta. Djatmiko et al., 1983. Pengolahan Arang dan Kegunannya. Bogor: Agroindustri Press, Teknologi
Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Djuwanto, 1989. Perbedaan Pengelolaan Usaha Pekarangan Petani Salak Pondoh Dengan Petani
Salak Warisan . Thesis. Progam Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Ekasari, O.W. 2012. Aplikasi Karbon Aktif sebagai Penyerap Etilen dan Teknik Pengemasan pada Salak Pondoh.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Eskin, N.A.M., Henderson, H.M., and Townseed, R.L., 1971. Biochemistry of Foods. Academic Press,
New York. Hadiwiyoto, S. dan Soehardi, 1981. Penanganan Lepas Panen 1. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Hastuti,P. dan Ari M.1988. Perubahan sifat Kimia dan kesenangan konsumen terhadap salak pondoh
selama penyimpanan pada suhu dingin . Di dalam E.S. Heruwati et al. Prosiding Seminar
Penelitian Pasca Panen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta.
Hintlian, C.B and J.H. Hotchkiss, 1986. The Safety of Modified Atmosphere Packaging. J. Food Tech 40 12 :70-76.
Jobling, J. 2001. Modified Atmosphere Packaging : Not As Simple As It Seems. Good Fruit and Vegetables Magazine.
Julianti, E. dan M. Nurminah, 2006. Buku Ajar Teknologi Pengemasan. USU-Press, Medan. Kader, A. A. 1992. Postharvest biology and technology. p. 15-20 In A. A. Kader Ed.. Postharvest
Technology of Horticulture Crops. Agriculture and Natural Resources Publication, Univ. of California. Barkeley.
Kartasapoetra. A. G. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rineka Cipta. Jakarta.
28 Kerbel, E.L dan C.K. Njoroge. 1993. Effect of postharvest calcium treatment on solube solid, pH,
trimness and colour of stored tomato fruits. J. Afr. Agric. 583:111-116. Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press, Jakarta.
Meyer, L.H., 1982. Food Chemistry. The AVI Publishing Company, Inc. Westport, Connecticut. Muchtadi D. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-buahan. Petunjuk Laboratorium. Bogor:
PAU. Institut Pertanian Bogor. Muchtadi D. 1978. Perubahan Fisiko Kimia Buah Salak Kalengan Selama Penyimpanan. Tesis.
Institut Pertanian Bogor. Norman, S.M., dan Craft, C.C. 1971. Production of Etanol, Acetaldehyde and Methanol by Intact
Oranges During and After Nitrogen Storage . J. Amer. Soc Hort. Sci. 96, 464.
Nuswamarhaeni, S.,D. Prihatin dan E.P. Pohan. 1989. Mengenal Buah Unggul Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pantastico, E.B., A.K. Matto, dan V.T. Phan. 1986. Respirasi dan Puncak Respirasi. DiDalam : Fisiologi Pasca Panen. Gadjah Mada University Press. Jakarta.
Pantastico, E.R.B., 1986. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayuran Tropika dan Subtropika
. Terjemahan Kamariyani. UGM-Press, Yogyakarta. Phan, C.T., E.B. Pantastico, K.Ogata dan K. Chachin. 1986. Respirasi dan Puncak Respirasi. Di
dalam Pantastico, E. B. Fisiologi Pasca Panen, Penangan, dan Pemanfaatan Buah-Buahan
dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Puslitbang Pemukiman. 1982. Persyaratan Umum, Bahan Bangunan di Indonesia. PUBI-
1982,Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, Bandung. Rosyid, M. 2012. Kemasan Aktif Buah Salak Pondoh Salacca edulis Reinw. dengan Penyerap Gas
Etilen. Skripsi. Institut Pertanian Bogor
Rukmana, R. 1999. Usaha Tani Pisang. Yogyakarta : Kanisius. Sabari, S.D. 1983. Masalah Pemanenan Buah Salak. Sub Balai Penelitian Tanaman Pangan, Pasar
Minggu. Jakarta.
Santoso, BB. 2005. Pascapanen Hortikultura. Mataram. Santoso, B dan B. S. Purwoko. 1995. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen Tanaman Hortikultura
Indonesia . Indonesia Australia Easteren Universities Project. 187 hal.
Setyajid dan Sjaifullah, 1994. Penyimpanan Buah Manggis Dalam Suhu Dingin. J. Holtikultura, 41:64-76.
Setyaningsih, H. 1995. Pengolahan limbah batik dalam proses kimia dan adsorpsi karbon aktif [tesis]. Jakarta: Program Pascasarjana, Universitas Indonesia.
Sjaifullah dan Dony A. S. B. 1991. Formulasi penggunaan kalium permanganate dan bahan penyerapnya untuk Pembuatan pellet pengikat etilen
J.Hort 3:23- 26. Soedibyo M. 1979. Penanganan Pasca Panen Buah-Buahan dan Sayuran Khusus Pengepakan,
Pengangkutan, dan Penyimpanan. Lembaga Penelitian Hortikultura. Pasar Minggu, Jakarta.
Soedibyo. 1980. Pisang Sebagai Komoditi Ekspor dan Beberapa Hasil Olahannya. WartaPertanian No. 60. Departemen Pertanian, Yogyakarta.
29 Soekarto. S. T. 1985. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara
Karya Aksara, Jakarta. 121 hal. Suhardi, Tranggono, Murdjati dan Sudarmanto, 19891990. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen.
PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta. Sunarya, Y. 2009. Kimia Umum. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.
Suter, I.K. 1988. Telaah Sifat Buah Salak di Bali Sebagai Dasar Pembinaan Mutu Hasil. Thesis Fakultas Psca Sarjana, IPB, Bogor.
Tranggono. 1990. Bahan Tambahan Pangan Food Additive. Pusat Antar Universitas. Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta.
Tranggono, 1992. Memperpanjang Umur Simpan Buah Salak Pondoh Dengan Penyimpanan Dalam Atmosfer Terkendali
. Laporan Penelitian, PAU UGM, Yogyakarta. Wills RH. 1981. Postharvest : An Introduction To The Physiology And Handling Of Fruits And
Vegetables. NSW Ltd, Australia.
Winarno, F.G. 1992. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Utama. Winarno, F.G. 2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Hortikultura. Bogor: M-BRIO Press.
Winarno, F.G. dan Aman M. 1979. Fisiologi Lepas Panen. Bogor : Sastra Hudaya. Winarno, F.G, Wiranatakusumah MA. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta : Sastra Hudaya.
Winarno, F.G dan Aman M. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Sastra Hudaya, Jakarta. Wrasiati, L.P. 1997. Pelapisan Lilin Sebagai Upaya Untuk Mempertahankan Kualitas Buah Salak
Bali Segar . Tesis Progam Pascasarjana, UGM, Yogyakarta.
Wuryani, S. 1999. Model Simulasi Pendugaan Umur Simpan Buah Terolah Minimal Dengan Pelapis Edibel dalam Lingkungan Atmosfir : Mangga Arumanis dan Salak Pondoh
. Disertasi. Progam Pasca Sarjana, IPB, Bogor.
Yuanita, M.R. 2012. Aplikasi Kapur Tohor sebagai Bahan Penyerap Karbon Dioksida dan Uap Air pada Penyimpanan Salak.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
30
LAMPIRAN
31
Lampiran 1. Prosedur Analisis
a. Susut bobot