6
2.5 PERANAN ETILEN PADA BUAH
Etilen adalah senyawa yang berbentuk gas pada suhu kamar yang dihasilkan dan dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri untuk proses pertumbuhan dan pematangan hasil pertanian. Gas etilen
C
2
H
4
adalah hormon yang dihasilkan oleh tumbuhan dan merupakan campuran paling sederhana yang mempengaruhi proses fisiologi pada tumbuhan. Proses fisiologi pada tumbuhan diantaranya
susut bobot, perubahan warna kulit, perubahan kadar gula, kekerasan dan lain-lain Winarno dan Aman, 1979. Etilen disebut juga sebagai hormon karena dapat memenuhi persyaratan sebagai
hormon yang dihasilkan oleh tanaman, bersifat mobile dalam jaringan tanaman dan merupakan senyawa organik. Senyawa etilen tidak hanya berpengaruh terhadap proses pematangan, namun juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman Winarno, 2002. Menurut Julianti dan Nurminah 2006, secara umum etilen merupakan bahan yang tidak
diinginkan untuk penyimpanan produk segar, sehingga etilen harus disingkirkan dari lingkungan penyimpanan, hal ini dikarenakan :
Dalam jumlah sedikit, etilen sudah dapat menurunkan mutu dan masa simpan produk Dapat meningkatkan laju respirasi sehingga mempercepat pelunakan jaringan dan kebusukan
buah segar Mempercepat degradasi klorofil yang kemudian akan menyebabkan kerusakan-kerusakan pasca
panen lainnya Trucker di dalam Saputro 2004 menyatakan bahwa gas etilen C
2
H
4
adalah jenis bahan yang digunakan untuk memicu kematangan dengan jumlah dan waktu yang berbeda-beda pada setiap
buah-buahan. Dengan adanya gas etilen yang dihasilkan oleh salak selama penyimpanan menyebabkan kematangan salak terus meningkat sehingga umur simpan salak menjadi pendek.
Keberadaan etilen dalam lingkungan sekitar produk hortikultura harus diikat atau diubah menjadi bentuk yang tidak aktif agar kerusakan produk dapat ditekan sekecil mungkin Sjaifullah dan Dondy,
1991. Usaha mengurangi etilen akan menyebabkan pengurangan laju kematangan dan mempertahankan kesegaran serta memperpanjang umur simpan Pantastico et.al, 1986. Pembentukan
etilen juga dapat dirangsang oleh kerusakan-kerusakan mekanis dan infeksi seperti luka pada kulit buah, sehingga kerusakan mekanis pada buah dapat mempercepat pematangan buah Winarno dan
Aman 1979. Sehingga, kerusakan mekanis pada buah harus dapat diminimalisir sekecil mungkin. Laju produksi etilen berbanding terbalik dengan kematangan, semakin matang suatu buah-
buahan maka laju produksi etilen semakin menurun. Etilen bersifat autokatalitik, yaitu etilen akan mempercepat respirasi dan sekaligus pembentukan etilen didorong oleh respirasi yang giat. Tetapi
perbandingan respirasi dan produksi etilen tidak tetap, karena semakin matang buah maka produksi etilen semakin menurun Pantastico 1986.
Etilen memegang peranan penting dalam fisiologi pasca panen produk hortikultura. Etilen akan menguntungkan ketika meningkatkan kualitas buah dan sayuran melalui percepatan dan
penyeragaman pematangan sebelum dipasarkan, namun etilen memberikan efek yang merugikan dengan meningkatkan laju senesence. Etilen dapat menghilangkan warna hijau pada buah mentah dan
sayuran daun, mempercepat pematangan buah selama penanganan pasca panen dan penyimpanan, serta mempersingkat masa simpan dan mempengaruhi kualitas buah, bunga, dan sayur setelah panen
Santoso dan Purwoko, 1995.
2.6 BAHAN PENYERAP ETILEN DAN KARBONDIOKSIDA